Melalui KBMT masyarakat dapat mengenal prinsip-prinsip pembiayaan secara syariah.
4.2. Perkembangan KBMT Wihdatul Ummah Perkembangan KBMT Wihdatul Ummah dari tahun ke tahun semakin
baik. Hal ini dapat dilihat dari kinerjanya, alokasi pembiayaan yang diberikan, penghimpunan dana, dan kualitas aktiva produktifnya yang semakin baik.
4.2.1. Kinerja KBMT Wihdatul Ummah
Kinerja KBMT Wihdatul Ummah mengalami peningkatan yang semakin baik jika dilihat dari modal, aset, total dana pihak ketiga, dan laba yang
didapatkan dari tahun 2005 ke tahun 2006. Modal KBMT Wihdatul Ummah mengalami peningkatan yang cukup besar dari tahun 2005 ke tahun 2006 telah
tumbuh 23 persen, seiring dengan peningkatan modal, asetnya juga meningkat lebih tinggi 34 persen, total dana pihak ketiga yang telah dihimpun pada tahun
2006 sebesar Rp. 2.692.995.422, tumbuh 14 persen, tetapi penyaluran pembiayaan dropping mengalami penurunan 16 persen, dengan laba pada tahun 2006 sebesar
Rp. 45.881.324 meningkat 12 persen dibandingkan pada tahun 2005 Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Kinerja KBMT Wihdatul Ummah Hal
2005
Rp
2006
Rp
Tumbuh
persen Modal 111.950.207
138.053.957 23
Aset 2.660.520.280 3.567.173.620
34 Total Dana Pihak Ke-3
2.359.676.119 2.692.995.422
14 LabaRugi 41.012.448
45.881.324 12
Dropping 5.769.080.000
4.854.700.000 -16
Sumber: KBMT Wihdatul Ummah 2006.
4.2.2. Alokasi Pembiayaan Berdasarkan Sektor Usaha
Berdasarkan Tabel 4.2, alokasi pembiayaan berdasarkan sektor usaha dari tahun 2003 ke tahun 2004 sebagian besar dialokasikan untuk sektor jasa dengan
pertumbuhan sebesar 165 persen, berikutnya perdagangan meningkat sebesar 62 persen, alokasi yang mengalami penurunan terjadi pada sektor home industri
sebesar 32 persen dan sektor lainnya sebesar 53 persen. Suatu hal yang belum baik karena sektor pertanian belum mendapatkan alokasi pembiayaan sedikit pun
dari tahun 2003 hingga tahun 2006. Tetapi dalam rencananya BMT yang ada di Bogor akan bekerja sama dengan lembaga asuransi untuk memberikan
pembiayaan ke sektor pertanian yang akan dimulai pada tahun 2007. Pembiayaan untuk sektor pertanian sangat penting karena sebagian besar masyarakat di
Indonesia bermatapencaharian sebagai petani dan diharapkan dengan adanya alokasi pembiayaan untuk sektor pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat kecil.
Tabel 4.2. Alokasi Pembiayaan Berdasarkan Sektor Usaha
Sumber: KBMT Wihdatul Ummah 2006.
4.2.3. Penghimpunan Dana Tahun 2005