2.3.3. Content Theory and Process Theory
Teori motivasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu teori kepuasan content theory dan teori proses process theory. Teori kepuasan mendasarkan
pada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mereka mau melakukan aktifitasnya. Teori ini mencoba mengetahui kebutuhan apa yang
dapat memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja seseorang. Menurut teori motivasi proses daya penggerak yang memotivasi
semangat kerja terkandung dari harapan yang akan diperolehnya. Jika harapannya menjadi kenyataan, pekerja cenderung meningkatkan kualitas
kerjanya. Teori motivasi yang dikenal sebagai teori harapan atau Expectancy Theory. Teori ini menyatakan bahwa seseorang bekerja untuk merealisasikan
harapan-harapannya dari pekerjaan itu.
2.3.4. Mc Gregor’s X and Y Theory
Mc Gregor memperkenalkan dua jenis individu yang menjalani pandangan teori X dan teori Y yang beranggapan bahwa teori X yang dasarnya
otoriter dipegang oleh sebagian besar manajer industri dalam masyarakat kita. Jika manajer memegang pandangan teori X kemungkinan manajer untuk
mengelola perusahaan memiliki sifat atau ciri-ciri sebagai berikut : 1. Manajer bertanggung jawab pada keputusan dan rencana yang dibuat
perusahaan. 2. Jika manajer tidak bertindak, pegawai tidak akan banyak bekerja, oleh karena
itu manajer bertanggung jawab terhadap motivasi pegawai. 3. Manajer tidak dapat mempercayai pegawai dengan keputusan-keputusan.
Jika manajer memegang teori Y untuk mengelola perusahaan, maka kemungkinan manajer mengikuti cara-cara sebagai berikut ini :
1. Manajer dapat menyerahkan keputusan-keputusan untuk mutu yang rendah. 2. Dengan seringnya pergantian manajer pegawai tidak akan giat bekerja.
3. Manajer menunjukan kemampuan yang tinggi untuk mengembangkan, menerima tanggung jawab dan memotivasi diri sendiri, oleh karena itu
manajer tidak harus melakukan pekerjaan dalam kondisi yang benar untuk membawa semua kemampuannya.
4. Manajer dapat mempercayai pegawainya atau bawahannya. Menurut Mc Gregor ciri-ciri pegawai penganut teori X adalah :
1. Rata-rata pegawai malas dan tidak suka bekerja. 2. Umumnya pegawai tidak berambisi untuk mencapai prestasi yang optimal
dan selalu menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara mengkambing hitamkan orang lain.
3. Pegawai lebih suka dibimbing, diperintah, dan diawasi dalam melaksanakan pekerjaanya.
4. Pegawai lebih mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan tujuan organisasi.
Menurut teori X, untuk memotivasi pegawai harus dilakukan dengan cara yang ketat, dipaksa dan diarahkan supaya mereka mau bekerja sungguh-
sungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung kepada motivasi negatif, yaitu dengan menerapkan peraturan dan hukum yang tegas. Tipe
kepemimpinan teori X adalah tipe otoriter. Sedangkan gaya kepemimpinannya berorientasi kepada prestasi kerja Hasibuan, 2006.
Sedangkan ciri-ciri untuk pegawai yang menganut teori Y adalah : 1. Rata-rata pegawai rajin dan bersungguh-sungguh, bekerjasama wajarnya
dengan bermain-main dan beristirahat. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak pegawai yang merasa tidak betah dan kesal jika
tidak bekerja. 2. Lazimnya pegawai dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk
dapat mencapai prestasi kerja yang optimal. Mereka kreatif dan inovatif untuk mendapatkan metode kerja yang baik.
3. Pegawai selalu berusaha mencapai sasaran organisasi dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu. Organisasi seharusnya memungkinkan
pegawai untuk mewujudkan potensinya sendiri dengan memberikan sumbangan pada tercapainya sasaran perusahaan.
Menurut teori Y, untuk memotivasi pegawai hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi pegawai dan kerja sama.
2.4. Penelitian Terdahulu