Model Probit Penelitian–penelitian Terdahulu

membantu kawan sebaya membedakan kesalahan yang disebabkan oleh moral hazard dan yang diakibatkan guncangan negatif perorangan Karlan, 2001.

2.6. Model Probit

Menurut Gujarati 1997, penggunaan model Probit yaitu untuk menjelaskan perilaku suatu variabel tak bebas dependent yang dummy atau dichotomous . Variabel dependennya bernilai 0 atau 1. Modelnya secara sederhana sebagai berikut: Y i = α + β X i + U i 3 Y i bersifat dikotomi sebagai fungsi linear dari variabel yang menjelaskan X i , E Y i X i merupakan harapan bersyarat dari Yi untuk Xi tertentu. Sedangkan menurut Koop 2003, model Probit digunakan ketika variabel dependennya berupa data kualitatif sebagai dummy yang bernilai 0 dan 1. Ketika individu membuat sebuah pilihan diantara dua pilihan, secara ekonomi akan dirumuskan dengan fungsi utilitas. Jika utilitas dari individu i adalah U ji untuk J = 0,1. Individu akan memilih 1 jika U 1i U 0i dan sebaliknya jika pilihannya 0. Dengan demikian pilihan tergantung dari perbedaan utilitas. Model Probit mengasumsikan perbedaan utilitas ini mengikuti regresi linear normal yang dinyatakan sebgai berikut: Y i = Xi ’ β + ε i 4 ahli ekonomi tidak meninjau Y i secara langsung, tetapi hanya pilihan yang sebenarnya dibuat oleh individu i. Goldberger dalam Maddala 1994 mengasumsikan adanya variabel respon yang mendasar yaitu Y i di dalam model analisis Probit yang didefinisikan oleh hubungan regresi sebagai berikut: Y i = β x i + U i 5 Menurut Maddala 1994 dalam prakteknya Y i tidak dapat diobservasi. Sedangkan yang dapat kita observasi adalah variabel Dummy Y yang didefinisikan sebagai berikut: Y = 1 jika Y i Y = 0 jika sebaliknya Prob Y i = 1 = Prob U i - β X i = 1- F - β X i Nilai pengamatan dari Y dalam model Probit ini hanya dapat direalisasikan sebagai sebuah proses binomial dengan probabilitas seperti diatas. Oleh karena itu kemungkinan fungsinya adalah: L = П yi = 0 F- β X i П yi = 1 [ 1 – F - β X i ] 6

2.7. Penelitian–penelitian Terdahulu

Grootaert 1999 mengestimasi secara empiris bagaimana social capital mempengaruhi kesejahteraan dan kemiskinan di Indonesia. Fokus penelitiannya anggota rumah tangga dalam perkumpulan lokal terutama aspek dari social capital yang relevan dengan keputusan rumah tangga sehari-hari yang mempengaruhi kesejahteraan dan konsumsi. Untuk mengestimasi bagaimana social capital berkontribusi pada kesejahteraan rumah tangga, Grootaert menggunakan model bentuk reduksi dari kesejahteraan rumah tangga yang mengontrol karakteristik lokasi dan rumah tangga yang relevan. Grootaert mengukur social capital dengan enam dimensi, yaitu kepadatan anggota, heterogenitas internal dari perkumpulan umur, jenis kelamin, pendidikan, agama dan sebagainya, kehadiran pertemuan, partisipasi aktif dalam membuat keputusan, pembayaran yang seharusnya, dan orientasi perkumpulan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rumah tangga dengan social capital yang tinggi menghabiskan lebih banyak pendapatan, mereka juga memiliki lebih banyak aset, lebih banyak tabungan, dan lebih baik dalam mengakses kredit. Karlan 2001 melakukan penelitian tentang tingkat repayment dengan membandingkan kelompok organisasi FINCA-Peru yang sebelumnya sudah terbentuk uninvited dengan kelompok baru yang sengaja diundang invited. Alat analisis yang digunakan dengan metode OLS dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitiannya menyimpulkan kelompok uninvited memberikan tingkat repayment dan tingkat saving yang lebih baik dibandingkan kelompok yang diundang invited. Adanya social capital terbukti mengurangi moral hazard dan kesalahan yang diakibatkan negative personal shock. Rupasingha, Goetz, dan Freshwater 2002 melakukan penelitian untuk melihat pengaruh social capital terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan metode analisis linear. Penelitian ini mengukur social capital melalui indikator kepadatan anggota organisasi, rata-rata tingkat kejahatan, pemberian amal sosial, dan partisipasi dalam memberikan suara. Hasilnya menunjukkan bahwa social capital merupakan faktor yang penting untuk pertumbuhan ekonomi di negara Amerika. Mereka menemukan bukti signifikan bahwa pendapatan per kapita tumbuh dengan cepat di negara Amerika dengan tingkat social capital yang tinggi. Bastelaer dan Leathers 2006 melakukan penelitian pada tahun 1998 - 2000. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder dengan menggunakan metode OLS. Penelitian ini meneliti faktor yang mempengaruhi high repayment yang dilakukan oleh kelompok yang meminjam benih di Zambia Selatan. Hasilnya menemukan diantara faktor yang mempengaruhi, yaitu ukuran grup merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat repayment. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa semakin kecil grup tingkat interaksinya semakin kuat sehingga menunjukkan adanya social capital berpengaruh signifikan terhadap repayment rate dari kredit yang diberikan. Penelitian mengenai BMT juga salah satunya pernah dilakukan oleh Aryati 2006 yang menganalisis permintaan dan efektifitas pembiayaan usaha kecil pada lembaga keuangan mikro syariah. Dengan menggunakan metode OLS didapatkan hasil bahwa pembiayaan dipengaruhi secara nyata oleh faktor ekonomi skala usaha, faktor non ekonomi lama menjadi nasabah dan jenis usaha. Variabel biaya peminjaman berkorelasi negatif terhadap permintaan pembiayaan. Efektifitas penyaluran pembiayaan berdasarkan penelitian di KBMT Khidamatul Ummah, Kecamatan Cibungbulang dikategorikan cukup efektif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini meninjau indikator social capital yang terdapat pada lembaga keuangan mikro syariah khususnya di BMT Baitul Maal wat Tamwil. Penelitian ini mengambil studi kasus KBMT Wihdatul Ummah sebagai salah satu lembaga keuangan mikro syariah di Kota Bogor dengan menghubungkan antara social capital dan repayment rate serta melihat perbedaan indikator social capital yang terdapat pada pembiayaan secara perorangan dan kelompok.

2.8. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Identifikasi Risiko Operasional Bidang Pembiayaan pada Lembaga Keuangan Mikro (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah)

0 19 101

Analisis efektivitas kredit Ukm (Studi kasus Ukm Nasabah Kbmt Binaul Ummah Kelurahan Pamoyanan, Bogor Selatan)

0 29 96

Analisis Persepsi Petani terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus Di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

9 49 131

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiyaaan Syariah untuk UMKM Agribisnis pada KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor

5 48 102

Kajian terhadap Manajemen Risiko Pembiayaan pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah, KBMT Wihdatul Ummah

2 50 260

Analisis Dampak Pembiayaan Syariah Terhadap Perkembangan Omset Usaha Mikro Sektor Perdagangan (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor)

2 15 53

ANALISIS PERANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) BERBASIS SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA (Studi Kasus : Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Prima Tani Kecamatan Baso).

0 1 27

PEMAHAMAN NASABAH TERHADAP KONTRAK SYARIAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR

0 0 15

MODEL PENDEKATAN MODAL SOSIAL KELOMPOK PEMINJAM UNTUK OPTIMALISASI REPAYMENT RATE PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO-SWADAYA MASYARAKAT (SOCIAL CAPITAL APPROACHING MODEL OF THE LENDING GROUP FOR REPAYMENT RATE OPTIMIZATION ON COMMUNITY’S MICROFINANCE INSTIT

0 0 7

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH) - Test Repository

0 1 141