Campur Kode Ekstern dari Bahasa Cina

93 93

5.1.2 Campur Kode Ekstern

Campur kode ekstern terjadi karena penyisipan unsur-unsur yang bersumber dari bahasa asing Soewito 1985:76. Dalam wacana interaksi jual-beli di pasar Johar Semarang sering dijumpai pemakaian tuturan campur kode ekstren yang mencakup unsur-unsur dari bahasa Cina maupun bahasa Arab.

5.1.2.1 Campur Kode Ekstern dari Bahasa Cina

Dalam wacana interaksi jual-beli di pasar Johar Semarang pedagang menggunakan campur kode dengan maksud untuk menarik perhatian pengunjung yang lewat pada dasarannya untuk melihat-lihat dahulu. Dengan demikian penjual dapat menyesuaikan diri dengan siapa mereka berhadapan bila dengan pembeli maka bahasa yang dipakaipun menyesuaikan dengan pembeli agar terjadi komunikasi yang lebih akrab. Penggalan percakapan 65 berisi tuturan yang berupa campur kode ekstern dari bahasa Cina. Dengan harapan dagangannya dapat laku dan pembeli dapat mudah untuk mendapatkan barang yang diinginkan. 65 PEMBELI : “Nawar ya Pak, sepuluh” PENJUAL : “Ora oleh tak paske cemban” PEMBELI : “Delapan boleh” PENJUAL :“Ora oleh, yang harganya delapan bahanne kasar” Dalam penggalan percakapan 65 antara penjual dan pembeli menggunakan campur kode bahasa Jawa yang diselinggi dengan tuturan bahasa Cina seperti pada tuturan cemban yang artinya sepuluh ribu. Penjual menggunakan tuturan tersebut karena pembeli berlatar belakang orang Cina adapun tuturan 94 94 bahasa Jawa Ora oleh tak paske yang diselinggi dengan tuturan bahasa Cina. Oleh karena itu penjual sendiri dalam berkomunikasi akan disisipi tuturan bahasa Cina baik untuk nama sapaan maupun unsur mata uang. Penggalan percakapan 66 berisi tuturan yang berupa campur kode ekstem dari bahasa Cina, untuk menyebutkan bahwa penjual orang keturunan Cina. Sehingga pembeli menggunakan campur kode bahasa Jawa maupun bahasa Indonesia dalam tawar-menawar. 66 PEMBELI : “Ada celana panjang untuk remaja. “ PENJUAL : “Ada,Bu?” PEMBELI : “Harganya berapa ta, Cik pase?” PENJUAL : “Tak kasih murah mung seket, Bu.” PEMBELI : “Boleh kurang, mahal banget ta Cik?” PENJUAL : “Tak paske empat puluh ribu” PEMBELI : “Pergi tanpa menawar.” Penggalan percakapan 66 pembeli menyebutkan kata Cik pada penjual untuk sebutan Mbak atau Bu Hal ini dilakukan oleh pembeli yang disebabkan penjual berasal dari keturuan Cina. Maka pembeli menggunakan sebutkan tersebut kepada penjual dan penjualpun menyesuaikan diri dalam berkomunikasi.

5.1.2.2 Campur Kode dari Bahasa Arab