Partisipasi Masyarakat HASIL DAN PEMBAHASAN
Selain itu, didalam masyarakat sendiri telah terbentuk organisasi kemasyarakatan yaitu “FKMPP” atau Forum Komunikasi Masyarakat Peduli
Pesisir” yang merupakan wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam hal perencanaan dan penentuan program-program yang dapat mendukung
pengembangan pariwisata berbasis ekowisata. Untuk itu, tahapan partisipasi masyarakat dianalisa mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan beberapa
program yang telah direncanakan, serta monitoring dan evaluasi. Hasil analisa terhadap masyarakat yang diwakili oleh 50 responden, dapat
diketahui tingkat partisipasi masyarakat pada setiap tahap kegiatan. Nilai rata-rata tingkat partisipasi seluruh reponden dapat dilihat pada Lampiran 21.
Tabel tersebut menjelaskan bahwa pada tahap perencanaan, masyarakat menunjukkan tingkat partisipasinya sebanyak 25 orang 34.72 dengan tingkat
partisipasi yang tinggi, 34 orang 47.22 menunjukkan tingkat partisipasi sedang dan lainnya 13 orang 18.06 memperlihatkan tingkat partisipasi rendah.
Tingkat partisipasi tinggi tampak dari antusiasme dalam mengikuti rangkaian kegiatan yang ada pada tahap ini dan adanya inisiatif serta ide-ide yang
membangun. Tingkat partisipasi sedang tampak dari kehadiran dan keikutsertaan dalam beberapa kegiatan, sedangkan tingkat partisipasi yang rendah ditunjukan
oleh masyarakat yang hanya sekedar hadir dalam kegiatan pada tahap ini. Gambaran partisipasi pada tahap ini menunjukkan bahwa masyarakat
tergerak untuk ikut terlibat dalam program-program yang telah disusun, seperti program clean up, rehabilitasi, pembentukan daerah perlindungan laut,
pemasangan mooring, pembentukan kelompok guide lokal, pelatihan bahasa asing, perbaikan dan pembuatan jalur tracking serta monitoring kondisi karang.
Dimana, masyarakat menyadari bahwa program-program yang telah disusun memberikan manfaat demi kesejahteraan bersama.
Tahap pelaksanaan program merupakan tahap yang bisa dikatakan puncak dari rangkaian kegiatan dan seharusnya menjadi bagian yang paling menarik bagi
masyarakat. Hasil yang didapatkan menunjukkan pada tahap ini tingkat partisipasi masyarakat tergolong tinggi atau mengalami peningkatan, dimana sebanyak 27
orang 37.50 dengan tingkat partisipasi yang tinggi, 22 orang 30.56 menunjukkan tingkat partisipasi sedang dan 23 orang lainnya 31.94
memperlihatkan tingkat partisipasi rendah. Tingginya tingkat partisipasi pada tahap ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias mengikuti dan terlibat
secara aktif dalam program-program yang dilaksanakan, disamping karena masyarakat merasa bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup ekosistem
dan menyadari bahwa mata pencaharian mereka sangat bergantung pada kondisi sumber daya alam beserta lingkungannya.
Tahap monitoring dan evaluasi memberikan penjelasan bahwa tingkat partisipasi masyarakat sangat menurun, dimana sebanyak 7 orang 9.72 dengan
tingkat partisipasi yang tinggi, 26 orang 36.11 menunjukkan tingkat partisipasi sedang dan 39 orang lainnya 54.17 memperlihatkan tingkat partisipasi rendah.
Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat pada tahap ini karena sebagian besar masyarakat kurang mampu memberikan kritik atau saran perbaikan, mengingat
komposisi masyarakat sebagian besar dari masyarakat setempat yang masih tergolong rendah dalam tingkat pendidikan dan pengetahuan, sehingga sebagian
dari mereka merasa belum memiliki pengalaman yang cukup untuk memberikan masukan untuk saat ini, walaupun beberapa dari mereka cukup antusias dalam
mengemukakan pendapat. Schrool 1984 menyatakan bahwa masyarakat akan berpartisipasi apabila
mempunyai pengetahuan dan kemampuan tentang tingkat kegiatan tersebut. Pendapat ini sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan, dimana masyarakat
yang mempunyai tingkat pengetahuan dan pemahaman lingkungan yang memadai yang memperlihatkan tingkat partisipasi yang agak lebih baik dalam setiap
tahapan kegiatan. Hasil dari keseluruhan tahapan kegiatan bahwa tingkat partisipasi
masyarakat cukup tinggi. Masyarakat merasa bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup ekosistem dan menyadari bahwa mata pencaharian mereka
sangat bergantung pada kondisi sumber daya alam beserta lingkungannya. Namun, ada beberapa program yang belum terlaksana yaitu program rehabilitasi
karang dan pembentukan daerah perlindungan laut. Program ini terhambat lebih disebabkan karena faktor dana dan perijinan dari pihak TNBB.
Gambaran tingkat partisipasi masyarakat seperti ini, tentunya ada faktor- faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, dicoba dianalisa faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Variabel tersebut adalah umur, pendidikan, lama tinggal, pemahaman tentang lingkungan, akses
informasi terhadap media massa, dan jumlah pendapatan. Rekapitulasi data responden pada masing-masing peubah pengamatan dari hasil analisis komponen
utama dapat dilihat pada Lampiran 21. Hasil analisa diketahui bahwa peubah yang memiliki korelasi signifikan
terhadap partisipasi masyarakat adalah pendidikan sebesar 0.253, pemahaman tentang lingkungan sebesar 0.252 dan pendapatan 0.219. Tingkat korelasi yang
besar antara partisipasi dengan pendidikan menunjukkan bahwa pendidikan memberikan kontribusi terhadap tingkat partisipasi. Menurut Hikmat 2001
menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuanpemahaman dan kesadaran yang tinggi terhadap lingkungannya, akan cenderung semakin tinggi
partisipasinya dalam kegiatan pembangunan. Hal ini memberikan gambaran bahwa bukan hanya dari pendidikan formal yang mendasari tingkat partisipasi
mereka dalam kegiatan pembangunan karena perkembangan pengetahuan seseorang tidak selamanya diperoleh melalui jenjang pendidikan formal tetapi
juga dari pendidikan non formal maupun dari pengalaman individu masyarakat. Tingkat korelasi yang besar juga ditunjukkan antara partisipasi dengan
pemahaman tentang lingkungan. Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat tentang sumber daya alam, baik dari segi fungsi maupun peranannya akan
semakin baik pula tingkat partisipasinya Dahl, 1997. Responden yang memiliki tingkat pemahaman lingkungan yang baik umumnya adalah masyarakat yang
memiliki akses ke perairan. Tingkat pemahaman masyarakat ini terlihat dari pengetahuan mereka tentang ekosistem dan pemikiran-pemikiran positif dalam
mengelola ekosistem tersebut. Korelasi antar peubah dan sumbu utama dapat dilihat pada lingkaran
korelasi, yakni dengan koordinat peubah atau dengan kata lain kualitas representasi dari peubah pada sumbu utama yang ditunjukkan dengan dekat
tidaknya peubah tersebut pada sumbu. Semakin kuat korelasinya, maka semakin dekat peubah tersebut pada sumbu. Interpretasi peubah yang berperan dalam
partisipasi masyarakat dapat diamati pada korelasi peubah pada sumbu pertama dan kedua F1 dan F2 Gambar 9.
Gambar 9 Hubungan peubah karakteristik masyarakat dengan partisipasi pada sumbu utama F1 dan F2.
Korelasi antara peubah dengan sumbu utama pertama axis 1 dan sumbu utama kedua axis 2 dapat dilihat pada lingkaran korelasi, yaitu dengan melihat
koordinat peubah atau kualitas representasi dari peubah pada sumbu utama axis 1 dan axis 2 yang ditunjukkan dengan dekat tidaknya peubah tersebut pada
sumbu, dimana semakin dekat peubah tersebut dengan sumbu, maka semakin besar korelasinya positif atau negatif. Interpretasi peubah yang saling
berpengaruh dapat dilihat pada lingkar korelasi terhadap axis 1 dan 2. Pada Gambar 9 di atas dapat dijelaskan bahwa pada axis 1 sumbu
pertama, peubah yang mempunyai keeratan hubungan dalam lingkar korelasi cenderung mengelompok pada sumbu utama pertama positif yaitu tingkat
pemahaman, pendidikan, partisipasi, dan pendapatan. Hal ini menjelaskan bahwa peubah ini berperan positif terhadap axis 1 atau dapat dikatakan tingkat
pemahaman, pendidikan, dan pendapatan ini berperan dalam tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekowisata bahari. Sedangkan umur dan lama
tinggal memberikan sumbangan yang kecil terhadap sumbu 1 axis-1 tetapi memberikan sumbangan yang besar terhadap sumbu 2 axis-2. Untuk peubah
akses informasi di media massa berbanding terbalik dengan tingkat pemahaman, pendidikan, partisipasi, dan pendapatan yang artinya korelasi peubah ini rendah
atau peubah ini sedikit mempunyai keeratan hubungan terhadap tingkat pemahaman, pendidikan, partisipasi, dan pendapatan.
Makna hasil analisa partisipasi masyarakat di kawasan Pulau Menjangan terhadap kegiatan ekowisatan memberikan gambaran bahwa tingkat kepedulian
masyarakat dalam pengelolaan ekowisata bahari cukup tinggi. Ini dapat dilihat dari cukup tingginya peran serta masyarakat pada setiap tahapan kegiatan yang
direncanakan dan dilakukan. Artinya apresiasi masyarakat yang tinggi ini menunjukkan bahwa kepekaan mereka terhadap kelangsungan hidup sumber daya
alam sebagai modal dasar dari kegiatan pemanfaatan yang dikembangkan juga tinggi. Tingkat partisipasi masyarakat seperti ini akan mempermudah
menjalankan program-program yang telah direncanakan bersama sehingga memberikan pengaruh yang baik dalam pengelolaan ekowisata bahari menuju ke
arah berkelanjutan.
5.8. Simulasi dan Model Pengelolaan Ekowisata Bahari 5.8.1. Struktur Model
Keberlajutan pengelolaan ekowisata bahari dapat dikaji melalui dinamika suatu sistem yang saling berinteraksi menurut perubahan waktu. Untuk itu,
diperlukan suatu pemahaman terhadap sistem yang terkait di dalam pengelolaan kawasan wisata tersebut. Untuk mendapatkan suatu konsepsi atau model
pengelolaan yang tepat. Model dibangun didasari oleh interaksi antar sistem ekologi, ekonomi, dan sosial yang dirumuskan melalui model matematika
sederhana dengan menggunakan persamaan matematika. Penyusunan model pengelolaan ekowisata bahari di kawasan Pulau
Menjangan diawali dengan perumusan model secara matematis yang kemudian memasukkan nilai-nilai parameter yang telah dianalisis sebelumnya. Secara
konseptual kerangka model dinamik yang dibangun beserta atribut dan dimensi penyusunnya dapat dilihat pada Gambar 10, Gambar 11, Gambar 12.
SD Karang Penambahan
Pengurangan Laju Degradasi
Laju Tumbuh Daya Dukung Karang
Pertambahan Penurunan
SD Mangrove Populasi Turis
Laju kerusakan Laju Turis
Total SD Wisata DD Mangrove
Laju Tambah EKOLOGI
Gambar 10 Model konseptual sistem dinamik pengelolaan ekowisata bahari berdasarkan dimensi ekologi.
Ekonomi Masyarakat Pengeluaran
Laju Penerimaan Populasi Turis
Tenaga Kerja Fraksi Tk Modal
Keluar Lj Penambahan TK
Fraksi TK Tur Fraksi Upah TK Tur
Harga Produk TNBB
Pajak usaha wisata
Fraksi Biaya Ush lain Frk manfaat Usaha lain
Pd per Tur PAD Buleleng
Infrastruktur Fraksi Infrastrk
EKONOMI
Gambar 11 Model konseptual sistem dinamik pengelolaan ekowisata bahari berdasarkan dimensi ekonomi.