Dari hasil uji reabilitas didapat nilai reabilitas total adalah sebesar 0.904, nilai ini lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,361. Sehingga nilai nilai kuisioner
tersebut cukup reliable dan terpercaya untuk digunakan dalam penelitian.
6.4. Koefisien Korelasi Antara Persepsi Pegawai terhadap Program penilaian tenaga penunjang dengan motivasi kerja Pegawai
Berikut akan dijelaskan koefisien korelasi dari hubungan antara faktor- faktor Persepsi Pegawai terhadap Program penilaian tenaga penunjang
selanjutnya disebut faktor-faktor persepsi terhadap masing-masing faktor motivasi kerja.
6.4.1. Hubungan faktor-faktor persepsi terhadap faktor bantuan atasan dalam pencapaian karir
Berikut akan dijelaskan hubungan antara faktor-faktor persepsi terhadap faktor motivasi Kerja dalam hal ini faktor peningkatan bantuan atasan dalam
pencapaian karir. Dari 85 orang responden sebagian besar 45,88 berpendapat bahwa
atasan membantu dalam membantu pencapaian karir mereka, terlebih lagi sebanyak 10 menyatakan bahwa atasan sangat membantu pencapaian karir
pegawai. Pendapat tersebut adalah dari kalangan pegawai yang memiliki etos kerja bagus, memiliki visi dalam bekerja, serta memiliki motivasi untuk meniti
karir. Sehingga dengan adanya penilaiankinerja secara langsung oleh atasan merupakan kesempatan bagi mereka untuk mendapat nilai bagus yang dapat
membantu meningkatkan nilai kinerja mereka serta menyokong karirnya.
Gambar 5.
Persepsi Responden Mengenai faktor bantuan atasan dalam pencapaian karir.
Sedangkan untuk pernyataan yang negatif sangat kecil yaitu menyatakan atasan kurang membantu dalam pencapaian karir pegawai sebanyak 7,06, dan
1,18 menyatakan atasan sama sekali tidak membantu dalam pencapaian karir pegawai, pegawai dengan pendapat ini adalah dari kalangan yang terbiasa
dengan tradisi kerja santai, seperti kecenderungan motivasi kerja PNS bahwa tingggi ataupun rendah kinerja, mereka akan tetap menerima gaji hal ini
menimbulkan tradisi tersebut. Sehingga bagi pegawai dengan tipe dan pendapat seperti ini penilaiansecara langsung dari atasan terhadap kinerjanya menjadikan
mereka merasa kurang nyaman karena susahnya merubah kebiasaan kerja yang mereka lakukan.
Pendapat lain merupakan pendapat netral yaitu menyatakan atasan cukup membantu dalam pencapaian karir pegawai, pegawai dengan tipe ini
adalah pegawai tipe sedang, artinya tidak malas-malasan dalam bekerja serta tidak terlalu terobsesi dengan karir.
Sedangkan untuk hubungan antara faktor-faktor penilaian tenaga penunjang terhadap faktor bantuan atasan terhadap pencapaian karir dapat
dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Koefisiensi korelasi hubungan faktor-faktor persepsi terhadap faktor bantuan atasan terhadap pencapaian karir.
no faktor persepsi
Koefisien korelasi
Signifikansi
1 Kreatifitas 0,356
0.000 2 Produktifitas
kerja 0.353
0.000 3 Inisiatif
kerja 0.504
4 Tanggung jawab
0.359 0.000
5 ketelitian 0.185
0,045 6
Kecepatan kerja 0.094
0,195 7 kerjasama
0.259 0.008
8 Disiplin kerja
0.238 0.014
Tidak terdapat korelasi yang signifikansi pada taraf 5
.
Terdapat satu faktor persepsi yang tidak mempengaruhi faktor bantuan atasan dalam pencapaian karir, yaitu kecepatan dalam menyelesaikan
pekerjaan, Hal ini disebabkan kebiasaan kerja santai yang dilakukan oleh pegawai PNS sangat kental, para pegawai tidak terbiasa bekerja dengan target
seperti pegawai perusahaan swasta, mereka cenderung berpikir berapapun target pekerjaan terselesaikan gaji yang mereka terima akan tetap sama sesuai
golongan mereka. Demikian kentalnya budaya kerja ini sehingga penerapan faktor bantuan atasan dalam pencapaian karir setelah diberlakukannya program
penilaiankinerja inipun tidak mempengaruhi kebiasaan ini. Ditambah lagi jenjang karir pegawai penunjang yang kurang jelas dan sangat ketat menjadikan para
pegawai malas dan kurang bersungguh-sungguh dalam menempuh jenjang karir. Hubungan lainnya positif dan memiliki keeratan kurang, terdapat satu
hubungan yang paling erat yaitu hubungan faktor inisiatif kerja dengan koefisien korelasi sebesar 0,504, artinya 50,4 inisiatif kerja pegawai dipengaruhi oleh
peningkatan bantuan atasan dalam pencapaian karir.
6.4.2. Hubungan faktor-faktor persepsi terhadap faktor peningkatan penghargaan dan Balas Jasa Institusi
Tang gapan responden tentang kepuasan terhadap penghargaan dan balas Jasa yang
diberikan Institusi sebagian besar adalah netral, pegawai merasa penghargaan
dan Balas Jasa Institusi cukup memuaskan bagi mereka yaitu sebanyak 47,06,
pendapat ini adalah dari kalangan pegawai yang tidak terlalu peduli dengan hal ini, merasa dengan target kerja cukup memenuhi kewajiban saja, serta merasa
sudah cukup bekerja walau hanya dengan menikmati uang gaji saja tanpa harus mencari tambahan, sehingga bagi mereka ada dan tidaknya hal ini sama saja.
Gambar 6. Persepsi Pegawai mengenai faktor peningkatan penghargaan dan balas jasa dari institusi
Pend apat lain adalah kurang memuaskan merupakan pendapat responden kedua
terbanyak yaitu sebesar 42,35. Terlebih lagi tidak memuaskan sebesar 2,35. Pendapat negatif ini dikarenakan pegawai merasa pendapatan lebih dari
kelebihan jam kerja terlalu kecil, dan bagi mereka kurang atau bahkan tidak memuaskan. Demikian juga dengan penghargaan yang di terima oleh mereka
karena kinerjanya tidak memuaskan mereka, dalam hal ini Institusi lebih bagus jika memberikan banyak penghargaan atas beberapa prestasi kinerja, seperti
dalam rangka pemberian penghargaan pegawai teladan diperbanyak jumlah penerimanya dan kriteria prestasinya di tambah.
Pend apat lainya adalah memuaskan sebesar 7,06 dan sangat memuaskan sebesar
1,18 berasal dari pegawai yang rajin dan memiliki motivasi kerja tinggi, memiliki semangat kerja dan merasa cukup dengan balas jasa dari Institusi.
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi antara faktor-faktor persepsi dengan faktor
peningkatan penghargaan dan Balas Jasa Institusi setelah program penilaian kinerja sebaian besar tidak memiliki hubungan yaitu sebanyak enam dari delapan
faktor penilaian tenaga penunjang kerja tidak mempengaruhi peningkatan penghargaan dan Balas Jasa Institusi.
Tabel 11 memperlihatkan koefisien korelasi hubungan antara faktor-faktor penilaian
tenaga penunjang terhadap peningkatan penghargaan dan Balas Jasa Institusi setelah penerapan program penilaian kinerja.
Tabel 11. Koefisiensi korelasi hubungan faktor-faktor persepsi terhadap
Peningkatan dan Balas Jasa dari Institusi.
no Faktor persepsi
Koefisien korelasi
Signifikansi
1 Kreatifitas 0.265
0.007 2 Produktifitas
kerja 0.029
0.394 3 Inisiatif
kerja 0.193
0.038 4 Tanggung
jawab 0.169
0.061 5 ketelitian
0.177 0.053
6 Kecepatan kerja
0.086 0.215
7 kerjasama 0.103
0.174 8 Disiplin
kerja 0.112
0.153
Tidak terdapat korelasi yang signifikansi pada taraf 5
.
Dua faktor penilaian persepsi yang memiliki hubungan positif dengan peningkatan
penghargaan dan Balas Jasa Institusi adalah faktor kreatifitas dan inisiatif kerja,
hubungan inipun sangat tidak erat yaitu hanya memiliki koefisien korelasi masing-masing sebesar 26,5 dan 19,3, secara umum dapat di simpulkan bahwa
faktor-faktor penilaian tenaga penunjang tidak memiliki pengaruh terhadap faktor peningkatan penghargaan dan Balas Jasa Institusi.
6.4.3. Hubungan faktor-faktor persepsi terhadap faktor peningkatan