1. Kesejatian, perawat menyadari tentang nilai, sikap dan perasaan yang dimiliki terhadap keadaan pasien sama dengan penjabaran definisi pada
karakteristik yaitu keikhlasan. 2. Empati, kemampuan menempatkan diri kita pada diri orang lain sama dengan
merasakan “dunia pribadi pasien”, definisi empati pada karakteristik berusaha keras untuk mengetahui secara pasti pada apa yang sedang dipikirkan dan
dialami klien sama dengan penjelasan kesejatian dimensi yaitu perawat yang mampu menunjukan ikhlasnya mempunyai kesadaran mengenai sikap yang
dipunyai pasien dan perawat tidak menolak segala bentuk perasaan yang dimilki pasien.
3. Respek atau hormat, menunjukkan kepedulian atau perhatian dapat dimaksudkan kehangatan karakteristik. Perawat menghargai pasien sebagai
orang yang bernilai dan menerima pasien tanpa syarat, penjelasan empati pada poin penerimaan.
4. Konkret, perawat mendiskusikan dengan pasien mengenai perasaan dan akurat tentang masalah dalam mendorong pasien memikirkan masalah yang spesifik
sama dengan penjelasan makna kehangatan karakteristik. Oleh karena itu, karakteristik mendapat peran penting dalam mendukung
dimensi yang harus dimiliki perawat dalam menangani pasien.
2.2.3 Tujuan Komunikasi Terapeutik
Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, perawat akan lebih baik mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, sehingga akan
lebih efektif dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah diterapkan,
memberikan kepuasan professional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi.
Menurut Purwanto, 1994 dalam Damaiyanti 2010:11 tujuan dari komunikasi terapeutik :
a. Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan
b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya c.
Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri. Sedangkan, menurut Stuart Sundeen juga Lindberg, Hunter, dan
Kruszweki dalam Taufik dan Juliane,2010:26, Tujuan terapeutik yang diarahkan kepada pertumbuhan klien meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Reaisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri b. Identitas diri yang jelas dan rasa intergritas diri yang tinggi.
c. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung, dan mencintai.
d. Peningkatan fungsi dan kemampuan memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistis.
Tujuan diatas membahas hal yang berbeda jika menurut Parasuraman lebih membahas tujuan komunikasi terapeutik secara umum. Sedangkan menurut Stuart
Sundeen juga Lindberg, Hunter, dan Kruszweki membahas secara khusus jika melakukan komunikasi terapeutik bagi petumbuhan klien atau hasil setelah
melakukan komunikasi terapeutik.
2.2.4 Manfaat Komunikasi Terapeutik
Adapun manfaat dari komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut M.Taufik dan Juliane, 2010:27:
a. Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara tenaga kesehatan, dalam
hal ini bidan dengan kliennya melalui hubungan bidan b.
Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, mengkaji masalah, dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh bidan.
2.2.5 Syarat