Koefisien Korelasi Berganda R dan Koefisien Determinasi R Square Hasil Uji F

Hasil persebaran diperoleh F sebesar 63,833 dengan p = 0,000. Dikarenakan nilai p 0,000 0,005 maka pola hubungan antara variabel kualitas pelayanan perawat dengan komunikasi terapeutik di RS Kusta Donorojo Jepara adalah linier. Hasil uji linieritas disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.51 Uji Linieritas Kualitas Pelayanan Perawat dengan Komunikasi Terapeutik ANOVA Table Kualitas Pelayanan Perawat Komunikasi Terapeutik Between Groups Within Groups Total Combined Linearity Deviation from Linearity Sum of Squares 5015,469 4018,378 997,090 2014,458 7029,927 Df 22 1 21 32 54 Mean Square 227,976 4018,378 47,480 62,952 F 3,621 63,833 ,754 Sig. ,000 ,000 ,748

4.4.3 Uji Hipotesis

4.4.3.1 Koefisien Korelasi Berganda R dan Koefisien Determinasi R Square

Penelitian ini dalam penghitungannya menggunakan program SPSS for windows 20.0. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Pearson. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis korelasi pearson sebab dari hasil uji normalitas menunjukkan hasil bahwa sebaran data kedua variabel normal. Hasil korelasi pearson antara komunikasi terapeutik dengan kualitas pelayanan perawat serta menggunakan tabel 4.52 interpretasi terhadap koefisien korelasi sebagai berikut Arikunto, 2006: 245 Tabel 4.52 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Spearman No Interval Koefisien Tingkat Hubungan 1. 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi 2. 0,60 – 0,79 Tinggi 3. 0,40 – 0,59 Sedang 4. 0,20 – 0,39 Rendah 5. 0,00 – 0,19 Sangat rendah Tabel 4.53 AnalisisKorelasi Komunikasi Terapeutik dan Kualitas Pelayanan Perawat Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .756 a ,572 ,564 7,538 Hasil perhitungan dapat ditunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi untuk persamaan yang dibahas yaitu R sebesar 0.756. Komunikasi terapeutik memiliki tingkatan hubungan yang tinggi terhadap kualitas pelayanan perawat karena nilai R koefisien korelasi sebesar 0.756 berada diantara 0,60 – 0,79 berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi pada tabel 4.52. Oleh karena itu, dari hasil perhitungan pada tabel 4.53 bahwa koefisien determinasi R Square sebesar 0 . 572 dan 57,2 dalam presentase, hal ini menunjukan variabel X komunikasi terapeutik memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel Ykualitas pelayanan perawat sebesar 57,2 , sedangkan sisanya 42,8 dipengaruhi oleh faktor lainnya yang diabaikan atau tidak diteliti oleh peneliti.

4.4.3.2 Hasil Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan atau bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Hasil uji F disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.54 Uji F Komunikasi Terapeutik dan Kualitas Pelayanan Perawat ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 4018,378 1 4018,378 70,719 .000 b Residual 3011,549 53 56,822 Total 7029,927 54 Tabel 4.54 menampilkan nilai F hitung sebesar 70,719 dengan tingkat signifikansi 0,000 0,05. Hal ini berarti secara simultan atau bersama-sama komunikasi terapeutik berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelayanan perawat. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan yang berbunyi “Ada pengaruh positif antara komunikasi terapeutik terhadap kualitas pelayanan perawat persepsi pasien pada perawat di RS Kusta Donorojo Jepara. Semakin baik komunikasi terapeutik, semakin baik pula kualitas pelayanan perawat yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin rendah komunikasi terapeutik, maka kualitas pelayanan perawat juga semakin rendah ” diterima.

4.4.3.3 Hasil Uji Regresi

Dokumen yang terkait

Efektifitas Komunikasi Terapeutik Terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Bersalin Seksio Sesarea di RSUD dr. Pirngadi.

1 48 100

Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru Rawat Jalan Di RSUD Sidikalang Kabupaten Dairi

12 177 150

Pengaruh Komunikasi Terapeutik (Keterbukaan, Empati, Sikap Mendukung, Sikap Positif dan Kesetaraan) Bidan terhadap Kenyamanan Ibu Pra Persalinan di Wilayah Kerja Kecamatan Medan Marelan

1 41 101

Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Ibu Nifas di RSUD Dr. Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai

3 47 110

Pengaruh Faktor Personal dan Faktor Situasional terhadap Komunikasi Terapeutik antara Perawat Pelaksana dengan Pasien di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

2 62 181

Komunikasi Interpersonal (Terapeutik) Perawat dan Pasien (Studi Korelasional Peranan Komunikasi Interpersonal (Terapeutik) Perawat Terhadap Penyembuhan Pasien Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan)

2 66 161

Gambaran Komunikasi Interpersonal Perawat Pelaksana Menurut Persepsi Perawat dan Klien di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

1 42 140

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PASIEN UNTUK SEMBUH (Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta).

0 4 15

Komunikasi Terapeutik antara Perawat dan Pasien.

0 1 24

GAMBARAN PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KOMUNIKASI SOSIAL PERAWAT DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KEPERAWATAN

0 0 9