Penjual Menyesuaikan dengan Kode yang Dipakai Lawan Bicara

60 60

4.2.4 Penjual Menyesuaikan dengan Kode yang Dipakai Lawan Bicara

Sering kali dijumpai kode yang dipakai penjual tidak sama dengan kode yang dipakai oleh pembeli dan penjual dalam berinteraksi. Ketidaksamaan kode yang dikuasai oleh kedua belah pihak itu sering kali menghambat jalannya proses transaksi, bahkan bisa jadi terjadi kesalahpahaman. Karena dorongan agar barang dagangannya ingin segara laku atau terbeli oleh calon pembeli, penjual sering berupaya untuk memakai kode yang saat itu digunakan oleh pembeli. Penggalan percakapan pada saat si pembeli bermaksud membelikan suatu barang untuk anaknya yang masih kecil. Kebetulan anak kecil itu tidak dapat berbahasa Jawa, tetapi dapat berbicara dengan bahasa Indonesia. Karena pembeli, dalam hal ini ibu anak kecil itu, selalu berbahasa Indonesia dalam menawarkan barang yang hendak dibelinya kepada si anak kecil itu, maka penjualpun akan beralih kode dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penggalan percakapan 22 yang mengandung tuturan yang berupa alih kode yang dipakai penjual untuk memperjelas percakapan pada saat pembeli menawar pakaian anak. 22 PENJUAL : “Tiga setengah, niku sampun mirah kok Bu” ‘Tiga setengah, itu sudah murah kok Bu.’ PEMBELI : “Sing ireng polos ono po ora?” ‘Yang hitam polos ada apa tidak ?.” PENJUAL : “Onten. Manga ingkang niki utawi niki. Meniko sae.” “Ada silakan yang ini atau yang ini. Ini bagus” PEMBELI : Berbicara dengan anaknya yang masih kecil: Iki gelem ra ? ‘Ini mau apa nggak ?.” PENJUAL : “Jajal sik le. Sing iki yo keno, iki yo apik” ‘Coba dulu, nak. Yang ini ya boleh, ini ya baik’. Penggalan percakapan “Jajal sik le. Sing iki yo keno, iki yo apik.” Pada akhir petikan penggalan percakapan berupa temuan alih kode yang dilakukan oleh 61 61 penjual karena bermaksud menyesuaikan kode yang digunakan sipembeli kepada anaknya. Si penjual menggunakan kode bahasa Jawa ragam ngoko karena supaya dapat menjalin komunikasi dengan si anak pembeli tadi. Peralihan kode tersebut dimaksudkan si penjual ingin mengambil hati anak pembeli. Karena jika tidak beralih ke bahasa Jawa ragam ngoko, dikhawatirkan terjadi kemacetan komunikasi yang pada akhirnya sepatu dagangannya bisa tidak laku. Penggalan percakapan 23 berikut mengandung tuturan berupa alih kode yang dipakai lawan bicara dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia saat menawar barang berupa pecah-belah. 23 PEMBELI : “Pinten niki ?” ‘Berapa ini’ PENJUAL : “Sekawan dasa setunggal lusin, ngangge border alus.” ‘Empat puluh ribu satu lusin, pakai border halus’. PENJUAL : “Mau beli apa, Mbak ?” PEMBELI : “Cari pakaian bayi buat persiapan si kecil.” PENJUAL : “Jadi milih yang mana, Mbak?” PEMBELI : “Yang polos berapa, Bu?” PENJUAL : “Dua puluh empat, Mbak ?” Melihat penggalan percakapan di atas tampak bahwa terjadi penyesuaian kode berganda. Artinya, penggunaan kode bahasa Indonesia yang dilakukan oleh partisipan penjual lainnya kepada pembeli Mau beli apa Mbak?, alih kode mulai terjadi baik dari pembeli yang polos berapa, Bu? maupun oleh penjual jadi milih yang mana, Mbak?. Jadi, disini terjadi pembeli menyesuaikan kode yang digunakan oleh partisipan, lalu penjual pun ikut menyesuaikan kepada pembeli yang telah melakukan alih kode kepada partisipan, pada akhirnya pun pembeli menggunakan kode bahasa Indonesia kepada penjual yang sebelumnya digunakan bahasa Jawa. 62 62 Penggalan percakapan 24 berikut mengandung tuturan yang berupa alih kode yang disebabkan penjual menyesuaikan kode yang dipakai pembeli dalam tawar menawar dagangan oleh penjual pada pembeli pada saat menjajakan gdangannya berupa pakaian. 24 PENJUAL : “Regane murah yen dienggo ya apik anggo awake” “Harganya murah bila dipakai ya bagus buat awaknya “ PEMBELI : “Sing kembang-kembang dasare warnane abang” “Bunga-bunga dasarnya warna merah” PENJUAL : “Niku regane larang” PEMBELI : Tanya pada awaknya, bahwa baju yang disenangi harganya mahal PENJUAL : “Cari warna lain dengan harga yang lebih murah yang ada “ Penggalan percakapan di atas, merupakan penyesuaian percakapan antara penjual dan pembeli. Penjual menyesuaikan kode bahasa yang dipakai oleh pembeli agar komunikasi tetap lancar.

4.2.5 Ekspresi Keterkejutan Pembeli