Perkembangan IPB Secara Umum

V. GAMBARAN UMUM INSTITUSI

5.1. Perkembangan IPB Secara Umum

Pada awalnya berdirinya tanggal 1 september 1963 IPB hanya terdiri dari lima Fakultas yaitu Fakultas Pertanian, Kedokteran Hewan, Perikanan, Peternakan, dan kehutanan. Pendirian IPB yang secara sah berdasarkan Keputusan Menteri PTIP No. 911963 ini kemudian diperkuat oleh Keputusan Presiden RI No. 279 tahun 1965. kemudian 1964 menyusul mulai dibuka Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. Pada tanggal 28 Juli 1979 dibentuk panitia persiapan pembukaan Fakultas Sains dan Matematika FSM yang diketuai oleh Dr. Ir. M. Anwar Nur, dan sekretaris Dr. Ir. Barizi, MES berdasarkan Keputusan Rektor No. 076 tahun 1979 tanggal 28 Juli 1979, yang ditindak lanjuti dengan Keputusan Rektor No. 078 tahun 1980 terbentuklah Fakultas Sains dan Matematika. Kemudian pada tahun 2000 berdiri Fakultas Ekonomi dan Manajemen FEM IPB yang disahkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor IPB Nomor : 059K13.12.1OT2001. Fakultas Ekonomi dan Manajemen FEM telah dirintis sekitar 10 tahun yang lalu, namun baru dapat terealisasi tahun 2000. FEM adalah Fakultas Pertama yang dibentuk pasca IPB mengemban status BHMN, menyusul berikutnya berdiri Fakultas Ekologi Manusia pada tahun 2005. Pembentukan FEM dan FEMA berlandaskan IPB sebagai Badan Hukum Milik Negara yang berazaskan kebebasan akademik, otonomi keilmuan, profesionalisme dan keterbukaan. Pada tahun 2000 berdasarkan PP No. 1542000 IPB resmi menjadi Perguruan Tinggi-Badan Hukum Milik Negara PT-BHMN bersama-sama dengan UI, ITB, dan UGM. Pemberian status BHMN ini bukan merupakan swastanisasi akan tetapi merupakan pemberian kewenangan untuk mengelola Sumberdaya yang dimiliki guna meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan kualitas penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi academic excellence. Dengan mengemban status BHMN diharapkan IPB segera mencapai visinya sebgai Perguruan Tinggi bertaraf internasional dan sebagai pelopor dalam revitalisasi pertanian dan ekonomi pedesaan, dan riset di sektor pertanian termasuk bioteknologi. Dalam hal ini IPB melakukan banyak pembenahan diantaranya adalah melakukan rekayasa ulang terhadap program pendidikan, penataan organisasi, manajemen keuangan, manajemen fasilitas, sinergitas penelitian, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan kegiatan pembangkitan pendapatan income generating activities non SPP. IPB berpendapat pemberian ilmu-ilmu pertanian dan biosains sangat penting bagi putra-putri Indonesia, maka dari itu sampai saat ini IPB memberikan kesempatan itu kepada seluruh putra-putri terbaik bangsa melalui program penerimaan mahasiswa baru yaitu sekitar 70 persen direkrut dari jalur USMI dari sekitar 1500 SMU di seluruh Indonesia. Sedangkan sisanya 30 persen berasal dari Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru SPMB, Jalur Prestasi Internasional dan Nasional PIN, serta jalur Beasiswa Utusan Daerah BUD. Dengan dijadikannya pertanian sebagai platform pembangunan ekonomi nasional, secara langsung merupakan tantangan IPB dalam merespon hal tersebut. Untuk itu IPB dalam hal ini melakukan penataan internal dalam program pendidikan, program pendidikan pertanian yang dilaksakanan bukan dalam arti on farm saja tetapi pertanian dalam arti luas yang meliputi seluruh kegiatan agribisnis, agroindustri, agroservis, agrowisata baik dalam bidang perikanan, kelautan, peternakan, pertanian, kehutanan, dan kesehatan. Oleh karena itu kompetensi atau kepakaran yang ada di IPB saat ini sangat beragam, mulai dari ilmu-ilmu pengetahuan alam, geofisika, statistika, sosial, ekonomi, manajemen, lingkungan, pengembangan wilayah, engineering, teknologi pangan, budidaya, teknologi informasi, bioteknologi, dan masih banyak lagi. Hal ini dilaksanakan guna menghasilkan produk dan lulusan yang berkualitas dan benar-benar dibutuhkan dimasa mendatang oleh semua pihak. Dalam menjalankan program pendidikannya IPB didukung oleh 120 profesor, 575 staf bergelar doktor dan 523 bergelar master lulusan dari berbagai universitas di seluruh dunia. Dalam rangka menyongsong status BHMN dan otonomi yang didukungn dengan fasilitas yang memadai dan staff pengajar yang berkualitas, IPB mulai melakukan perombakan sistem pendidikannya, pada tahun akademik 20052006 IPB merubah kurikulum pendidikannya dari kurikulum nasional 1994 menjadi kurikulum mayor-minor. Pada kurikulum ini dimungkinkan mahasiswa yang terdaftar di mayor pada departemen tertentu memiliki kesempatan untuk mengambil minor pada departemen lain di seluruh IPB atau mengambil supporting courses untuk melengkapi jumlah SKS tingkat sarjana yaitu sekitar 144 SKS. Diharapkan dengan kurikulum ini kompetensi lulusan beragam, tidak hanya pada satu bidang tertentu saja.

5.2. Lokasi Rektorat IPB