Karakteristik Usaha Karakteristik Responden

5.1.2. Karakteristik Usaha

Berdasarkan Tabel 5.1, sebagian besar bidang usaha nasabah kredit perorangan adalah jasa percetakan 15,4 persen dan menjual jam tangan 15,4 persen. Sedangkan bidang usaha yang dijalani oleh nasabah kelompok sebagian besar berdagang onderdil mobil 54,2 persen. Bidang usaha yang dijalani nasabah kelompok terutama pada kelompok Kebun Jahe persaingannya sangat tinggi karena harus bersaing dengan produk-produk impor yang semakin menguasai pasar domestik. Tabel 5.1. Hubungan Skema Kredit dengan Bidang Usaha Responden Nasabah KBMT Wihdatul Ummah . Skema Kredit Perorangan Kelompok Bidang Usaha Responden Nasabah KBMT Wihdatul Ummah Jumlah orang Persen Jumlah orang Persen Makanan 2 5,1 6 25 Kebutuhan sehari-hari sembako 4 10,3 3 12,5 Salon rias 1 4,2 Kredit barang 1 4,2 Onderdil mobil 4 10,3 13 54,2 Percetakan 6 15,4 Komputer 1 2,6 Peralatan roda 1 2,6 Pakaian 2 5,1 Kaca mata 2 5,1 Sepatu 1 2,6 Loakan besi 1 2,6 Menjahit 1 2,6 Ikan, peralatan pancing 2 5,1 Service elektronik 1 2,6 Jam tangan 6 15,4 Tas, topi 2 5,1 Gambar, poster, koran 2 5,1 Mesin tik 1 2,6 Total 39 100 24 100 Sumber: Data Primer, diolah 2007. Berdasarkan Tabel 5.2, sebagian besar aset yang dimiliki oleh responden nasabah perorangan Rp. 2.000.000 15,4 persen dan aset usaha yang dimiliki oleh nasabah kelompok juga sama sebesar Rp. 2.000.000 20,8 persen. Tetapi rata-rata besarnya aset perorangan Rp. 19.705.128 lebih besar dibandingkan besarnya rata-rata aset kelompok Rp. 18.104.166. Tabel 5.2. Hubungan Skema Kredit dan Besarnya Aset Usaha Responden Nasabah KBMT Wihdatul Ummah Skema Kredit Perorangan Kelompok Besarnya Aset Usaha Rp Jumlah orang Persen Jumlah orang Persen 700.000 1 2,6 0 0 1000.000 3 7,7 2 8,3 1.300.000 1 2,6 0 0 1.500.000 3 7,7 1 4,2 2.000.000 6 15,4 5 20,8 3.000.000 4 10,3 3 12,5 4.000.000 2 5,1 0 0 5.000.000 5 12,8 2 8,3 6.000.000 1 2,6 2 8,3 10.000.000 4 16,7 11.000.000 1 2,6 0 0 15.000.000 1 2,6 0 0 20.000.000 3 7,7 1 4,2 25.000.000 1 2,6 0 0 30.000.000 1 2,6 1 4,2 35.000.000 1 2,6 0 0 50.000.000 1 2,6 0 0 70.000.000 1 2,6 0 0 100.000.000 2 5,1 3 12,5 200.000.000 1 2,6 Total 39 100 24 100 Rata-rata aset usaha Rp. 19.705.128 Rp. 18.104.166 Sumber: Data Primer, diolah 2007. Berdasarkan Gambar 5.4, sebagian besar responden nasabah KBMT Wihdatul Ummah menekuni usaha selama 15 sampai 20 tahun 26,9 persen. Nasabah yang paling baru menekuni usaha kurang dari 5 tahun 17 persen dan yang paling lama menekuni usaha lebih dari 20 tahun 25,4 persen. Ada nasabah yang pernah berganti dari satu jenis usaha ke jenis usaha lain dan ada juga nasabah yang tetap menekuni usaha yang sama sampai sekarang. 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 5 tahun 5 - 10 tahun 10 - 15 tahun 15 - 20 tahun 20 tahun Lama menekuni usaha Persen Gambar 5.4. Lama Responden Nasabah KBMT Wihdatul Ummah Menekuni Usaha Sumber: Data Primer, diolah 2007. Sebagian besar responden nasabah KBMT Wihdatul Ummah sebanyak 60,3 persen tidak memiliki tenaga kerja. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalani responden berskala kecil dan mikro. Tenaga kerja yang dimiliki oleh responden antara 1 sampai 8 orang Gambar 5.5. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 tidak memiliki pekerja 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 8 orang Jumlah tenaga kerja Persen Gambar 5.5. Jumlah Tenaga Kerja Responden KBMT Wihdatul Ummah Sumber: Data Primer, diolah 2007. Sumber modal yang dimiliki oleh responden nasabah KBMT Wihdatul Ummah pada saat memulai usaha sebagian besar berasal dari modal sendiri dengan tambahan dari BMT 87,3 persen, ada juga yang berasal dari modal sendiri dan bantuan bank sebanyak 12,7 persen Gambar 5.6. Berdasarkan ketentuan KBMT Wihdatul Ummah, nasabah yang bisa mendapatkan bantuan modal adalah nasabah yang telah menjalani usaha selama satu tahun agar dapat dilihat perkembangan usahanya, tetapi ada juga yang kurang dari satu tahun sudah mendapatkan pembiayaan, hal ini disesuaikan dengan kondisi usaha. Berbeda dengan bank umum yang memberikan pembiayaan setelah nasabah menjalani usaha minimal dua tahun. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 modal sendiri dan BMT modal sendiri dan bank Sumber modal Persen Gambar 5.6. Sumber Modal Responden Nasabah KBMT Wihdatul Ummah Sumber: Data Primer, diolah 2007. Berdasarkan Gambar 5.7, jumlah pendapatan per tahun sebagian besar lebih besar dari Rp. 50 juta 62,5 persen. Berdasarkan jumlah pendapatannya per tahun menurut definisi Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil PINBUK, responden nasabah KBMT Wihdatul Ummah yang termasuk kedalam usaha kecil sebanyak 62,5 persen karena memiliki omzet per tahun antara Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 500 juta. Sedangkan responden nasabah KBMT Wihdatul Ummah yang termasuk kedalam usaha mikro sebanyak 37,5 persen karena memiliki omzet per tahun kurang dari Rp. 50 juta. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 1 2 3 4 5 Jumlah pendapatan per tahun Persen Gambar 5.7. Besarnya Pendapatan Per Tahun Responden Nasabah KBMT Wihdatul Ummah Sumber: Data Primer, diolah 2007. Keterangan jumlah pendapatan per tahun: 1 = Rp. 10.000.000 2 = Rp. 10.000.000 - Rp. 25.000.000 3 = Rp. 20.000.000 - Rp. 35.000.000 4 = Rp. 35.000.000 - Rp. 50.000.000 5 = Rp. 50.000.000 5.1.3. Karakteristik Pembiayaan Berdasarkan Tabel 5.3, Sebagian besar alasan nasabah memilih KBMT Wihdatul Ummah sebagai lembaga keuangan untuk menyimpan tabungan atau untuk mendapatkan pembiayaan dibandingkan dengan lembaga keuangan lain adalah karena prosedur dalam mengajukan kreditnya lebih mudah 86 persen. Salah satu kemudahannya terlihat dari agunan yang disyaratkan tidak terlalu memberatkan. Persyaratan tersebut, yaitu nasabah yang meminjam di bawah Rp. 5 juta cukup dengan menyediakan jaminan barang elektronik yang dimiliki tetapi tetap disimpan di rumahnya masing-masing, tidak seperti pegadaian yang mengambil barang nasabahnya sebagai jaminan. Tetapi menurut pengalaman KBMT Wihdatul Ummah dengan jaminan seperti itu cukup efektif. Sedangkan untuk peminjam di atas Rp. 5 juta harus menyediakan surat berharga seperti BPKB kendaraan motor, surat tanah ataupun surat berharga lainnya. Alasan adanya sistem syariah cukup dikenal banyak oleh nasabah 72 persen, sebagian besar mengatakan mulai mengenalnya melalui KBMT Wihdatul Ummah. Adanya sistem syariah yang diterapkan salah satunya dengan prinsip bagi hasil merupakan salah satu alasan yang meringankan dan mereka juga tidak harus membayar dengan sejumlah uang yang tetap seperti sistem bunga. Sistem ini sangat cocok bagi usaha mikro dan kecil yang memiliki kondisi usaha yang labil karena mereka dapat menyesuaikan dengan kondisi usahanya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis sebagian besar mengatakan bahwa rata-rata penghasilan mereka tidak menentu bahkan kadang-kadang dalam sehari ada yang tidak mendapatkan uang sama sekali dan untuk pulang ke rumah dari tempat usahanya harus meminjam kepada temannya yang lain. Ajakan tetangga karena alasan melihat tetangganya lebih sukses juga menjadi salah satu alasan 12 persen. Sebagian besar dari nasabah memperoleh informasi tentang KBMT Wihdatul Ummah dari tetangga atau teman usahanya sendiri. Kesuksesan usaha tetangganya juga mendorong nasabah peminjam untuk memperluas usahanya dengan melakukan pinjaman. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, ada beberapa nasabah yang tempat usahanya pertama kali di tepi jalan, sekarang sudah bisa menyewa tempat usaha yang lebih besar dan dapat memperluas bidang usahanya dengan bantuan pinjaman dari KBMT Wihdatul Ummah. Alasan karena ditolak oleh bank lain tidak ada yang memilih 0 persen. Hal ini dikarenakan sebelum mengajukan mereka sudah mengetahui sistem perbankan seperti apa dan mereka menyadari usaha mereka sangat rentan dengan risiko atau belum stabil dan tidak dapat menyesuaikan dengan persyaratan yang diminta. Adanya sistem kekeluargaan yang diterapkan dalam budaya kerja KBMT Wihdatul Ummah menjadikan nasabah lebih nyaman dalam melakukan pinjaman 76 persen. Jika nasabah terlambat membayar, maka KBMT Wihdatul Ummah tidak langsung menyita aset yang dijaminkan tetapi disesuaikan dengan kondisi usaha nasabah. Hal ini menunjukkan sistem pembiayaan di KBMT Wihdatul Ummah lebih fleksibel dibandingkan dengan perbankan. Sistem pembiayaan di KBMT Wihdatul Ummah yang lebih fleksibel dilihat dari sanksi yang diberikan bagi nasabah yang terlambat membayar, yaitu sebagai berikut: 1. Nasabah yang menunggak karena kondisi usahanya sedang menurun, dilakukan perpanjangan jatuh tempo. 2. Nasabah yang usahanya bangkrut, jaminannya diambil. 3. Nasabah yang menunggak karena moral hazard, jaminannya menjadi milik BMT. Tabel 5.3. Alasan Memilih BMT No Alasan memilih jumlah orang Persen 1 Sistemnya syariahIslami 36 72 2 Ajakan tetanggamelihat tetangga lain telah sukses 6 12 3 Prosedur mengajukan kredit mudah dibandingkan lembaga keuangan lain 43 86 4 Ditolak oleh lembaga keuangan lain 5 Lebih menguntungkan 1 2 6 Adanya kekeluargaan 38 76 Sumber: Data Primer, diolah 2007. Catatan: nasabah diperbolehkan memilih lebih dari satu alasan. Berdasarkan Gambar 5.8, sebagian besar nasabah ikut menabung selain melakukan pinjaman 82,5 persen. Tabungan yang dimiliki nasabah digunakan juga untuk menutupi angsuran yang belum lunas. Pada pembiayaan kredit kelompok, tabungan dijadikan sebagai tanggung renteng joint liability jika ada nasabah yang menunggak dalam pembayaran. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 Ya Tidak Apa ka h me na bung juga se la in me minja m ? Persen Gambar 5.8. Responden Nasabah KBMT Wihdatul Ummah yang Ikut Menabung selain Melakukan Pinjaman Sumber: Data Primer, diolah 2007. Besarnya tabungan yang dimiliki oleh nasabah sebagian besar berjumlah antara Rp. 100 ribu sampai dengan Rp. 500 ribu 32 persen dan yang menabung lebih dari Rp. 1 juta sebanyak 17 persen Gambar 5.9. Menurut nasabah responden, menabung di KBMT Wihdatul Ummah memiliki kelebihan dibandingkan menabung di bank lain. Nasabah tidak harus mendatangi bank untuk menyimpan uangnya, tetapi di KBMT Wihdatul Ummah petugasnya sendiri yang mendatangi nasabah setiap hari sehingga lebih mudah. 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 Rp. 100.000 Rp. 100.000 - Rp.500.000 Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 Besarnya tabungan Persen Gambar 5.9. Besarnya Tabungan Responden Nasabah KBMT Wihdatul Ummah Sumber: Data Primer, diolah 2007. Sebagian besar responden nasabah KBMT Wihdatul Ummah mendapat pinjaman sebanyak 12 kali 19,1 persen, yang paling sedikit mendapat pinjaman sebanyak satu kali dan yang paling banyak 20 kali Gambar 5.10. Alasan nasabah melakukan pinjaman adalah karena untuk membantu menambah modal usaha agar tetap berjalan, memenuhi kebutuhan sehari-hari, memperbaiki atau menyewa rumah, membeli kendaraan, dan sebagian besar untuk meningkatkan volume usahanya. Setiap satu tahun satu kali, KBMT Wihdatul Ummah memberikan pembiayaan yang disebut marame. Pembiayaan ini dilakukan khusus pada waktu bulan Ramadhan atau hari raya Idul Fitri. Ketika kebutuhan sangat mendesak, pembiayaan dari KBMT Wihdatul Ummah sangat membantu bagi pelaku UKM daripada harus meminjam ke rentenir. 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Banyaknya mendapat pinjaman kali Persen Gambar 5.10. Banyaknya Responden Nasabah KBMT Wihdatul Ummah Mendapatkan Pinjaman Sumber: Data Primer, diolah 2007. Sebagian besar nasabah responden sebanyak 92 persen mengajukan kembali setelah mendapatkan pinjaman Gambar 5.11. Nasabah mengajukan kembali pinjaman dengan alasan keperluan mereka untuk meminjam tidak cukup satu kali karena situasi usaha yang labil dan kebutuhan untuk meningkatkan volume usaha. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 Ya Tidak Apakah mengajukan kembali pinjaman ? Persen Gambar 5.11. Responden Nasabah KBMT Wihdatul Ummah yang Mengajukan Kembali Pinjaman setelah Pinjaman Pertama Sumber: Data Primer, diolah 2007. Sebagian besar responden nasabah KBMT Wihdatul Ummah yang mengalami peningkatan pinjaman sebanyak 92 persen dan rata-rata peningkatannya sebesar Rp. 1 juta Gambar 5.12. Nasabah KBMT Wihdatul Ummah yang berstatus sebagai anggota lebih mudah melakukan pinjaman dengan proses pencairan yang lebih cepat karena setiap nasabah yang menjadi anggota adalah nasabah yang sudah dipercaya memberikan repayment rate yang baik dan sudah mengikuti beberapa pelatihan yang dianjurkan oleh KBMT Wihdatul Ummah. Semakin besar pinjaman yang diberikan menunjukkan semakin tinggi kepercayaan yang terjalin antara nasabah dan KBMT Wihdatul Ummah. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 Ya Tidak Apakah mengalami peningkatan pinjaman ? Persen Gambar 5.12. Responden Nasabah KBMT Wihdatul Ummah yang Mengalami Peningkatan Pinjaman Sumber: Data Primer, diolah 2007. Sebagian besar responden nasabah KBMT Wihdatul Ummah sebanyak 76,2 persen menyatakan pernah menunggak karena kondisi usaha yang tidak menentu Gambar 5.13. Rata-rata nasabah juga menyatakan meskipun mereka menunggak tetapi pada hari, minggu atau bulan berikutnya mereka mengupayakan untuk memenuhi angsurannya sebelum jatuh tempo. Salah satu motivasi untuk melunasi angsurannya karena nasabah dapat meminjam kembali jika sudah melunasi pinjaman sebelumnya. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 Ya Tidak Apakah pernah menunggak dalam pembayaran angsuran ? Persen Gambar 5.13. Responden Nasabah KBMT Wihdatul Ummah yang Pernah Menunggak Sumber: Data Primer, diolah 2007. Berdasarkan Tabel 5.4, Sebagian besar nasabah merasakan manfaat dengan adanya pembiayaan dari KBMT Wihdatul Ummah 95 persen dan ada beberapa nasabah yang tidak merasakan manfaat dengan pembiayaan tersebut 5 persen. Manfaat yang dirasakan berupa adanya bantuan yang membantu kelancaran usaha nasabah, terbebas dari rentenir dan lembaga keuangan lainnya yang memberatkan, dan tertutupinya kebutuhan sehari-hari serta kebutuhan lainnya. Beberapa nasabah yang menyatakan tidak merasakan manfaat beralasan bahwa dengan adanya pembiayaan tersebut kondisi usaha dan tingkat pendapatan mereka semakin menurun. Hal ini sebenarnya bukan karena dampak dari pembiayaan, tetapi karena kondisi usaha yang tidak berkembang dan tidak mampu bersaing dengan usaha lain. Tabel 5.4. Manfaat dan Kesejahteraan yang dirasakan Nasabah KBMT Wihdatul Ummah Manfaat Kesejahteraan Merasakan manfaat Tidak merasakan manfaat Merasakan kesejahteraan Tidak merasakan kesejahteraan Jumlah orang 60 3 55 8 Persen 95 5 87,3 12,7 Sumber: Data Primer, diolah 2007. Berdasarkan Tabel 5.4, dari 63 orang nasabah yang diwawancara mengenai kesejahteraan, sebanyak 87,3 persen merasakan peningkatan kesejahteraan setelah pembiayaan dan sebanyak 12,7 persen tidak merasakan adanya peningkatan kesejahteraan. Bentuk peningkatan kesejahteraan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5, Sebagian besar nasabah merasakan kesejahteraan dalam bentuk peningkatan peralatan rumah tangga sebanyak 47 persen. Sedangkan dalam bentuk perbaikan atau renovasi rumah dan peningkatan volume usaha sama, yaitu sebanyak 40 persen. Tabel 5.5. Bentuk Kesejahteraan yang dirasakan Nasabah KBMT Wihdatul Ummah Bentuk Kesejahteraan Jumlah orang Persen Perbaikanrenovasi rumah 25 40 Peningkatan saranaperalatan RT 30 47 Peningkatan volume usaha 25 40 Sumber: Data Primer, diolah 2007. Catatan: nasabah diperbolehkan memilih lebih dari satu alasan. Sebagian besar nasabah mengatakan dampak pembiayaan sebelum terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998 dan kenaikan harga BBM berpengaruh positif. Berdasarkan Tabel 5.6, kondisi usaha pada saat wawancara dari kelompok Ciomas sebagian besar mengalami peningkatan 60 persen, sedangkan yang mengalami penurunan sebesar 40 persen dan yang kondisi usahanya tetap, tidak ada 0 persen. Pada kelompok Kebun Jahe semuanya mengalami penurunan sebesar 100 persen. Hal ini dikarenakan kondisi usaha kelompok Kebun Jahe yang menjual onderdil mobil sedang mengalami penurunan jumlah penjualan. Penyebabnya adalah karena adanya barang-barang impor yang membanjiri produk dalam negeri dengan harga lebih murah seperti produk onderdil dari Korea, Jepang, Cina sehingga produk dalam negeri tidak mampu bersaing. Para pedagang Kebun Jahe mengeluhkan hal ini, karena mereka harus menjual barang second hand yang lebih mahal dibandingkan barang baru dari produk impor yang jauh lebih murah. Tabel 5.6. Kondisi Usaha setelah Pembiayaan Kelompok Ciomas Kelompok Kebun Jahe Perorangan Kondisi Usaha Jumlah orang Persen Jumlah orang Persen Jumlah orang Persen Meningkat 6 60 - - 13 33,3 Tetap - - - - 6 15,4 Menurun 4 40 14 100 20 51,3 Total 10 100 14 100 39 100 Sumber: Data Primer, diolah 2007. Kondisi usaha pada kredit perorangan dari 39 nasabah peminjam sebagian besar mengalami penurunan sebesar 51,3 persen, usaha yang kondisinya mengalami peningkatan sebanyak 33,3 persen, dan usaha yang kondisinya tetap 15,4 persen Tabel 5.6. Sebagian besar bidang usaha kredit perorangan yang mengalami peningkatan kondisi usaha adalah dalam bidang usaha reklamepercetakan. Sedangkan yang mengalami penurunan adalah pedagang kaki lima dengan modal sedikit dan mereka merasakan akibat dampak krisis moneter dan kenaikan harga-harga barang dagangan sehingga daya beli konsumen semakin menurun. Berdasarkan Tabel 5.7, tingkat pendapatan sebelum dan sesudah pembiayaan pada kelompok Ciomas dan perorangan mengalami peningkatan dan penurunan yang sama besar 50 persen. Sedangkan pada kelompok Kebun Jahe sebagian besar tingkat pendapatannya mengalami penurunan 71,4 persen. Penurunan pendapatan ini dipengaruhi juga oleh kondisi usaha yang tidak stabil dan semakin menurun. Tabel 5.7. Tingkat Pendapatan sebelum dan sesudah Pembiayaan Kelompok Ciomas Kelompok Kebun Jahe Perorangan Tingkat Pendapatan Jumlah orang Persen Jumlah orang Persen Jumlah orang Persen Meningkat 5 50 4 28,6 14 35,9 Tetap - - - - 11 28,2 Menurun 5 50 10 71,4 14 35,9 Total 10 100 14 100 39 100 Sumber: Data Primer, diolah 2007. 5.2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan KBMT Wihdatul Ummah Tetap Survive Memberikan Pembiayaan kepada UKM Berkaitan dengan Adanya Indikator Social Capital Berdasarkan perkembangannya Bab IV, KBMT Wihdatul Ummah memiliki perkembangan yang pesat dari tahun 1994 dengan modal awal Rp. 21 juta hingga tahun 2006 mencapai aset Rp. 3,5 milyar. Berdasarkan tingkat kesehatannya KBMT Wihdatul Ummah memiliki predikat cukup sehat. Kinerja baik yang dimiliki oleh KBMT Wihdatul Ummah tidak terlepas dari peranan usaha kecil dan mikro sebagai partner dalam penghimpunan dana dan pembiayaan. KBMT Wihdatul Ummah merupakan salah satu lembaga keuangan mikro yang dibangun dari bawah dan berdasarkan peran serta masyarakat sekitar. Oleh karena itu adanya saling ketergantungan antar KBMT Wihdatul Ummah dengan UKM yang berpengaruh terhadap mekanisme yang diterapkan di KBMT Wihdatul Ummah. Mekanisme yang diterapkan di BMT berbeda dengan perbankan. Berdasarkan pengamatan penulis dalam penelitian ini ada beberapa hal yang dapat dijadikan keunggulan mekanisme yang diterapkan di KBMT Wihdatul Ummah dan memungkinkan KBMT Wihdatul Ummah memiliki kinerja yang baik dan tetap survive meskipun memberikan pembiayaan kepada sektor usaha yang memliki risiko tinggi. Beberapa keunggulan mekanisme yang diterapkan di KBMT Wihdatul Ummah adalah sebagai berikut: 1. Sistem penghimpunan dana di KBMT Wihdatul Ummah menerapkan sistem jemput bola, sehingga nasabah merasa diuntungkan dengan adanya petugas KBMT yang rutin setiap hari mengunjungi tempat usahanya. Hal ini memberikan kemudahan dan nasabah dapat termotivasi untuk menabung setiap hari karena menghemat waktu dan biaya transportasi. 2. Pelaksanaan kegiatannya melibatkan peran aktif masyarakat sekitar. Salah satu contohnya, dalam menentukan nasabah yang berhak mendapatkan pembiayaan, KBMT melihat karakter orang yang belum dikenal dengan cara bekerja sama dengan tokoh masyarakat setempat untuk mengetahui karakter dan meminta pendapat apakah orang tersebut termasuk kriteria baik atau tidak. 3. KBMT Wihdatul Ummah menerapkan manajemen profesional seperti halnya sebuah perusahaan. Antar pengurus terjalin ikatan kekeluargaan yang erat. Hal ini terlihat dari budaya kerja Islami, salah satu contohnya yaitu kebiasaan menyapa dan memberikan salam kepada setiap nasabah sehingga nasabah yang datang merasa puas dengan pelayanannya. 4. KBMT Wihdatul Ummah tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga memberikan pembinaan kepada nasabah dengan adanya pertemuan rutin setiap bulan satu kali dan adanya pelatihan-pelatihan mengenai tata cara pengembangan usaha, dll. 5. Adanya penerapan sistem bagi hasil berdasarkan kesepakatan bersama yang bertujuan agar nasabah tidak dirugikan sehingga kedua belah pihak saling diuntungkan. 6. Jika ada nasabah yang memliki pembiayaan yang macet maka pendekatan kekeluargaan lebih diutamakan di KBMT Wihdatul Ummah. Pendekatan kekeluargaan ini dengan cara mempertimbangkan terlebih dahulu alasan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. 7. Adanya perbedaan status bagi nasabah, yaitu sebagai mitra, calon anggota dan anggota. Adanya status keanggotaan dapat mendorong kerjasama diantara sesama anggota khususnya. Perbedaan status juga akan memotivasi nasabah untuk melakukan pengembalian pembiayaan yang lebih baik karena sebagai anggota dapat mengakses kredit lebih mudah dan lebih besar. 8. Adanya pemberian kredit kepada perorangan dan kelompok. Adanya pembentukan kelompok agar lebih terorganisir dan risiko pemberian kredit diharapkan dapat lebih kecil dengan adanya sistem tanggung renteng. Berdasarkan mekanisme yang diterapkan oleh KBMT Wihdatul Ummah ada beberapa hal yang dapat mendorong terbentuknya indikator social capital. Beberapa indikator tersebut akan berpengaruh terhadap repayment rate pembiayaan yang diberikan kepada UKM, yaitu sebagai berikut: 1. Adanya partisipasi calon anggota atau anggota dalam memberikan masukan dalam rapat dan keterlibatannya dalam mengambil keputusan. 2. Hubungan antara nasabah dengan pengurus atau hubungan kedekatannya. 3. Status keanggotan yang terdiri dari mitra, calon anggota, anggota angkatan kedua, dan anggota angkatan pertama. 4. Keaktifan nasabah di lingkungannya masing-masing, berupa keaktifan dalam membersihkan jalan, irigasi, dan gedung pertemuan. 5. Hubungan dengan anggota lainnya, apakah tidak memiliki hubungan, sebagai tetangga dekat, tetangga jauh, atau ada sebagian sebagai saudara. 6. Kepercayaan BMT kepada nasabah yang diwujudkan dalam bentuk perbedaan besarnya pinjaman yang diberikan dan diajukan, serta lamanya pencairan apakah semakin cepat atau semakin lama. 7. Struktur geografi berupa jarak rumah ke BMT dan jarak antar rumah anggota. 8. Adanya pertemuan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan calon anggota dan anggota. Oleh karena itu banyaknya kehadiran dalam pertemuan juga dapat dilihat sebagai indikator social capital. Adanya mekanisme yang diterapkan di KBMT Wihdatul Ummah yang mendorong terbentuknya social capital dapat meningkatkan keeratan hubungan antara nasabah dan KBMT Wihdatul Ummah sehingga dapat mempengaruhi produktivitas usaha dan kelancaran dalam pengembalian kredit. Oleh karena itu, KBMT Wihdatul Ummah memiliki kelebihan dibandingkan dengan perbankan lainnya dengan adanya indikator social capital yang diterapkan dalam mekanismenya.

5.4. Perbedaan Pembiayaan pada Kredit Perorangan dan Kredit

Dokumen yang terkait

Identifikasi Risiko Operasional Bidang Pembiayaan pada Lembaga Keuangan Mikro (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah)

0 19 101

Analisis efektivitas kredit Ukm (Studi kasus Ukm Nasabah Kbmt Binaul Ummah Kelurahan Pamoyanan, Bogor Selatan)

0 29 96

Analisis Persepsi Petani terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus Di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

9 49 131

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiyaaan Syariah untuk UMKM Agribisnis pada KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor

5 48 102

Kajian terhadap Manajemen Risiko Pembiayaan pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah, KBMT Wihdatul Ummah

2 50 260

Analisis Dampak Pembiayaan Syariah Terhadap Perkembangan Omset Usaha Mikro Sektor Perdagangan (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor)

2 15 53

ANALISIS PERANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) BERBASIS SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA (Studi Kasus : Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Prima Tani Kecamatan Baso).

0 1 27

PEMAHAMAN NASABAH TERHADAP KONTRAK SYARIAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR

0 0 15

MODEL PENDEKATAN MODAL SOSIAL KELOMPOK PEMINJAM UNTUK OPTIMALISASI REPAYMENT RATE PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO-SWADAYA MASYARAKAT (SOCIAL CAPITAL APPROACHING MODEL OF THE LENDING GROUP FOR REPAYMENT RATE OPTIMIZATION ON COMMUNITY’S MICROFINANCE INSTIT

0 0 7

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH) - Test Repository

0 1 141