Berdasarkan tabel 4.65 dan interpretasi uji interkorelasi antara variabel di atas disimpulkan bahwa semua aspek dari variabel komunikasi terapeutik memiliki
korelasi yang signifikan terhadap variabel kualitas pelayanan perawat, sehingga semua aspek dari variabel komunikasi terapeutik mendukung tinggi atau
rendahnya tingkat variabel kualitas pelayanan perawat.
4.6 Pembahasan
4.6.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Kualitas Pelayanan
Perawat dan Komunikasi Terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara
4.6.1.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Kualitas Pelayanan
Perawat di RS Kusta Donorojo Jepara
Kualitas Pelayanan Perawat adalah tingkat baik buruknya pelayanan professional yang diciptakan bagi pasien berupa pelayanan yang perubahannya
dapat dirasakan, dapat dinilai dan dapat diukur secara nyata. Berkaitan dengan respon penerima pelayanan dari perawat apakah sesuai dengan yang tertulis pada
hak dan kewajiban yang diberikan perawat kepada pasien. Pada penelitian ini, kualitas pelayanan perawat diukur dengan menggunakan skala kualitas pelayanan
jasa. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka menunjukkan semakin tinggi kualitas yang dirasakan oleh pasien di RS Kusta Donorojo Jepara. Demikian
sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh maka semakin rendah pula kualitas pelayanan perawat.
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum kualitas pelayanan perawat yang diberikan kepada pasien di RS Kusta Donorojo Jepara pada kategori tinggi
sebanyak 44 pasien yaitu sebesar 73,3. Pada hasil penelitian ini dapat diartikan
bahwa perawat memiliki kualiatas pelayanan yang baik diberikan kepada pasien. Secara langsung memberikan pengaruh kepada rumah sakit bahwa pelayanan
yang diberikan oleh perawat kepada pasien sudah baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung.
Pada studi pendahuluan didapatkan hasil bahwa pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan para perawat di RS Kusta Donorejo Jepara. Hal ini
dapat diartikan bahwa perawat di RS Kusta Donorejo Jepara telah mempunyai kualitas pelayanan yang baik saat melakukan pelayanan pada pasien kusta.
Penelitian ini menggunakan delapan belas dimensi dari Johnston et al dalam Jasfar 2005:56-57, yaitu Access
,
Aesthetics
,
Attentivenesshelpfulness
,
Availability
,
Care
,
CleanlinessTidiness
,
Comfort
,
Commitment
,
Communication
,
Competence
,
Courtesy
,
Flexibility
,
Friendliness
,
Functionality
,
Integrity
,
Reliability, Responsiveness
,
dan Security
.
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin diungkap adalah kualitas pelayanan perawat maka dipilih empat belas
dimensi yang digunakan, hasil mean empiris dari empat belas dimensi kualitas pelayanan perawat menunjukkan bahwa dimensi integrity memiliki mean empiris
tertinggi dengan nilai 6,265 dibandingkan dengan dimensi lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa dimensi integrity memiliki pengaruh yang lebih tinggi
terhadap kualitas pelayanan perawat dibandingkan dengan dimensi lainnya. Mengacu pada hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa perawat jujur dan
dipercaya oleh pasien, akan berdampak pada kualitas pelayanan perawat di RS Kusta Donorojo.
4.6.1.1.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Aesthetics
Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara ditinjau dari dimensi aesthetics. Dimensi aesthetics memperoleh nilai mean empiris yang
sama dengan dimensi lain seperti attentivenesshelpfulness yaitu 6,51 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh
3,255. Dimensi Aesthetics dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 33 pasien 55.
Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi aesthetics yaitu berkaitan dengan sampai sejauh mana paket jasa tersedia memuaskan
konsumen. Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perawat cukup baik membuat para pasien puas dengan pelayanan yang diberikan
selama melakukan pengobatan di RS Kusta Donorojo Jepara. Tindakan yang dilakukan di RS Kusta Donorojo adalah diberikan pendampingan kepada pasien
saat berada di rumah sakit. 4.6.1.1.2
Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Attentivenesshelpfulness Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara ditinjau
dari dimensi
attentivenesshelpfulness. Dimensi
attentivenesshelpfulness memperoleh nilai mean empiris yang sama dengan aesthetics yaitu 6,52 masuk
dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,255. Dimensi attentivenesshelpfulness dilihat secara umum berada pada
kategori sedang sebanyak 26 pasien 47,3. Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi
attentivenesshelpfulness yaitu berhubungan dengan kontrak personal, sampai sejauh mana mereka berkeinginan untuk membantu konsumen. Sesuai hasil
penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perawat mempersiapkan kebutuhan pasien dan berkeinginan membantu walaupun pasien tidak memanggil
terlebih dahulu sudah cukup baik diberikan kepada pasien selama melakukan perawatan di RS Kusta Donorojo Jepara. Perawat bertanya apakah obat yang
diberikan dikonsumsi dengan benar kepada pasien, dan memberikan saran kegiatan yang dapat dilakukan kepada pasien selama belum sembuh.
4.6.1.1.3 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Care
Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi care. Dimensi care memperoleh nilai mean empiris yaitu 16,91
masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 4,275. Dimensi care dilihat secara umum berada pada kategori tinggi
sebanyak 54 pasien 98,2. Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi care yaitu
kepedulian, perhatian, simpati dan kesabaran yang diperlihatkan kepada konsumen. Tindakan yang dilakukan perawat menenangkan pasien dari rasa
cemas, secara rutin memeriksa luka pasien, memberikan dukungan semangat untuk kesembuhan pasien, menerima keluh kesah dan sabar memberikan
penjelasan pasien mengenai penyakit pasien. Semua yang dilakukan dengan baik oleh perawat dan membuat para pasien merasa memiliki keluarga di RS Kusta
Donorojo Jepara. 4.6.1.1.4
Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi CleanlinessTidiness Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat
dari dimensi cleanlinesstidiness. Dimensi cleanlinesstidiness memperoleh nilai mean empiris yaitu 6,64 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan
perbandingan mean empiris diperoleh 3,32. Dimensi cleanlinesstidiness dilihat secara umum berada pada kategori tinggi sebanyak 29 pasien 52,7.
Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi cleanlinesstidiness yaitu kebersihan, kerapian dan keteraturan. Pasien melihat
penampilan perawat rapi, ruangan yang digunakan bersih dan nyaman, dan
perawat dengan rajin membawakan obat yang dibutuhkan oleh pasien.Beberapa hal yang sampaikan diatas dilakukan dengan baik di RS Kusta Donorojo Jepara.
4.6.1.1.5 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Commitment
Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi commitment. Dimensi commitment memperoleh nilai mean empiris
yaitu 6,71 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,355. Dimensi commitment dilihat secara umum berada pada
kategori tinggi sebanyak 29 pasien 52,7. Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi commitment
yaitu komitmen pekerja terhadap tugas. Tindakan yang dilakukan bahwa perawat sudah secara maksimal melakukan perawatan kepada pasien, walapun kadang kala
perawat melakukan perawatan sesuai dengan mood mereka. Kemudian dalam menghubungi perawat jika dibutuhkan oleh pasien masih kurang baik untuk
melakukan pertolongan secara tiba-tiba di RS Kusta Donorojo Jepara. Perawat yang berjaga sesuai shift hanya 2-3 perawat per bangsal, pada saat 2 lebih pasien
mendapat masalah maka pasien harus menunggu sampai ada perawat yang dapat membantu begitu pula bagi pasien rawat jalan harus menunggu untuk melakukan
pemeriksaan. 4.6.1.1.6
Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Communication Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat
dari dimensi communication. Dimensi communication memperoleh nilai mean empiris yaitu 3,40 masuk dalam kategori sedang dan setelah dilakukan
perbandingan mean empiris diperoleh 3,4. Dimensi communication dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 31 pasien 56,4 .
Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi communication yaitu kemampuan penyedia jasa untuk berkomunikasi dengan
konsumen. Tindakan yang dilakukan didapat bahwa perawat berkomunikasi kepada pasien cukup baik dilakukan dengan cara menyesuaikan pasein agar apa
yang akan disampaikan mudah untuk dipahami baik menggunakan bahasa jawa maupun berbicara dengan suara keras bagi yang pasien yang bermasalah pada
pendengaran. 4.6.1.1.7
Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Competence Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat
dari dimensi competence. Dimensi competence memperoleh nilai mean empiris yaitu 5,93 masuk dalam kategori sedang dan setelah dilakukan perbandingan
mean empiris diperoleh 2,965. Dimensi competence dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 39 pasien 70,9.
Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi competence yaitu berkaitan dengan keahlian dan profesionalitas dalam penyampaian jasa. Di
rumah sakit walaupun dengan tugas perawat yang banyak, perawat masih menlakukan perawatan dengan cukup telaten kepada pasien.
4.6.1.1.8 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Courtesy
Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi courtesy. Dimensi courtesy memperoleh nilai mean empiris yaitu
6,44 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,22. Dimensi courtesy dilihat secara umum berada pada
kategori sedang sebanyak 29 pasien 52,7. Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi courtesy
yaitu kesopanan, respek dalam menyediakan jasa, terutama berkenaan dengan
kontrak staf dalam berhubungan dengan konsumen dan hak miliknya. Di rumah sakit perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan menjelaskan apa saja yang
akan didapat oleh pasien selama pengobatan dengan cukup baik di RS Kusta Donorojo Jepara.
4.6.1.1.9 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Flexibility
Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi flexibility. Dimensi flexibility memperoleh nilai mean empiris yaitu
6,15 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,075. Dimensi flexibility dilihat secara umum berada pada
kategori sedang sebanyak 28 pasien 50,9. Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi flexibility
yaitu berkaitan dengan keinginan dan kesanggupan pekerja untuk mengubah pelayanan jasa atau produk, menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Di
rumah sakit perawat memberikan pelayanan atau penanganan yang cukup sesuai dengan kebutuhan pasien,tidak hanya itu perawat cukup mampu menyesuaikan
diri dengan apa yang diinginankan pasien selama melakukan pengobatan di RS Kusta Donorojo Jepara.
4.6.1.1.10 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Friendliness
Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi friendliness. Dimensi friendliness memperoleh nilai mean empiris
yaitu 6.55 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3,275. Dimensi friendliness dilihat secara umum berada pada
kategori sedang sebanyak 29 pasien 52,7. Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi friendliness
yaitu kehangatan dan keakraban penyedia jasa. Selama pasien melakukan
perawatan, perawat menjaga keakraban dan perlakuan yang dilakukan oleh perawat layaknya keluarga membuat para pasien mendapat sebagian kesenangan
dan kenyaman di RS Kusta Donorojo Jepara. 4.6.1.1.11
Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Integrity Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat
dari dimensi integrity. Dimensi integrity memperoleh nilai mean empiris yaitu 12,53 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean
empiris diperoleh 6,265. Dimensi integrity dilihat secara umum berada pada kategori sedang sebanyak 52 pasien 94,5.
Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi integrity yaitu kejujuran, keadilan, dan kepercayaan yang diberikan oleh pemberi jasa
kepada konsumen. Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dan ditemukan bahwa perawat memberitahukan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi kepada pasien
cukup sesuai, begitu juga meyakinkan pasien bahwa pengobatan yang dilakukan akan berjalan dengan baik dan tanpa membeda-bedakan status ekonomi yang
dimiliki pasien. 4.6.1.1.12
Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Reliability Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat
dari dimensi reliability. Dimensi reliability memperoleh nilai mean empiris yaitu 9.84 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean
empiris diperoleh 3.28. Dimensi reliability dilihat secara umum berada pada kategori tinggi sebanyak 32 pasien 58,2.
Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi reliability yaitu kehandalan dan konsistensi dari kinerja fasilitas jasa, barang-barang dan
staf. Selama penenlitian ditemukan bahwa perawat memenuhi perawatan kepada
pasien dengan baik dengan kemampuan perawat yang baik pula, walaupun dengan jumlah perawat yang berganti-ganti. Tingkat pendidikan yang dimiliki perawa di
RS Kusta Donorojo Jepara rata-rata adalah lulusan DIII Keperawatan sehingga bisa melayani pasien dengan baik.
4.6.1.1.13 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Responsiveness
Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi responsiveness. Dimensi responsivenessmemperoleh nilai mean
empiris yaitu 9.60 masuk dalam kategori tinggi dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 4,8. Dimensi responsiveness dilihat secara
umum berada pada kategori sedang sebanyak 31 pasien 56,3. Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi
responsiveness yaitu kecepatan dan ketepatan dalam penyampaian jasa. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikan
perawat kepada pasien dilakukan dengan cukup cepat dan tanggap pada setiap keluhan dan kebutuhan pasien selama melakukan pengobatan di RS Kusta
Donorojo Jepara. Penanganan yang diberikan masih pada taraf cukup dikarenakan terbatasnya perawat pada setiap shift yang terdapat pada latar belakang.
4.6.1.1.14 Pembahasan Analisis Deskriptif Dimensi Security
Kualitas Pelayanan Perawat pada RS Kusta Donorojo Jepara dilihat dari dimensi security. Dimensi securitymemperoleh nilai mean empiris yaitu 6.07
masuk dalam kategori sedang dan setelah dilakukan perbandingan mean empiris diperoleh 3.035. Dimensi security dilihat secara umum berada pada kategori
sedang sebanyak 39 pasien 67,3. Menurut Johnston et al dalam Jasfar 2005: 56 dimensi security
yaitu keselamatan dan keamanan konsumen. Di rumah sakit ditemukan bahwa
perawat menjamin perawatan dan perawat menjaga pasien untuk berada diruangannya selama melakukan pengobatan di RS Kusta Donorojo Jepara.
4.6.1.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Komunikasi Terapeutik