2.3. UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Terdapat berbagai definisi UMKM baik dari lembaga lokal maupun asing. Salah satunya berdasarkan Kesepakatan Bersama Menko Kesra Sebagai
Ketua Komite Penanggulangan Kemiskinan dengan Gubernur Bank Indonesia tentang Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan dan Pengembangan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah No.11KEPMENKOKESRAIV2002– No.42KEP.GBI2002 tanggal 22 April 2002. Definisi UMKM berdasarkan
kesepakatan bersama tersebut, yaitu Rudjito, 2003: 1.
Kredit Usaha Mikro adalah kredit yang diberikan kepada nasabah usaha mikro. Pemberian kredit dilakukan secara langsung maupun tidak langsung
serta dimiliki dan dijalankan oleh penduduk miskin atau mendekati miskin dengan kriteria penduduk miskin menurut Badan Pusat Statistik dengan plafon
kredit maksimal sebesar Rp. 50 juta. 2.
Kredit Usaha Kecil adalah kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 200 juta diluar tanah dan
bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan maksimal Rp. 1 milyar per tahun, dengan plafon kredit maksimum sebesar Rp. 500 juta.
3. Kredit Usaha Menengah adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha di
luar usaha mikro dan usaha kecil atau kepada pengusaha yang kriterianya akan ditetapkan kemudian, dengan plafon di atas Rp. 500 juta sampai dengan Rp. 5
milyar.
Menurut Rudjito 2003, terdapat juga beberapa definisi usaha kecil dan usaha menengah yang diberikan oleh beberapa lembaga, diantaranya sebagai
berikut: 1. UU No. 9 Tahun 1995.
Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan atau yang memiliki omzet paling banyak Rp. 1 milyar per tahun dan milik Warga Negara Indonesia.
2. Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1999.
Usaha Menengah adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih
besar dari Rp. 200 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan, milik Warga Negara Indonesia, bukan merupakan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar, berbentuk usaha perorangan, badan usaha
yang tidak berbadan hukum, dan atau badan usaha yang berbadan hukum. 3. Surat Edaran Bank Indonesia kepada Semua Bank Umum di Indonesia
No.39BKr, Tanggal 17 Mei 2001. Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp. 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan, memiliki omzet paling banyak Rp. 1 milyar per tahun, milik Warga Negara Indonesia, bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung, maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar,
berbentuk usaha perorangan, dan merupakan badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Menurut PINBUK 2003, usaha mikro atau usaha kecil bawah adalah usaha yang memiliki omzet lebih kecil dari Rp. 50 juta per tahun. Sedangkan
usaha kecil adalah usaha dengan omzet antara Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 500 juta per tahun.
2.4. Baitul Maal wat Tamwil BMT