d. Persepsi
Persepsi didefinisikan
sebagai suatu
proses dimana
individu mengorganisasikan dan menginterprestasikan impresi sensorinya supaya dapat
memberikan arti kepada lingkungan sekitarnya, meskipun persepsi sangat dipengaruhi oleh pengobyekan indra maka dalam proses ini dapat terjadi
penyaringan kognitif atau terjadi modifikasi data. Persepsi diri dalam bekerja mempengaruhi sejauh mana pekerjaan tersebut memberikan tingkat kepuasaan
dalam dirinya.
e. Sikap dan kepribadian
Merupakan sebuah itikat dalam diri seseorang untuk tidak melakukan atau melakukan pekerjaan tersebut sebagai bagian dari aktivitas yang menyenangkan.
Sikap yang baik adalah sikap dimana dia mau mengerjakan pekerjaan tersebut tanpa terbebani oleh sesuatu hal yang menjadi konflik internal. Perilaku bekerja
seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap dalam bekerja. Sedangkan sikap seseorang dalam memberikan respon terhadap masalah dipengaruhi oleh
kepribadian seseorang. Kepribadian ini dibentuk sejak lahir dan berkembang sampai dewasa. Kepribadian seseorang sulit dirubah karena elemen
kepribadiannya yaitu id, ego dan super ego yang dibangun dari hasil bagaimana dia belajar saat di kandungan sampai dewasa.
Sikap merupakan faktor penentu perilaku, karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sikap attitude adalah kesiap-siagaan mental
yang dipelajari dan diperoleh melalui pengalaman, serta mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, obyek, dan situasi yang
berhubungan dengannya.
Menurut Gronroos 1990 dalam Jasfar 2005: 62, beberapa faktor criteria yang menentukan kualitas jasa. Kriteria ini dapat dijadikan pegangan bagi para
manajer dibidang jasa untuk menyusun strategi agar peralatan yang dipakai maupun staf yang langsung maupun tidak langsung menghadapi konsumen
dipersiapkan untuk dapat memenuhi apa yang diharapkan konsumen. Kriteria tersebut adalah seperti berikut ini.
a. Professionalisme and skills; konsumen menghendaki agar penyedia jasa, apakah kontak personal, system operasi, maupun peralatan-peralatan teknik
yang dimiliki haruslah dapat mengatasi masalah yang dihadapi secara
professional dan terampil.
b. Attitudes and behavior ; konsumen harus merasa yakin bahwa kontak personal contact personal melayani dan berusaha membantu dalam
memecahkan masalah mereka secara spontan dan dengan cara bersahabat.
c. Accessibility and flexibility;konsumen merasa bahwa penyedia jasa, apakah personel, lokasi dimana mereka berada, jam kerja dan sistem operasi
dirancang serta dioperasikan sedemikian rupa, sehingga konsumen dapat melakukan akses dengan mudah, permintaan dapat disesuaikan dengan
keinginan konsumen dengan cara yang lebih fleksibel.
d. Reliability and trustworthiness; konsumen memahami bahwa apa pun yang terjadi, mereka bisa mempercayakan segala sesuatunya kepada penyedia jasa,
baik kepada karyawan maupun sistemnya untuk memegang janjinya.
e. Recovery;konsumen menyadari bahwa apa pun kesalahan-kesalahan yang terjadi maupun sesuatu yang tidak diduga dan yang tidak diharapkan terjadi,
mereka yakin tersedian jasa akan dapat mengatasi dengan tepat, sesuai
dengan yang diharapkan
f. Reputation and credibility;pelanggan percaya bahwa operasi atau cara kerja
penyedian jasa dapat dipercaya dan memberikan nilai atau imbalan yang
sesuai dengan pengorbanannya
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa faktor diatas adalah bahwa jika diartikan menurut Gibson mengambil sudut pandang dari perawat atau jasa
sedangkan menurut Gronroos melihat sudut pandang dari konsumen dan pada dimensi kualitas menurut Groonroos. Jadi faktor yang akan digunakan adalah
menurut Gronroos yaitu Professionalistma and skills, Attitudes and behavior, Accessibility and flexibility, Reliability and trustworthiness, Recovery, Reputation
and credibility.
2.2 Komunikasi Terapeutik