2.5.2. Kapital Menurut Teori Social Capital
Kapital menurut teori ekonomi konvensional berbeda dengan kapital menurut teori social capital. Perbedaannya bisa dilihat dari definisi dan
indikatornya.
2.5.2.1 Definisi Social Capital
Coleman 1988 mendefinisikan social capital sebagai keragaman dari kesatuan yang berbeda dengan dua elemen di dalam kesamaan, yang terdiri dari
beberapa aspek struktur sosial dan memudahkan kegiatan yang pasti baik perorangan ataupun korporasi di dalam struktur. Menurut Putnam 1995, social
capital adalah ciri-ciri organisasi sosial seperti norma-norma, jaringan, dan
kepercayaan yang memfasilitasi kerja sama dan koordinasi untuk saling menguntungkan.
Social capital merupakan aturan informal dalam instansi yang memajukan kerja sama di antara dua atau lebih individu. Tidak hanya adanya
aturan-aturan dari institusi tetapi juga institusi tersebut harus bekerja sama dalam kelompok-kelompok yang berkaitan dengan kebaikan tradisional seperti
kejujuran, menjaga komitmen, dapat dipercaya dalam melakukan tugas, adanya timbal balik dan hal-hal yang dianggap baik Fukuyama, 1999. Social capital
berhubungan dengan konsep pada tingkat mikro, meso, maupun makro. Pada tingkat makro, social capital termasuk institusi seperti pemerintah, aturan hukum,
kewarganegaraan, dan partai politik. Pada tingkat mikro dan meso, social capital berhubungan dengan jaringan dan aturan-aturan yang mempengaruhi interaksi di
antara individu-individu, rumah tangga, dan komunitas. Pada tingkat komunitas maupun perkumpulan lokal dapat diwujudkan dari social capital, tetapi harus
ditekankan bahwa social capital dan perkumpulan lokal tidak sama. Social capital berada di luar konteks perkumpulan lokal baik formal maupun informal
Grootaert, 1999. Social capital membutuhkan investasi seperti aset ekonomi yang
lainnya. Social capital memiliki nilai ekonomi, nilai tersebut dapat menurun terutama jika tidak terus menerus dipertahankan. Social capital juga dapat
ditransfer dari satu organisasi ke organisasi lain melalui merger dan ditransfer dari karyawan dengan hubungan bisnisnya Wilson, 2000. Social Capital tidak
terlepas dengan manusia yang saling berhubungan sebagai pelaku social capital. Individu social capital adalah orang yang memiliki karakteristik sosial, termasuk
kemampuan sosial, kharisma, serta dapat membuatnya mencapai pengembalian pasar dan non pasar dari interaksi dengan yang lain Glaeser, Laibson, dan
Sacerdote, 2002. Social capital memiliki beberapa ide utama, yaitu social capital menumbuhkan eksternalitas positif untuk anggota atau grup, eksternalitas positif
ini diterima melalui berbagai kepercayaan, aturan-aturan, dan nilai serta konsekuensi yang diakibatkan oleh harapan dan tingkah laku Durlauf, Steven,
dan Fafchamps, 2004.
2.5.2.2. Indikator untuk Mengukur Social Capital