Hubungan terhadap faktor kepuasan terhadap kebijakan institusi

adanya penilaianlangnsung dari atasan menjadikan kurangnya rasa nyaman pegawai yang memiliki masalah merubah kebiasaan kerja santai tersebut. Dari hubungan antara faktor-faktor penilaian tenaga penunjang terhadap faktor peningkatan kenyamanan lingkungan kerja, lima faktor diantaranya tidak memiliki hubungan, artinya peningkatan kenyamanan lingkungan kerja tidak dipengaruhi oleh kelima faktor penilaian tenaga penunjang tersebut, kelima faktor penilaian tenaga penunjang tersebut adalah kreatifitas, inisiatif kerja, tanggung jawab, kecepatan kerja, dan disiplin kerja. Terd apat hanya tiga faktor persepsi yang mempengaruhi faktor peningkatan kenyamanan lingkungan kerja, faktor tersebut adalah produktifitas kerja, ketelitian kerja, dan kerjasama. Secara umum dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor persepsi sangat kurang memiliki pengaruh terhadap faktor peningkatan kenyamanan lingkungan kerja. Hal itu terlihat dari hanya tiga dari delapan faktor yang memiliki hubungan positif dengan faktor peningkatan kenyamanan lingkungan kerja, itupun dengan nilai keeratan yang kurang.

6.4.5. Hubungan terhadap faktor kepuasan terhadap kebijakan institusi

Dari 85 responden yang diminta pendapat tentang kepuasan mereka terhadap terhadap kebijakan institusi, sebagian besar yaitu sebanyak 45,88 merasa kurang puas dengan hal ini, bahkan satu orang responden menyatakan tidak puas. Tanggapan negatif terhadap pernyatan ini dikarenakan responden tersebut kurang puas terhadap kebijakan institusi, responden berpendapat kebanyakan kebijakan yang dikeluarkan institusi tidak tepat, seperti kebijakan program penilaian tenaga penunjang itu sendiri, beberpa orang responden yang diwawancara berpendapat penilaianlangsung oleh atasan terhadap bawahan bisa jadi merupakan suatu hal yang subyektif, ada unsur kepentingan pribadi maupun golongan dari atasan terhadap pegawai bawahan kalangan tertentu sehingga mempengaruhi objektifitas penilaian, demikian juga terhadap absensi finger print, beberapa responden berpendapat absen ini hanya menilai waktu datang dan pulang, bagaimana dengan produktifitas antara waktu tersebut, pada kenyataannya ada responden yang sering tidak ada ditempat kerja selama jam kerja dan bukan dalam rangka melaksanakan dinas di luar kantor, sehingga responden merasa program ini masih kurang tepat juga. Gambar 9. Persepsi Responden mengenai Kepuasan terhadap kebijakan institusi. Pend apat lainnya yang persentasenya lumayan besar adalah merasa cukup puas, tanggapan ini bersifat netral jumlah responden yang memberikan tanggapan ini sebanyak 42,35, mereka adalah dari kalangan yang kurang peduli terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan institusi, dengan ada ataupun tidaknya kebijakan-kebijakan ini bagi mereka sama saja. Biasanya responden dengan pendapat ini dari kalangan yang merasa merasa puas cukup dengan memenuhi kewajiban kerja, kurang memiliki motivasi meraih karir dan jabatan, merasa cukup dengan pendapatan gaji dan tunjangan pokok saja tanpa perlu mencari uang tambahan. Tang gapan lainnya bersifat positif yaitu merasa puas sebanyak 9,41 dan sangat puas sebanyak 1,18, pendapat ini berasal dari kalangan setuju terhadap seluruh kebijakan institusi dibidang sumberdaya manusia seperti terhadap persepsi bahwa atasan adalah orang yang paling cocok untuk menilai kinerja pegawai, karena atasan yang paling banyak tahu dengan kinerja dari pegawai bawahannya. Tabel 14. Koefisiensi korelasi hubungan faktor-faktor persepsi dengan faktor kepuasan terhadap kebijakan institusi. no Faktor persepsi Koefisien korelasi Signifikansi 1 Kreatifitas 0.355 0.000 2 Produktifitas kerja 0.104 0.172 3 Inisiatif kerja 0.219 0.022 4 Tanggung jawab 0.308 0.002 5 ketelitian 0.161 0.070 6 Kecepatan kerja 0.037 0.368 7 kerjasama 0.152 0.083 8 Disiplin kerja 0.214 0.025 Tidak terdapat korelasi yang signifikansi pada taraf 5 . Dari hasil perhitungan spearman menunjukan bahwa empat dari delapan faktor persepsi tidak memiliki hubungan dengan kepuasan terhadap kebijakan institusi. Hal itu terlihat dari nilai probabilitas yang dihasilkan lebih besar dari lima persen α = 0,05. Keempat faktor persepsi tersebut adalah produktifitas kerja, ketelitian kerja, kecepatan kerja, dan kerjasama. Ke empat faktor persepsi lainnya memiliki hubungan positif, namun hubungan tersebut memiliki keeratan yang kurang dengan koefisien korelasi rata-rata sebesar 0,274, yang artinya faktor-faktor persepsi hanya memiliki pengaruh sebesar 27,4 terhadap kepuasan pegawai terhadap kebijakan institusi.

6.4.6. Hubungan faktor-faktor persepsi terhadap peningkatan tantangan