III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
Sumberdaya Manusia yang merupakan salah satu faktor penentu efektivitas dan efisiensi dalam pemakaian seluruh sumberdaya yang digunakan
perusahaan. Karenanya memerlukan perhatian yang khusus termasuk pengalokasiannya, agar tujuan suatu perusahaan dapat tercapai. Upaya tersebut
dapat direalisasikan dengan memperhatikan motivasi, kinerja pegawai, dan kedisiplinan. Salah satunya yaitu menerapkan sistem penilaian langsung oleh
atasan terhadap kinerja bawahan. Dala
m rangka menghadapi status ototomi kampus Rektorat Institut Pertanian Bogor sebagai pusat kegiatan dan manajemen dari seluruh lingkungan Institut
Pertanian Bogor dituntut lebih profesional dalam memanfaatkan dan mengalokasikan Sumberdaya Manusianya. Dengan visi IPB ”Menjadi perguruan
tinggi bertaraf internasional dalam pengembangan Sumberdaya Manusia dan IPTEKS dengan kompetensi utama di bidang pertanian tropika” dan misi :
1. Menyelengarakan pendidikan tinggi yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat kini dan mendatang.
2. Pengembangan IPTEKS ramah lingkungan melalui penelitian
pendayagunaan IPTEKS. Meningkatkan kesejahteraan umat manusia melalui penerapan dan pendayagunaan IPTEKS.
3. Terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan hak asasi manusia.
Diharapkan mampu mencapai tujuan institusi sebagai salah satu perguruan tinggi bertaraf internasional di Indonesia.
Sebagai salah satu Institusi yang mendapatkan status BHMN bersama perguruan tinggi lainnya yaitu ITB, UI, dan UGM, IPB dituntut melakukan
peningkatan kualitas dan produktivitas Sumberdaya Manusia yang ada di dalamnya agar dapat mencetak manusia yang berkualitas dan mempertahankan
posisinya sebagai lembaga pendidikan yang bercitra tinggi di Indonesia. IPB melakukan upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Sumberdaya Manusia yang dimilikinya. Salah satu cara yang ditempuh adalah menerapkan kedisiplinan dengan program penilaian kinerja pegawai melalui
Laporan Penilaian Penunjang. Mend
apatkan status BHMN merupakan amanat yang sangat berat bagi Institut Pertanian Bogor, karena disamping tugas sebagai perguruan tinggi formal juga
dengan status ini profesionalisme dituntut, semua perbaikan diserahkan pada interen institusi sehingga berbagai cara harus dilakukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan pendidikan kepada mahasiswa. Hal tersebut tidak bisa dilakukan apabila Sumberdaya Manusianya tidak memiliki kedisiplinan, semangat kerja,
motivasi, dan kinerja yang tinggi. Kondisi ini akan mengancam produktifitas kerja dan merugikan institusi.
Berd asarkan uraian diatas sudah saatnya Institut Pertanian Bogor melakukan
perbaikan kinerja. Salah satu caranya dengan membantu para kepala bagian dan kepala tata usaha mengontrol dan memiliki wewenang menilai kinerja pegawai
dan hasilnya menjadi tolak ukur penilaian bagi direktorat Sumberdaya Manusia dan Administrasi Umum IPB sebagai pengelola SDM di IPB. Sehingga
diharapkan dapat memacu semangat pegawai setidaknya patuh terhadap pimpinan mereka dan akan mendorong kinerja pegawai IPB secara umum.
Lembar Laporan Penilaian Penunjang terlampir pada lampiran.
Langkah pertama yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah mempelajari strategi yang dilakukan oleh direktorat SDM dan AU-IPB dalam
meningkatkan motivasi kerja terhadap staffnya, dimana yang dilakukan oleh SDM dan AU-IPB melakukan penilaian kinerja melalui laporan penilaian tenaga
penunjang. Tahap berikutnya merumuskan faktor-faktor penilaian tenaga penunjang untuk kemudian dilakukan pengamatan terhadap persepsi staff
penunjang yang berstatus PNS mengenai penerapan penilaian penunjang tersebut, dengan tujuan melihat apakah ada hubungan antara penerapan
penilaian penunjang terhadap motivasi kerja pegawai. Keberadaan Sumberdaya Manusia di suatu organisasi sangat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Demikian halnya di lingkungan Rektoat IPB tentunya pencapaian tujuan sesuai moto ”Mencari dan
Memberi yang Terbaik” yang ditetapkan akan sangat memerlukan Sumberdaya Manusia yang memiliki komitmen dalam kinerjanya.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional