oleh responden. Hasil penilaian akan menggambarkan aspek preferensi dari manusia terhadap lingkungan obyek, sehingga hasil penilaian tersebut, dapat
dipakai dasar pengelolaan suatu kawasan.
2.4. Pendekatan Partisipatif
Terminologi partisipasi di dalam berbagai kajian, pada dasarnya merupakan keterlibatan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap suatu
obyek. Namun demikian, makna yang dimaksudkan pada berbagai sumber, seringkali berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut bersumber dari
sifat dan kedalaman keterlibatan masyarakat dalam berbagai aktifitas. Brown et al. 2001 mendefinisikan partisipasi sebagai mengambil bagian
atau terlibat secara aktif dalam suatu proses. Oleh karena itu, sesuatu proses dikatakan bersifat partisipatif, hanya bila terdapat keterlibatan aktif dari berbagai
pelaku. Berdasarkan pengalaman pemberdayaan masyarakat di wilayah pesisir, Brown et al. 2001 memberikan tipologi partisipasi sesuai dengan tingkat
keterlibatan masyarakat, mulai dari yang sangat dangkal pasif sampai pada bentuk partisipasi mandiri self mobilization. Tipologi partisipasi tersebut secara
lengkap disajikan pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2 Tipologi partisipasi
Bentuk Partisipasi Karakteristik
Partisipasi pasif Masyarakat diberitahu proses yang akan dilakukan atau proses
yang sedang berlangsung, melalui pemberitahuan tanpa adanya mekanisme respon
Partisipasi pemberian informasi
Masyarakat memberikan informasi atau menjawab pertanyaan yang diajukan. Masyarakat tidak mempunyai peluang untuk
mempengaruhi proses yang sedang atau akan berlangsung Partisipasi melalui
konsultasi Masyarakat diajak berkonsultasi dan keinginannya didengar,
sehingga proses yang akan atau sedang berlangsung dapat sedikit dipengaruhi. Akan tetapi, dalam pengambilan
keputusan tidak melibatkan masyarakat sama sekali
Partisipasi untuk insentif material
Masyarakat berpartisipasi hanya untuk tujuan mendapatkan pangan, uang, atau insentif material lainnya
Partisipasi interaktif Masyarakat berpartisipasi dengan melakukan analisis bersama
untuk mendapatkan penguatan pengetahuan mereka tentang proses yang akan berlangsung, sehingga masyarakat memiliki
pengaruh kuat dalam pengambilan keputusan.
Partisipasi mandiri Masyarakat mengambil inisiatif independen untuk mengubah
sistem
Sumber: Bourgeois dan Jesus, 2004
Pengertian masyarakat disini adalah seseorang, organisasi, atau kelompok yang berkepentingan dengan suatu isu atau sumber daya tertentu Bourgeois dan
Jesus, 2004. Masyarakat dapat sangat berpengaruh, sedikit berpengaruh, atau bahkan hanya menjadi penerima dampak dari suatu isu atau proses. Dalam kaitan
dengan pengelolaan sumber daya pesisir, masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan pengaruh dan kepentingan yang dimilikinya, ke dalam tiga kelompok
besar Brown et al. 2001, yaitu: 1 Masyarakat primer, yaitu kelompok yang hanya memiliki sedikit pengaruh
terhadap suatu pengambilan keputusan pengelolaan sumber daya pesisir, akan tetapi kehidupan mereka sangat dipengaruhi secara langsung oleh hasil
keputusan tersebut. Kelompok ini merupakan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan menggantungkan hidupnya dari sumber daya pesisir
tersebut, seperti nelayan; 2 Masyarakat sekunder, yaitu kelompok yang dapat mempengaruhi pengambilan
suatu keputusan pengelolaan sumber daya pesisir, akan tetapi kehidupan mereka tidak terpengaruh langsung oleh keputusan tersebut. Kelompok ini
merupakan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir tetapi tidak secara langsung menggantungkan hidupnya dari sumber daya pasisir;
3 Masyarakat eksternal, yaitu individu atau kelompok yang dapat mempengaruhi pengambilan suatu keputusan pengelolaan sumber daya pesisir
melalui lobi, akan tetapi kehidupan atau kepentingan mereka sama sekali tidak berhubungan dengan keputusan tersebut. Kelompok ini dapat berupa
organisasi massa, keagamaan, atau lembaga swadaya masyarakat LSM. Sehubungan dengan pemberdayaan masyarakat di wilayah pesisir,
pelibatan masyarakat dari kelompok primer menjadi penting, karena mereka akan menjadi kelompok yang paling dipengaruhi oleh kebijakan dan perencanaan yang
akan dibuat. Oleh karena itu, keterwakilan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya pesisir menjadi sangat penting.
2.5. Sistem dan Pemodelan 2.5.1. Teori Sistem