Kegiatan bidang keuangan Kegiatan-kegiatan BMT

b. Sebagai Koperasi Unit Desa KUD, dengan ketentuan yang diatur oleh Menteri Koperasi dan pengusaha kecil tanggal 20 Maret 1995, yaitu bila di suatu wilayah telah ada KUD dan berjalan dengan baik, maka BMT dapat menjadi Unit Usaha Otonom U2O atau Tempat Pelayanan Koperasi TPK. Bila KUD tersebut belum berfungsi dengan baik, maka KUD tersebut dapat difungsikan sebagai BMT dan pengurus dipilih dalam suatu rapat anggota. Jika di daerah tersebut belum ada KUD, maka dapat didirikan KUD BMT. Dalam pendirian KUD diperlukan minimal 20 orang anggota. c. Sebagai Koperasi Pondok Pesantren KOPONTREN, BMT juga dapat menjadi U2O dan TPK dari Kopontren dan juga dapat didirikan Kopontren BMT. Dalam hal ini panitia pendirian BMT dapat berkonsultasi dengan Departemen Agama dan Departemen Koperasi di kabupatenkota setempat.

2.4.4. Kegiatan-kegiatan BMT

Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan oleh BMT, yaitu:

2.4.4.1. Kegiatan bidang keuangan

Ada dua kegiatan BMT dalam bidang keuangan, yaitu pelayanan jasa simpanan dan pembiayaan, kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Jasa Simpanan Jasa simpanan merupakan salah satu produk BMT yang memiliki keragaman sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan. Jasa simpanan sering disebut juga dengan tabungan. Ada beberapa jenis tabungan simpanan, yaitu: a. Tabungan Wadi’ah Menurut Antonio 1999, Al Wadiah adalah titipan murni dari satu pihak kepada pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan harus dikembalikan kapan saja penitip menghendaki. Tabungan atau simpanan dengan prinsip wadi’ah adalah titipan dana yang setiap waktu dapat ditarik pemiliknya. b. Tabungan Mudharabah Tabungan atau simpanan dengan prinsip mudharabah dilakukan dengan cara dana dipercayakan oleh pemilik harta kepada BMT digunakan untuk kegiatan usaha yang menguntungkan, namun secara implisit pemilik dana bersedia menanggung kerugian selama BMT tidak dapat menutupi kerugian dengan cara lain Antonio, 1999. Pemilik mendapatkan bagian bagi hasil dari modal tersebut sesuai dengan kesepakatan. Produk simpanan ini bermacam-macam, yaitu simpanan Mudharabah biasa, haji, nikah, dan sebagainya. 2. Pembiayaan Kegiatan pembiayaan adalah upaya BMT dalam membiayai usaha-usaha yang dilakukan oleh anggota sesuai dengan kebutuhan usaha tersebut. Pembiayaan dapat berbentuk: 1. Mudharabah. Menurut Antonio 1999, pada sisi penghimpunan dana, mudharabah digunakan pada: a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan qurban, dan sebagainya. b. Deposito biasa. c. Deposito spesial special investment, dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya untuk murabahah atau ijarah saja. 2. Musyarakah. Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek. musyarakah dilakukan dengan cara bank dan nasabah bersama–sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut dengan sistem bagi hasil. Antonio, 1999. 3. Murabahah. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati Antonio, 1999. Al murabahah banyak digunakan di KBMT yang memberikan pembiayaan kepada para pedagang. 4. Qardhul hasan. Qardhul hasan adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan Antonio, 1999. Biasanya Al qard hanya diberikan kepada kaum dhuafa dan merupakan penyaluran dana zakat, infak, atau shodaqah.

2.4.4.2 . Kegiatan non Keuangan

Dokumen yang terkait

Identifikasi Risiko Operasional Bidang Pembiayaan pada Lembaga Keuangan Mikro (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah)

0 19 101

Analisis efektivitas kredit Ukm (Studi kasus Ukm Nasabah Kbmt Binaul Ummah Kelurahan Pamoyanan, Bogor Selatan)

0 29 96

Analisis Persepsi Petani terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus Di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

9 49 131

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiyaaan Syariah untuk UMKM Agribisnis pada KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor

5 48 102

Kajian terhadap Manajemen Risiko Pembiayaan pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah, KBMT Wihdatul Ummah

2 50 260

Analisis Dampak Pembiayaan Syariah Terhadap Perkembangan Omset Usaha Mikro Sektor Perdagangan (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor)

2 15 53

ANALISIS PERANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) BERBASIS SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA (Studi Kasus : Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Prima Tani Kecamatan Baso).

0 1 27

PEMAHAMAN NASABAH TERHADAP KONTRAK SYARIAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR

0 0 15

MODEL PENDEKATAN MODAL SOSIAL KELOMPOK PEMINJAM UNTUK OPTIMALISASI REPAYMENT RATE PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO-SWADAYA MASYARAKAT (SOCIAL CAPITAL APPROACHING MODEL OF THE LENDING GROUP FOR REPAYMENT RATE OPTIMIZATION ON COMMUNITY’S MICROFINANCE INSTIT

0 0 7

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH) - Test Repository

0 1 141