90
90
5.1.1.2 Campur Kode Berwujud Frasa
Peristiwa campur kode yang berwujud frasa juga dipakai oleh penjual terhadap pembeli dalam tawar-menawar di Pasar Johar Semarang.
Penggalan percakapan 60 berisi tuturan campur kode intern yang berwujud frasa pada saat tawar-menawar.
60 PENJUAL : “Yu, ambilkan contoh kerudung putih. “
PELAYAN : “Tempatnya disusunan bawah atau atas” PEMBELI
: “Saya kadhung senang sekali dengan kerudung itu”
PENJUAL : “Menawar berapa ya Bu”
PEMBELI : “Lima ribu rupiah .”
Dalam penggalan percakapan 60 pembeli menggunakan campur kode intern berupa tuturan bahasa Jawa berbunyi Khadung seneng banget artinya Terlanjur
seneng banget. Frasa Kadhung seneng merupakan tuturan dari bahasa Jawa yang disisipi dengan tuturan bahasa Indonesia Saya, sekali dengan kerudung itu.
Pembeli menggunakan campur kode disebabkan ingin menjelaskan sesuatu kepada penjual, bahwa pembeli memang senang benar pada kerudung tersebut.
Penggalan percakapan 61 berikut berisi campur kode intern yang berupa frasa penjual menawarkan dagangannya kepada pembeli dengan bahasa Jawa
yang kadang-kadang disisipi tuturan bahasa Indonesia pada saat tawar-menawar. 61
PENJUAL : “Cari apa mbak, mangga mampir dulu, dilihat-lihat ya boleh”
PEMBELI : “Setelan anak-anak sing tanggung kanggo bocah
umur sepuluh tahun” PENJUAL
: “Ada Mbak, dilihat dulu ngak apa-apa” PEMBELI :
“Regane berapa sing warnane hijau muda”
PENJUAL : “Regane murah hanya dua puluh lima.”
Dalam penggalan percakapan tersebut merupakan tuturan antara penjual dengan pembeli dalam tawar menawar harga dengan menggunakan campur kode dengan
maksud penjual memberikan dengan harga yang murah, seperti dalam tuturan
91
91 Regane berapa sing warnane hijau muda. Penjual menggunakan campur kode
yang berupa bahasa Jawa yang disisipi dengan bahasa Indonesia. Tuturan Regane dan sing warnane yang artinya Harganya dan yang warnanya
merupakan tuturan bahasa Jawa yang disisipi oleh tuturan bahasa Indonesia, sedangkan Berapa dan hijau muda merupakan tuturan bahasa Indonesia.
Penggalan percakapan 62 mengandung tuturan yang berisi campur kode intern yang berwujud frasa. Penjual berusaha mempengaruhi pembeli untuk
mampir didasarannya untuk melihat lihat dahulu meskipun tidak membeli. 62
PEMBELI : “Daster batik harganya pira?”
PENJUAL : “Dilihat dulu, macam-macam ukuran”
PEMBELI : “Harganya berapa?”
PENJUAL : “Selawe wis murah ora luntur kaine apik “
PEMBELI : “Mahal banget tak kira oleh limalas “
PENJUAL : “Nggak boleh, to Bu? Masih jauh dengan harga
belinya” PEMBELI :
“Kalau boleh aku pilih warna yang coraknya cerah karena bagus.”
Dalam penggalan percakapan 62 antara penjual dan pembeli menggunakan campur kode bahasa Jawa dan bahasa Indonesia untuk memudahkan
berkomunikasi, selain itu mereka menggunakan campur kode tersebut karena pembeli hanya menawar sedikit.Tuturan pembeli yang memakai bahasa Jawa
terlihat pada Talc kira oleh limalas yang artinya kalau boleh lima belas ribu rupiah dan bahasa Indonesia dapat berupa tuturan Mahal banget
5.1.1.3 Campur Kode Berwujud Perulangan Kata