Kesesuaian Pemanfaatan Ekowisata Bahari

kawasan tersebut. Pentingnya mengetahui tingkat kesesuaian kawasan agar setiap kegiatan pemanfaatan nantinya tidak mengganggu atau merusak sistem ekologi, sosial ekonomi maupun budaya yang ada. Pada penelitian ini analisa kesesuaian kawasan dibatasi hanya pada peruntukkan kawasan ekowisata mangrove dan ekowisata diving serta snorkeling. Tingkat kesesuaian pemanfaatan Pulau Menjangan untuk kegiatan ekowisata ini, akan disesuaikan dengan potensi sumber daya dan peruntukkannya. Artinya agar terdapat kesesuaian potensi sumber daya beserta lingkungannya untuk dikembangkan sebagai obyek ekowisata melalui beberapa parameter dan kriteria penilaian. Beberapa parameter yang merupakan faktor pembatas dalam penilaian kesesuaian untuk ekowisata bahari, yaitu: kecerahan, tutupan dan jenis karang hidup, keanekaragaman ikan karang, kedalaman, kecepatan arus, dan lebar atau luas hamparan karang, sedangkan faktor pembatas untuk kesesuaian untuk ekowisata pantai mangrove adalah ketebalan mangrove, kerapatan, keragaman jenis, pasang surut, dan keragaman biota yang hidup disana. Kecerahan perairan merupakan syarat utama yang harus dipenuhi dalam kegiatan wisata selam dan snorkeling. Semakin cerah suatu perairan, keindahan taman laut yang dapat dinikmati wisatawan juga akan semakin tinggi. Perairan yang jernih mengundang rasa keingintahuan yang tinggi untuk melihat keindahan bawah laut. Persentase penutupan komunitas karang, jenis life form, dan jenis ikan karang juga menjadi hal penting karena merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Variasi morfologi karang beserta beragamnya warna menjadi faktor penentu keindahan taman laut tersebut. Dari kriteria kesesuaian tersebut didapatkan hasil seperti pada Tabel 17. Tabel 17 Hasil penilaian kesesuaian lahan untuk ekowisata selam Parameter Kriteria Bobot Skor Jumlah Kecerahan perairan Tutupan komunitas karang Jenis life form sp Jenis ikan karang sp Kedalaman terumbu karang m Kecepatan arus cmdet 100 25 - 50 12 20 - 50 6 – 15 15 – 30 3 3 2 2 2 1 3 1 3 1 2 3 9 3 6 2 4 3 Total 27 Sumber: Data Primer yang diolah 2008 Dari hasil penilaian dapat diketahui bahwa nilai indeks kesesuaian wisata selam di Pulau Menjangan yang mengacu rumus pada bab 4, yaitu sebesar 69.2 atau dengan kategori S2 cukup sesuai. Nilai kesesuaian dan kategori yang didapatkan menunjukkan bahwa terumbu karang di Pulau Menjangan masih layak untuk kegiatan wisata selam. Stasiun pengamatan yang direferensikan untuk aktivitas ini adalah Dermaga Pura, Bat Cave, Dermaga Pura Utara dan Eel Garden. Secara lengkap peta kesesuaian lahan untuk ekowisata selam disajikan pada Lampiran 8. Ada hal penting yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan adalah persentase tutupan komunitas karang, dimana persentase tutupan karang hidup di Pulau Menjangan hanya 46.42 kategori sedang atau masih dibawah 50 untuk mendapatkan nilai kategori S1 sangat sesuai. Oleh karena itu, kedepannya perlu bentuk pengelolaan ekosistem terumbu karang yang lebih baik agar di tahun berikutnya kondisi terumbu karang atau kesehatan karang dapat meningkat. Salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan rehabilitasi dengan pembuatan daerah perlindungan laut DPL. Daerah perlindungan laut ini dapat ditempatkan pada salah satu lokasi dive spot atau beberapa lokasi yang dianggap perlu pemulihan kondisi. Tujuannya guna meningkatkan kondisi karang dan sebagai area penyangga kehidupan terumbu karang di perairan tersebut. Hal ini penting dilakukan, mengingat selama ini belum pernah dibentuk DPL. Meskipun kondisi terumbu karang di Pulau Menjangan pernah mengalami degradasi hebat akibat blooming hama Acanthaster plancii dan terjadi bleaching di tahun 1997 sampai 1998. Selain itu, tentunya diperlukan kekonsistenan semua pihak dalam menerapkan aturan-aturan pengelolaan yang telah dibuat bersama seluruh masyarakat yang terlibat, sehingga diharapkan ditahun mendatang persentase tutupan karang hidup dapat meningkat yang sudah tentu akan mempengaruhi peningkatan nilai kesesuaian untuk wisata selam di Pulau Menjangan. Untuk penilaian kesesuaian lahan untuk ekowisata snorkeling, kawasan yang dianalisa untuk kegiatan ini memiliki tingkat kedalaman yang tidak lebih dari 6 meter dan tidak kurang dari 1 meter. Mengingat tujuan dari wisata snorkeling adalah agar wisatawan dapat melihat keindahan bawah laut dari permukaan perairan. Menurut Hawkins dan Roberts 1997 serta Barker dan Roberts 2001, bahwa kedalaman perairan terumbu karang secara umum yang sesuai untuk snorkeling pada kedalaman 1 – 3 meter, gelombang minimal, dan ada sesuatu yang menarik untuk dilihat seperti hamparan karang yang bagus. Sedangkan area dengan kedalaman kurang dari 1 meter sangat tidak baik untuk snorkeling , mengingat terumbu karang yang berada kurang dari 1 meter akan mudah terinjak oleh wisatawan. Apabila kedalamannya di atas 6 meter akan menjadi tidak optimal dalam hal jarak pandang, sehingga kurang menarik untuk dinikmati. Dari kriteria kesesuaian tersebut didapatkan hasil seperti pada Tabel 18. Tabel 18 Hasil penilaian kesesuaian lahan untuk ekowisata snorkeling Parameter Kriteria Bobot Skor Jumlah Kecerahan perairan Tutupan komunitas karang Jenis life form sp Jenis ikan karang sp Kedalaman terumbu karang m Lebar hamparan datar karang m Kecepatan arus cmdet 100 25 - 50 12 50 1 - 3 100 – 500 0 - 15 3 3 2 2 2 2 1 3 1 3 3 3 3 2 9 3 6 6 6 6 2 Total 38 Sumber: Data Primer yang diolah 2008 Dari hasil penilaian kesesuaian dapat diketahui nilai indeks kesesuaian wisata snorkeling di Pulau Menjangan yang mengacu rumus pada bab 4, yaitu sebesar 84.4 atau dengan kategori S1 sangat sesuai. Nilai atau kategori yang didapatkan ini, tentunya dipengaruhi oleh kondisi nyata di lapangan. Dimana kelebihan pesisir Pulau Menjangan adalah memiliki hamparan karang datar yang cukup lebar 100 m di beberapa titik, dengan kondisi perairan yang sangat cerah bening dan kedalamannya rata-rata 3 meter dengan kecepatan arus 5 cmdt, sehingga memang sangat cocok untuk aktivitas snorkeling. Secara lengkap peta kesesuaian lahan untuk ekowisata snorkeling disajikan pada Lampiran 9. Stasiun pengamatan yang direferensikan untuk aktivitas ini adalah Pos I, Pos II, Dermaga Pura, dan Eel Garden, namun tentunya potensi dan kondisi ini harus tetap terjaga kelestariannya, sehingga perlu pengaturan yang baik mengenai jumlah wisatawan yang dapat ditampung dan peranan pemandu wisata dalam menjelaskan kondisi lapangan dan melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan. Tabel 19 Hasil penilaian kesesuaian lahan untuk ekowisata Mangrove Parameter Kriteria Bobot Skor Jumlah Ketebalan mangrove m Kerapatan mangrove 100m 2 500 5 - 10 5 3 – 5 biota 1 - 2 Jenis mangrove Obyek biota Pasang surut m 3 2 2 2 1 3 1 3 2 3 9 2 6 4 3 Total 24 Sumber: Data Primer yang diolah 2008 Dari hasil penilaian kesesuaian lahan untuk ekowisata mangrove, dapat diketahui nilai indeks kesesuaian wisata mangrove di kawasan Pulau Menjangan yang mengacu rumus pada bab 4, yaitu sebesar 80 atau dengan kategori S1 sangat sesuai. Walaupun kategori yang diperoleh sangat sesuai, namun ada kriteria yang menjadi pembatas penilaian kesesuaian yaitu kerapatan mangrove dalam 100 m 2 Suatu kawasan yang akan atau telah menggunakan sumber daya alam sebagai modal untuk suatu kegiatan pemanfaatan, tentunya harus diketahui seberapa besar kawasan tersebut, mampu mendukung aktivitas yang direncanakan atau dikembangkan. Daya dukung yang dimaksudkan disini adalah untuk menganalisis tingkat maksimum penggunaan suatu kawasan atau suatu ekosistem, . Ekosistem mangrove di kawasan Pulau Menjangan lebih didominasi oleh jenis Avicennia marina dan Sonneratia alba, sedangkan jenis Avicennia dan Rhizophora yang lebih berkembang hanya Avicennia marina dan Rhizophora apiculata padahal kedua jenis mangrove ini memiliki ragam yang banyak, sehingga kerapatan jenis mangrove di kawasan Pulau Menjangan menjadi kecil. Namun yang terpenting dalam wisata mangrove ini adalah beragamnya biota yang hidup didalamnya. Semakin beragamnya biota yang ada dari yang hidup di atas pohon sampai di bagian bawah, akan semakin menambah daya tarik bagi wisatawan. Biota yang hidup di area mangrove cukup beragam, dari berbagai jenis burung, ikan, reptil, crustacea sampai moluska, sehingga menambah kesesuaian hutan mangrove untuk atraksi birdwatching dan photo hunting di kawasan Pulau Menjangan ini. Secara lengkap peta kesesuaian lahan untuk ekowisata mangrove disajikan pada Lampiran 10.

5.2.2. Daya Dukung Ekologi Ekowisata Bahari

baik berupa jumlah maupun kegiatan yang diakomodasikan di dalamnya, sebelum terjadi suatu penurunan dalam kualitas ekologis kawasan atau ekosistem tersebut, termasuk estetika lingkungan atau kondisi alami yang dimilikinya. Adanya pembatasan jumlah wisatawan sesuai daya dukung kawasan, diharapkan sumber daya alam dan lingkungan di kawasan tersebut secara alami dapat berasimilasi, sehingga aktivitas kegiatan ekowisata tidak menimbulkan dampak negatif terhadap sumber daya alam dan lingkungan di kawasan tersebut. Pemanfaatan suatu kawasan untuk kegiatan ekowisata yang sesuai dengan daya tampungnya akan sangat berpengaruh bagi keberlajutan kegiatan ekowisata tersebut. Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari Davis dan Tisdell 1995, Scheleyer dan Tomalin 2000, Zakai dan Chadwick 2002, Rouphael dan Inglis 1997 serta de Vantier dan Turak 2004 bahwa salah satu upaya didalam suatu pengelolaan kawasan agar berkelanjutan adalah dengan mengurangi tekanan dari aktifitas yang dapat merusak ekosistem itu sendiri, salah satunya dengan mengurangi atau membatasi waktu untuk wisata selam dan snorkeling. Untuk kawasan Pulau Menjangan dengan aktivitas wisata selam dan snorkeling sebagai wisata andalan tentunya memerlukan ekosistem terumbu karang sebagai daya tarik utamanya, sehingga luasan terumbu karang diasumsikan sebagai luasan area yang digunakan untuk aktivitas tersebut. Luasan terumbu karang yang dihitung adalah area terumbu karang yang berada dalam kondisi sedang dan baik. Hasil perhitungan menurut formulasi pada Bab 4, didapatkan bahwa daya dukung kawasan Pulau Menjangan yang dimanfaatkan untuk kegiatan ekowisata tercantum pada Tabel 20. Tabel 20 Penilaian daya dukung pemanfaatan untuk ekowisata bahari Kegiatan Daya Dukung Pemanfaatan oranghari Selam Snorkeling Wisata Mangrove 28 24 32 Sumber: Data Primer yang diolah 2008 Dari Tabel 20 dapat diketahui bahwa daya dukung Pulau Menjangan untuk pemanfaatan ekowisata bahari dengan kategori wisata selam sebanyak 28 orang per hari, wisata snorkeling sebanyak 24 orang per hari, dan kategori wisata