Menurut PINBUK 2003, usaha mikro atau usaha kecil bawah adalah usaha yang memiliki omzet lebih kecil dari Rp. 50 juta per tahun. Sedangkan
usaha kecil adalah usaha dengan omzet antara Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 500 juta per tahun.
2.4. Baitul Maal wat Tamwil BMT
BMT merupakan salah satu lembaga keuangan mikro yang berbentuk syariah. Legalitas BMT diberikan oleh Departemen Koperasi dan Usaha Kecil.
Sedangkan pembinaannya dibawah Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil PINBUK.
2.4.1. Pengertian dan Latar Belakang BMT
Penggunaan istilah BMT diambil dari kata-kata Baitul Maal wa Baitul Tamwil
, yang kemudian dalam perkembangannya menjadi Baitul Maal wat Tamwil
yang disingkat menjadi BMT. Ada dua bagian dari BMT yang keduanya memiliki fungsi dan pengertian yang berbeda.
Menurut asal katanya Baitul maal Bait = rumah, Maal = harta merupakan lembaga penerima zakat, infak, sadaqoh dan sekaligus
menjalankannya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Sedangkan Baitut Tamwil
Bait = rumah, at-Tamwil = pengembangan harta adalah lembaga keuangan yang berorientasi bisnis dengan mengembangkan usaha-usaha produktif
dan investasi dalam meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi masyarakat terutama masyarakat dengan usaha skala kecil. Dalam perkembangannya BMT
juga diartikan sebagai Balai usaha Mandiri Terpadu yang singkatannya juga BMT PINBUK, 2003.
Istilah Baitul Maal telah ada dan tumbuh sejak zaman Rasulullah SAW, meskipun saat itu belum terbentuk suatu lembaga yang permanen dan terpisah.
Kelembagaan Baitul Maal secara mandiri sebagai lembaga ekonomi berdiri pada masa khalifah Umar bin Khathab atas usulan seorang ahli fiqh bernama Walid bin
Hisyam. Baitul Maal wat Tamwil
BMT merupakan sebuah Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang berbadan hukum koperasi simpan pinjam. Saat ini BMT
telah banyak dikenal oleh masyarakat, terutama yang berdomisili di pedesaan. Usaha pendirian ini biasanya dimotori oleh para tokoh masyarakat, baik yang
berada di lingkungan masjid, organisasi kemasyarakatan Islam, ataupun pesantren. BMT menjadi dekat dengan masyarakat karena proses kelahirannya
tidak terlepas dari budaya lokal lingkungan masyarakatnya. Latar belakang pendirian BMT merupakan usaha-usaha pemberdayaan
umat yang selama ini berada dalam kondisi di bawah garis kesejahteraan. Latar belakang ini juga tidak terlepas dari sistem perekonomian yang tidak pernah
memihak kepada umat. Lebih parah lagi jeratan para rentenir yang semakin mencekik dengan kelipatan bunga riba yang tak mampu dibayar.
Secara financial, Baitul Maal menggali dana dari zakat, infak, dan sadaqah
ZIS, sedangkan Baitul Tamwil merupakan akumulasi simpanan shohibul maal
. Dengan demikian, Baitul Maal wat Tamwil BMT merupakan intermediasi antara aghniya kaum kaya dan dhu’afa kaum lemah.
2.4.2. Ciri-ciri BMT