Hubungan faktor-faktor persepsi terhadap peningkatan status dan pengakuan dari Institusi

yang memiliki tingkat keeratan yang sedang dalam hubungan ini dengan koefisien korelasi 0,409 dan 0,41, sedangkan empat faktor sisanya memiliki keeratan kurang dalam hubungan ini. Secara umum dapat disimpulkan bahwa persepsi pegawai terhadap penerapan penilaian tenaga penunjang memiliki hubungan yang kurang erat terhadap peningkatan pengalaman pekerjaan.

6.4.8. Hubungan faktor-faktor persepsi terhadap peningkatan status dan pengakuan dari Institusi

Penin gkatan status tidak hanya berupa peningkatan jabatan, upah gaji, maupun pangkat dan golongan, akan tetapi pemberian kepercayaan, amanat, dan tanggung jawab terhadap pegawai tertentu bisa merupakan sebuah peningkatan pengakuan dari Institusi. Pada satu kasus bisa jadi pemberian beban kerja yang banyak kepada kalangan pegawai tertentu merupakan peningkatan status pengakuan dari Institusi bagi pegawai tersebut jika pegawai tersebut menikmati pekerjaannya, dan merasa mendapat amanat menjalankan pekerjaan tersebut, peran atasanlah yang dominan dalam mengolah Sumberdaya manusia dalam hal ini. Jawaban responden terhadap pernyataan ini diperlihatkan dalam grafik berikut. Gambar 12. Hasil Jawaban Responden Mengenai peningkatan pengakuan dari Institusi. Dari hasil wawancara dengan responden mengenai kepuasan responden dengan status dan pengakuan yang diberikan oleh Institusi, sebagian besar responden 55,29 berpendapat netral yaitu memberikan tanggapan cukup puas. Hal ini berarti responden tersebut tidak merasakan adanya perubahan status pengakuan dari Institusi sebelum atau sesudah penerapan pogram penilaiankinerja. Pendapat lainnya adalah tanggapan positif yaitu responden dengan jawaban puas sebanyak 24,7, serta jawaban sangat puas sebanyak 3,53, responden dengan tanggapan positif ini adalah responden yang berpendapat bahwa dengan penerapan program penilaian kinerja, penilaian kinerja yang langsung dilakukan oleh atasan merupakan bentuk penilaian kinerja yang paling tepat, karena atasan adalah yang paling mengetahui kinerja dari setiap pegawai bawahannya. Dengan penerapan ini pegawai merasa lebih di hargai usahanya dalam menjalankan amanat pekerjaan dan merasa statusnya sebagai pegawai lebih dihargai. Jawa ban lain adalah tanggapan negatif yaitu responden dengan jawaban kurang puas sebanyak 15.29, bahkan satu orang responden merasa sama sekali tidak puas. Tanggapan ini berasal dari responden yang merasa penilaian kinerja adalah bentuk ketidak percayaan insitusi terhadap kerja mereka, mereka berpendapat bentuk usaha peningkatan Sumberdaya manusia seperti ini kurang cocok diterapkan di Institusi seperti IPB, karena satus pegawai IPB adalah PNS yang diberi gaji oleh pemerintah bukan oleh IPB sebagai perusahaan. Dalam hal ini alangkah lebih tepatnya anggaran untuk SDM disalurkan ke program peningkatan SDM dalam bentuk lain misalkan peningkatan kualitas SDM pegawai itu sendiri secara menyeluruh, baik pegawai sebagai unsur pelaksana maupun kemampuan manajemen dan kepemimpinan bagi para atasan. Berik ut koefisien korelasi dari hubungan antara faktor-faktor persepsi dengan faktor peningkatan status dan pengakuan dari Institusi. Tabel 17. Koefisiensi korelasi hubungan faktor-faktor persepsi dengan faktor peningkatan status dan pengakuan dari Institusi. Tidak terdapat korelasi yang signifikansi pada taraf 5 . no Faktor persepsi Koefisien korelasi Signifikansi 1 Kreatifitas 0.35 0.001 2 Produktifitas kerja 0.289 0.004 3 Inisiatif kerja 0.362 0.001 4 Tanggung jawab 0.329 0.001 5 ketelitian 0.166 0.065 6 Kecepatan kerja 0.129 0.120 7 kerjasama 0.274 0.006 8 Disiplin kerja 0.279 0.005 Dari total hubungan faktor-faktor persepsi terhadap peningkatan status dan pengakuan dari Institusi, terdapat dua faktor persepsi yang tidak memiliki hubungan dengan faktor ini yaitu faktor ketelitian kerja dan kecepatan kerja. Yang berarti adanya peningkatan ketelitian dan kecepatan kerja tidak berpengaruh terhadap peningkatan status dan pengakuan dari Institusi. Keenam faktor penilaian tenaga penunjang lainnya memiliki hubungan yang positif dengan faktor peningkatan status dan pengakuan dari Institusi, namun hubungan positif ini memiliki keeratan yang kurang dengan koefisien korelasi rata-rata 0,31. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penilaian tenaga penunjang kurang memiliki pengaruh terhadap peningkatan status dan pengakuan dari Institusi setelah penerapan penilaiankinerja.

6.5. Implikasi terhadap Motivasi Kerja Pegawai