Manfaat Keberadaan Obyek Wisata

Hasil analisa regresi yang dilakukan menghasilkan model WTP sebagai berikut: Ln WTP = - 3.8708 + 1.0921 Ln I - 0.8070 Ln E + 1.9411 Ln AE dengan nilai R 2 = 0.9561 Untuk mengetahui kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Model regresi ini kemudian dianalisa, sehingga mendapatkan nilai r untuk masing-masing variabel adalah pendapatan 0.9528, tingkat pendidikan 0.1165, dan ketertarikan terhadap ekosistem sebesar 0.8214. Nilai ini menunjukkan bahwa, variabel pendapatan dan ketertarikan terhadap ekosistem memiliki korelasi yang sangat kuat, sedangkan variabel tingkat pendidikan korelasinya sangat lemah terhadap variabel kesediaan membayar wisatawan WTP. Selanjutnya model regresi di atas kemudian diuji dengan menggunakan uji F untuk mengetahui sejauh mana ketepatan model yang menjelaskan hubungan nyata antara WTP dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil uji F menunjukkan F hitung 36.3543 F tabel 5.4094 pada selang kepercayaan 95 . Nilai F hitung yang lebih besar daripada F tabel menunjukkan variabel bebas dalam model regresi ini secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. Setelah uji F model regresi tersebut dianalisa dengan uji t. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya satu variabel bebas yaitu pendapatan yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya dengan taraf signifikan 95 . Nilai t tabel dalam analisa ini adalah 3.1824 dimana t hitung untuk pendapatan adalah 4.9775 berarti t hitung t tabel. Kondisi ini memberikan penjelasan bahwa variasi dalam peubah kesediaan membayar wisatawan dapat dijelaskan oleh peubah pendapatan. Variabel pendapatan secara individu mampu menjelaskan secara signifikan variabel kesediaan membayar. Untuk mendapatkan besaran nilai WTP, nilai rata-rata dari setiap peubah bebas dimasukkan ke dalam persamaan untuk mendapatkan nilai rata-rata WTP individu. Hasil perhitungan memperoleh nilai bahwa rata-rata WTP individu adalah sebesar US 11.37 atau sekitar Rp. 110 301 dalam kurs dolar Rp. 9 700. Apabila nilai rata-rata WTP individu tersebut kemudian dihitung berdasarkan jumlah wisatawan mancanegara yang datang berkunjung sebanyak 10 500 orang, yaitu berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2008 ke kawasan Pulau Menjangan, maka total nilai WTP wisatawan dalam setahun adalah sebesar US 124 333 atau sekitar Rp. 1 206 033 757. Nilai ekonomi ini merupakan nilai manfaat keberadaan sumber daya di kawasan Pulau Menjangan. Nilai tersebut mencerminkan estimasi nilai keberadaan sumber daya kawasan ekowisata Pulau Menjangan terlepas dari dimanfaatkan atau tidak, wisatawan bersedia membayar sebesar US 124 333 agar sumber daya di kawasan Pulau Menjangan tetap ada.

5.7. Partisipasi Masyarakat

Keberhasilan pengelolaan di suatu kawasan untuk kegiatan wisata, tidak hanya terletak pada terjaganya kondisi lingkungan, namun dipengaruhi pula oleh bentuk respon yang timbul dari para masyarakat, sehingga dapat diketahui bagaimana suatu kegiatan dapat dilaksanakan, siapa yang menjadi pelakunya dan dalam kondisi yang bagaimana hal tersebut dapat dilakukan. Begitu pula dengan pengelolaan ekowisata di kawasan Pulau Menjangan, akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan dukungan respon yang positif dari para masyarakat. Masyarakat yang terdiri atas masyarakat lokal dan pengusaha merupakan pihak- pihak yang berperan dalam mendukung pengembangan ekowisata di kawasan Pulau Menjangan. Didalam pengembangan ekowisata di kawasan Pulau Menjangan, sikap dari masyarakat terhadap program pengembangan kawasan menjadi faktor yang penting untuk dipertimbangkan. Hasil survei memberikan gambaran bahwa masyarakat secara keseluruhan memberikan sikap yang mendukung pengembangan ekowisata di kawasan Pulau Menjangan. Hal ini terlihat dari keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam aktivitas ekowisata ini yang baik, tercermin dari kegiatan pengelolaan wisata yang sepenuhnya dikelola oleh desa adat. Kondisi inilah yang menjadi khas, dimana masyarakat tidak hanya sekedar berpartisipasi tetapi juga mampu menciptakan kegiatan wisata di kawasan Pulau Menjangan. Selain itu, didalam masyarakat sendiri telah terbentuk organisasi kemasyarakatan yaitu “FKMPP” atau Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Pesisir” yang merupakan wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam hal perencanaan dan penentuan program-program yang dapat mendukung pengembangan pariwisata berbasis ekowisata. Untuk itu, tahapan partisipasi masyarakat dianalisa mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan beberapa program yang telah direncanakan, serta monitoring dan evaluasi. Hasil analisa terhadap masyarakat yang diwakili oleh 50 responden, dapat diketahui tingkat partisipasi masyarakat pada setiap tahap kegiatan. Nilai rata-rata tingkat partisipasi seluruh reponden dapat dilihat pada Lampiran 21. Tabel tersebut menjelaskan bahwa pada tahap perencanaan, masyarakat menunjukkan tingkat partisipasinya sebanyak 25 orang 34.72 dengan tingkat partisipasi yang tinggi, 34 orang 47.22 menunjukkan tingkat partisipasi sedang dan lainnya 13 orang 18.06 memperlihatkan tingkat partisipasi rendah. Tingkat partisipasi tinggi tampak dari antusiasme dalam mengikuti rangkaian kegiatan yang ada pada tahap ini dan adanya inisiatif serta ide-ide yang membangun. Tingkat partisipasi sedang tampak dari kehadiran dan keikutsertaan dalam beberapa kegiatan, sedangkan tingkat partisipasi yang rendah ditunjukan oleh masyarakat yang hanya sekedar hadir dalam kegiatan pada tahap ini. Gambaran partisipasi pada tahap ini menunjukkan bahwa masyarakat tergerak untuk ikut terlibat dalam program-program yang telah disusun, seperti program clean up, rehabilitasi, pembentukan daerah perlindungan laut, pemasangan mooring, pembentukan kelompok guide lokal, pelatihan bahasa asing, perbaikan dan pembuatan jalur tracking serta monitoring kondisi karang. Dimana, masyarakat menyadari bahwa program-program yang telah disusun memberikan manfaat demi kesejahteraan bersama. Tahap pelaksanaan program merupakan tahap yang bisa dikatakan puncak dari rangkaian kegiatan dan seharusnya menjadi bagian yang paling menarik bagi masyarakat. Hasil yang didapatkan menunjukkan pada tahap ini tingkat partisipasi masyarakat tergolong tinggi atau mengalami peningkatan, dimana sebanyak 27 orang 37.50 dengan tingkat partisipasi yang tinggi, 22 orang 30.56 menunjukkan tingkat partisipasi sedang dan 23 orang lainnya 31.94