Fraksi tenaga kerja per ekonomi masyarakat diperoleh nilai 0.0000000012 didapatkan dari setiap Rp.82 285 714 penerimaan wisata akan dialokasikan pada
usaha-usaha yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1 orang. Nilai ini diperoleh dari perbandingan antara rata-rata modal yang diinvestasikan di usaha
wisata sebesar Rp. 5 760 000 000 dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 70 orang. Untuk fraksi tenaga kerja per turis didapatkan nilai 0.0014
yang diperoleh dari perbandingan 1 tenaga kerja per 700 orang wisatawan, berdasarkan daya tampung akomodasi sebesar 640 orang setiap kelebihan 60
orang wisatawan memerlukan tambahan 1 orang tenaga kerja. Nilai konstanta untuk tenaga kerja yang keluar adalah 0.2 yang diperoleh dari perbandingan 1 dari
3 orang tenaga kerja akan keluar apabila kondisi kunjungan wisatawan yang menurun.
Harga produk wisata yang ditawarkan sebesar Rp.750 000 per orang, harga ini sebelum dikurangi biaya akomodasi dan konsumsi serta pajak usaha.
Dari total penerimaan ini 3.5 merupakan bagian upah tenaga kerja per turis dan 2 adalah bagian yang diterima oleh usaha-usaha lain yang mendukung aktivitas
ini. Fraksi biaya usaha lain sebesar 0.3 yang diperoleh dari biaya usaha perdagangan terhadap total penerimaan pedagang. Persentase pajak usaha wisata
yang diberlakukan oleh badan pengelola, TNBB, dan Pemda Buleleng adalah 0.40 kepada seluruh usaha hotel dan restoran untuk satu orang wisatawan per sekali
kunjungan ke kawasan Pulau Menjangan. Pajak ini kemudian 60 dialokasikan untuk penerimaan daerah dan 40 untuk penerimaan TNBB selaku pengelola
kawasan.
2. Sub model sosial
Dalam dimensi ini, model pengelolaaan ekowisata bahari di kawasan Pulau Menjangan disusun dari kehadiran wisatawan yang datang berkunjung ke
kawasan ini. Jumlah kunjungan wisatawan yang datang kawasan Pulau Menjangan tahun 2008 adalah sebesar 11 029 orang. Namun tidak semua
wisatawan yang datang menikmati atraksi wisata yang ditawarkan, hanya 10 500 orang yang semuanya berasal dari manca negara. Untuk itu nilai inisial dimensi
sosial adalah 10 500 orang. Atribut yang mempengaruhinya adalah: atribut ketersediaan obyek wisata uE sebesar 0.86, ketersediaan infrastruktur atau
fasilitas penunjang wisata uC sebesar 0.30, harga produk wisata di lokasi lain sebesar 0.74 dan biaya hidup selama berwisata di kawasan Pulau Menjangan
sebesar 0.04 yang diperoleh dari hasil analisis regresi berganda. Selain itu atribut lainnya adalah atribut kepuasan terhadap kualitas sumber daya alam qE sebesar
0.5 dan atribut kepuasan terhadap infrastruktur qC sebesar 0.5 yang diperoleh dari model matematis sederhana Casagrandi dan Rinaldi 2002.
5.8.2. Optimasi Pengelolaaan Ekowisata Bahari di Kawasan Pulau Menjangan
Dalam menentukan tingkat optimal bagi pengelolaan ekowisata bahari diperlukan suatu skenario model pengelolaan. Penyusunan skenario model
pengelolaan sangat penting untuk menentukan keberlajutan pengelolaan ekowisata bahari di kawasan Pulau Menjangan. Di dalamnya terdapat beberapa
alternatif rencana kebijakan yang ditempuh dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dimasa akan datang berdasarkan kondisi aktual.
Untuk itu skenario model yang dianalisa untuk pengelolaan ekowisata bahari adalah:
1 Skenario model aktual
2 Skenario model alternatif
Skenario model aktual melihat sejauh mana kawasan tersebut memberikan manfaat kepada masyarakat saat ini dan masa datang yang diukur berdasarkan
nilai ekonominya. Selain itu dilihat juga kecenderungan kondisi sumber daya alam pada akhir simulasi sebagai akibat keputusan pemanfaatan utnuk kegiatan
ekowisata bahari. Sedangkan skenario model alternatif akan dilihat kecenderungannya akibat keputusan memberikan pilihan alternatif bagi
pengelolaan ekowisata bahari.
A. Skenario model aktual pengelolaan ekowisata bahari
Skenario model aktual merupakan suatu skenario yang menggambarkan kondisi saat ini pengelolaan ekowisata bahari di kawasan Pulau Menjangan.
Skenario yang dibangun ini memberikan penjelasan, yakni: