34.1
o oo
. Pada peralihan II, hanya tinggal sisa-sisa penaikan massa air sehingga kawanan lemuru menempati kisaran suhu dan salinitas relatif longgar yaitu 21-
27
o
C dan 33.7
o oo
. Suhu merupakan faktor penting bagi ikan lemuru. Kawanan ikan lemuru di
perairan Selat Bali cenderung melakukan pemijahan ataupun mencari makan pada kisaran suhu 28-29
o
C dan mencari daerah terlindung untuk pembesaran pada kisaran suhu 21-27
o
C. Kawanan lemuru umumnya berada pada suhu 29
o
C, kawanan protolan memiliki kisaran suhu optimum 27-28
o
C dan kawanan sempenit memiliki suhu optimum 21
o
C. Kepadatan kawanan ikan lemuru terkait dengan kelimpahan plankton musim timur. Berdasarkan hal tersebut maka, suhu
berpengaruh secara langsung terhadap aktifitas dan siklus hidup kawanan ikan lemuru dan berpengaruh tidak langsung pada kepadatan kawanan ikan lemuru.
Fenomena diatas agak berbeda dengan hasil pengamatan Wudianto 2001 yang menunjukkan bahwa meningkatnya kelimpahan ikan lemuru seiring dengan
menurunnya nilai suhu dan meningkatnya kelimpahan fitoplankton. Kejadian diatas dimungkinkan karena suhu pada penelitian ini adalah kisaran suhu
kawanan ikan lemuru bukan kisaran suhu perairan secara vertikal ataupun horisontal.
5.5.2 Karakteristik kawanan ikan lemuru
Hasil pengamatan dengan teknik hidroakustik menunjukkan bahwa karakteristik kawanan ikan lemuru ternyata bervariasi pada ketiga musim
pengamatan seperti disajikan pada Gambar 5.17. Musim peralihan I 30 April - 1 Mei tahun 1999 adalah musim paceklik
yang merupakan masa peralihan antara musim barat dan musim timur. Karakteristik kawanan ikan lemuru pada peralihan I adalah sebagai berikut:
kawanan lemuru berukuran 11-15 cm kawanan protolan berbentuk oval tebal dengan area yang sedang, kawanan ikan berada pada lapisan dasar perairan
dengan kedalaman sekitar 50-100m dari permukaan laut, suhu optimum bagi kawanan ikan adalah 27
o
C, kepadatannya rendah jarang, membentuk kawanan pada siang hari, dapat ditemui di perairan dalam perairan Jawa dan perairan
dangkal perairan Bali. Kawanan ikan lemuru yang mendominasi musim timur 17-18 Agustus
tahun 2000 adalah kawanan lemuru dan kawanan campuran. Karakteristik kawanan lemuru adalah sebagai berikut: kawanan ikan berukuran lebih dari 15
cm kawanan lemuru berbentuk oval lonjong dengan area yang sempit, umumnya berada pada lapisan dasar perairan dengan kedalaman sekitar 10-75m dari
permukaan laut, suhu optimum bagi kawanan ikan adalah 29
o
C, kepadatannya sedang, membentuk kawanan pada pagi sampai siang hari, sebagian dapat
ditemui di perairan dalam yaitu di perairan Jawa dan lainnya menuju perairan dangkal di perairan Tabanan-Bali. Sedangkan karakteristik kawanan campuran
adalah sebagai berikut: kawanan ikan bercampur antara lemuru, protolan maupun sempenit. Kawanan berbentuk oval lonjong dengan area yang sempit, kawanan
berada pada pertengahan kolom perairan dengan kedalaman sekitar 10-30m dari permukaan laut, suhu optimum bagi kawanan ikan adalah 29
o
C, kepadatannya tinggi, membentuk kawanan yang kompak pada siang hari, terkonsentrasi di
perairan dangkal perairan Badung menuju Tabanan-Bali. Musim peralihan II masa peralihan antara musim timur dan musim barat
adalah musim panen ikan lemuru bagi nelayan setempat. Kawanan ikan yang mendominasi musim peralihan II adalah kawanan sempenit dan protolan.
Karakteristik kawanan sempenit adalah sebagai berikut: kawanan ikan berukuran kurang dari 11 cm, berbentuk oval pipih dengan area yang paling luas, kawanan
berada pada lapisan dasar perairan dengan kedalaman sekitar 50-100m dari permukaan laut, suhu optimum bagi kawanan ikan adalah 21
o
C, kepadatannya rendah, membentuk kawanan secara kompak sepanjang hari, sebagian dapat
ditemui di perairan Jawa dan sebagian lainnya menuju perairan dangkal di daerah Pengambengan-Bali. Adapun kawanan protolan berbentuk oval tebal dengan
area yang sedang, kawanan berada di tengah kolom perairan dengan kedalaman sekitar 30-50m dari permukaan laut, suhu optimum bagi kawanan ikan adalah
27
o
C, kepadatannya sedang, membentuk kawanan pada sore sampai malam hari, terkonsentrasi di perairan Badung menuju perairan Tabanan.
Peralihan I
Musim Timur Peralihan II
Permukaan air
50m
100m
150m Protolan
Protolan
Dasar perairan
83
Sempenit
73
Campur
62 82
Lemuru
48
Deskripsi Peralihan I
Musim Timur Peralihan II
Protolan Lemuru
Campur Protolan Sempenit
Suhu
o
C 27.8
28.6 28.8
26.9 21.2
Salinitas
o oo
33.1 34.2
34.1 33.6
33.8
Waktu Siang
Pagi-siang Siang
Sore-malam Pagi-malam
Elongasi 41
20.5 11.7
67.5 169.8
Area m
3
1136 763
647 2552
5161
Energi -dB -61.4
-57.4 -46.1
-56.1 -59.6
Densitas ikanm
3
0.05 0.16
1.5 0.13
0.075
Gambar 5.17 Karakteristik kawanan ikan lemuru di Perairan Selat Bali Berdasarkan karakteristik kawanan ikan lemuru, maka dapat diperkirakan
lokasi dan waktu penangkapan lemuru secara efektif dan efisien namun perlu diperhatikan pengalokasian lemuru untuk kelestariannya.
Arah pergerakan kawanan ikan lemuru di perairan Bali dan perairan Jawa, nampaknya terjadi perbedaan waktu pertumbuhan. Hal ini terlihat dari ukuran
tubuh ikan lemuru. Di perairan Jawa pada peralihan I akhir bulan April, kawanan ikan yang mendominasi adalah protolan. Pada musim timur bulan Agustus,
kawanan ikan yang mendominasi adalah lemuru. Pada peralihan II bulan September, kawanan ikan yang mendominasi adalah sempenit. Di perairan Bali
pada peralihan I, kawanan ikan yang mendominasi adalah protolan. Pada musim timur, kawanan ikan yang mendominasi adalah campuran lemuru dan sempenit.
Pada peralihan II, kawanan ikan yang mendominasi adalah sempenit dan protolan. Bila dibandingkan kawanan ikan lemuru di perairan Jawa dan Bali maka
kawanan ikan lemuru di perairan Bali lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan kawanan ikan lemuru di perairan Jawa.
5.6 Kesimpulan