Preferensi Visual TINJAUAN PUSTAKA 1. Konservasi Sumber daya Alam

3 Nilai WTP yang diberikan responden melebihi pendapatan yang dimiliki responden.

2.3. Preferensi Visual

Mengamati secara langsung suatu landscape maupun seascape akan memberikan pengaruh secara psikologis bagi yang mengamatinya. Menurut Steinitz 1990 yang diacu dalam Rahmafitria 2004 mengamati suatu landscape seascape dapat memberikan persepsi dan perasaan psikologis yang berbeda-beda serta menghadirkan nilai simbolik. Artinya dengan mengamati suatu landscape seascape maka terjadi hubungan antara manusia dengan lingkungannya yang dapat dijadikan dasar dalam menentukan nilai keindahan suatu kawasan. Fungsi visual dapat memberikan arti mengenai bagaimana suatu landscape seascape dapat memberikan reaksi bagi yang mengamatinya. Fungsi ini dipengaruhi oleh banyaknya variasi yang ada dalam suatu landscapeseascape. Sebagai contoh bangunan yang berada di daerah datar akan memberikan efek visual yang berbeda jika bangunan tersebut berada di puncak gunung tanpa vegetasi. Keindahan lingkungan memiliki arti yang berbeda-beda untuk setiap manusia. Secara umum suatu pemandangan merupakan hubungan visual antara titik pengamatan dan obyek yang diamati. Berkaitan dengan estetika obyek, maka penilaiannya bergantung dari persepsi pengguna, karena setiap manusia memiliki persepsi yang berbeda-beda. Walaupun preferensi visual berbeda-beda antar setiap individu, tetapi preferensi visual lingkungan alami lebih disukai daripada struktur buatan manusia. Penilaian manusia terhadap aspek visual landscapeseascape yang disukai ataupun yang tidak disukai dapat dilakukan melalui beberapa metode perhitungan. Namun karena berkaitan dengan faktor sosial dan psikologis manusia maka sulit untuk mendefinisikan nilai visual ini secara numerik. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan nilai visual suatu landscapeseascape adalah prosedur Scenic Beauty Estimation SBE yang dikemukakan oleh Daniel dan Boster 1976. Metode ini dilakukan dengan menyeleksi beberapa foto yang menggambarkan keadaan lingkungan obyek dan kemudian dilakukan penilaian oleh responden. Hasil penilaian akan menggambarkan aspek preferensi dari manusia terhadap lingkungan obyek, sehingga hasil penilaian tersebut, dapat dipakai dasar pengelolaan suatu kawasan.

2.4. Pendekatan Partisipatif