Analisis Perbedaan Pembiayaan pada Kredit Perorangan dan Kredit

5.3.1. Analisis

Crosstabs Hubungan Skema Kredit dan Status Keanggotaan Nasabah KBMT Wihdatul Ummah berdasarkan status keanggotaannya dibedakan menjadi mitra, calon anggota, anggota angkatan kedua, dan anggota angkatan pertama. Berdasarkan Tabel 5.8, sebagian besar kredit perorangan berstatus sebagai mitra dan anggota angkatan pertama 28,2 persen. Status keanggotaan pada kredit kelompok sebagian besar berstatus sebagai mitra 70,8 persen. Hal ini menunjukkan kredit perorangan lebih baik jika dilihat dari status keanggotaannya karena untuk menjadi anggota KBMT Wihdatul Ummah harus melewati beberapa tahap, yaitu menjadi mitra selama satu tahun, memiliki prestasi repayment rate yang baik, mengikuti pelatihan dan pertemuan rutin. Ada juga responden nasabah KBMT Wihdatul Ummah yang memiliki repayment rate yang baik tetapi tidak bersedia menjadi anggota, karena tidak mau terikat dan tidak ada waktu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan atau pertemuan yang diadakan. Tabel 5.8. Analisis Crosstabs Hubungan Skema Kredit dan Status Keanggotaan Skema Kredit Perorangan Kelompok Status Keanggotaan Jumlah orang Persen Jumlah orang Persen Mitra 11 28,2 17 70,8 Calon anggota 10 25,6 2 8,3 Anggota angkatan kedua 7 17,9 1 4,2 Anggota angkatan pertama 11 28,2 4 16,7 Total 39 100 24 100 Sumber: Data Primer, diolah 2007. Salah satu perbedaan sistem penyaluran kredit di KBMT Wihdatul Ummah dengan perbankan adalah adanya skema kredit yang diberikan kepada nasabah pembiayaan perorangan dan nasabah pembiayaan kelompok. Pembentukan kelompok dapat dilakukan oleh KBMT Wihdatul Ummah sendiri atau dapat diajukan oleh nasabah perorangan yang bersedia membentuk kelompok. Kelompok yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah kelompok Ciomas dan kelompok Kebun Jahe. Kelompok tersebut secara sengaja dibentuk oleh KBMT Wihdatul Ummah. Pengajuan kredit dengan kelompok memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pengajuan kredit perorangan, yaitu dapat mengajukan kredit lebih besar, adanya sistem tanggung renteng joint liability , dan adanya pertemuan rutin yang diadakan di dalam kelompok agar lebih mempererat kekeluargaan.

5.3.2. Analisis Crosstabs Hubungan Skema Kredit dan Jumlah kredit

Dokumen yang terkait

Identifikasi Risiko Operasional Bidang Pembiayaan pada Lembaga Keuangan Mikro (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah)

0 19 101

Analisis efektivitas kredit Ukm (Studi kasus Ukm Nasabah Kbmt Binaul Ummah Kelurahan Pamoyanan, Bogor Selatan)

0 29 96

Analisis Persepsi Petani terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus Di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

9 49 131

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiyaaan Syariah untuk UMKM Agribisnis pada KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor

5 48 102

Kajian terhadap Manajemen Risiko Pembiayaan pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah, KBMT Wihdatul Ummah

2 50 260

Analisis Dampak Pembiayaan Syariah Terhadap Perkembangan Omset Usaha Mikro Sektor Perdagangan (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor)

2 15 53

ANALISIS PERANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) BERBASIS SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA (Studi Kasus : Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Prima Tani Kecamatan Baso).

0 1 27

PEMAHAMAN NASABAH TERHADAP KONTRAK SYARIAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR

0 0 15

MODEL PENDEKATAN MODAL SOSIAL KELOMPOK PEMINJAM UNTUK OPTIMALISASI REPAYMENT RATE PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO-SWADAYA MASYARAKAT (SOCIAL CAPITAL APPROACHING MODEL OF THE LENDING GROUP FOR REPAYMENT RATE OPTIMIZATION ON COMMUNITY’S MICROFINANCE INSTIT

0 0 7

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH) - Test Repository

0 1 141