Pengolahan data akustik Pengolahan Data

3.3.2 Pengembangan perangkat lunak

Program ”Acoustics Descriptor Analyzer ADA versi 2004” dikembangkan untuk mengekstraksi deskriptor akustik secara otomatis dari data akustik. Prosedur pembuatan perangkat lunak program secara umum terdiri dari 3 tiga tahapan yaitu: 1. identifikasi kebutuhan needed identification 2.desain sistem system design, dan 3 uji coba program verification Pada tahap identifikasi kebutuhan, diidentifikasi kebutuhan perangkat lunak yang hendak dibangun dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna berupa hasil perhitungan deskriptor akustik dan bentuk kawanan ikan sehingga input yang dibutuhkan untuk membangun perangkat lunak adalah MDA dan variabel-variabel deskriptor akustik. Pada desain sistem, dirancang tampilan program interface dan pembuatan programnya source code. Tampilan program berbasis GUI Graphical User Interface untuk memudahkan pengguna user dalam mengoperasikannya dan pembuatan program menggunakan Windows 98 atau versi lainnya Windows 2000, Windows XP sebagai dasar untuk aplikasi bahasa pemrograman Matlab versi 6.3. Bahasa pemrograman ADA-2004 dapat dilihat pada Lampiran 10. Tahap terakhir adalah tahap uji coba program dengan data. Uji coba ini menggunakan data akustik Tahun 1998-2000 di perairan Selat Bali. Secara umum, program yang dibangun berisikan A. proses operasi pengolahan citra dan B. deskriptor akustik.

A. Proses operasi pengolahan citra image processing

Pada bagian pengolahan citra terdiri atas 3 tiga tahap, yakni: 1. Interchange, yaitu merubah matriks data akustik yang berbentuk angka dengan extention .csv ke dalam bentuk gambar .jpg. Tujuannya adalah memudahkan dalam pengolahan dan perhitungan deskriptor akustik. 2. Seleksi warnafiltering, tujuan dari seleksi warna adalah memilih warna yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Warna pada display adalah warna yang menunjukkan kisaran nilai Sv. Threshold nilai Sv pada penelitian ini adalah -80dB. Selang Sv yang digunakan untuk mendeteksi kawanan lemuru adalah –30 dB – -80 dB. Bila kawanan ikan terlihat terlalu ekstrim, tidak berbentuk amorphous dan atau densitasnya rendah maka diasumsikan bukan kawanan ikan kemungkinan besar plankton, lapisan scatter fish atau noise. 3. Binerisasi, untuk memisahkan objek dari background-nya sehingga perhitungan deskriptor dapat dilakukan Gambar 3.3.

B. Deskriptor akustik

A. Echogram asli dari EP 500

Dasar Perairan Schooling ikan

C. Seleksi Warna dengan nilai Sv -50 dB – -70 dB

B. Interchange

D. Binerisasi

Gambar 3.3. Echogram EP 500 dan operasi pengolahan citra Program ADA-2004 Pada saat kapal melewati jalur transek yang telah ditentukan, kawanan ikan di bawah kapal tersebut akan terdeteksi dan terekam serta terlihat langsung pada gambar echogram di layar display yang merupakan kumpulan echogram dari beberapa target kawanan ikan. Kawanan ikan yang terlihat pada display kemudian diestimasi ukuran panjang, tinggi, area, energi dan posisi kedalamannya, seperti diilustrasikan pada Gambar 3.4. Perhitungan deskriptor akustik merupakan tahap akhir pada penggunaan program “Acoustics Descriptor Analyzer version 2004’. Deskriptor dihitung berdasarkan matriks data berupa piksel objek yang terdeteksi. Parameter kawanan dihitung berdasarkan deskriptor akustik, meliputi morfometrik, batimetrik dan energetik. Morfometrik kawanan menggambarkan bentuk dan ukuran kawanan ikan dalam kolom perairan. Nilai morfometrik didapatkan dari kumpulan nilai Sv yang membentuk kawanan. Penentuan panjang kawanan ikan dihitung berdasarkan jumlah ping kawanan ikan dikalikan dengan faktor koreksi k. Faktor koreksi adalah jumlah Gambar 3.4. Skema pengukuran deskriptor MinDept h Schoo l Depth Bathymetr ic Off bottom min Alt Surface Bottom Length Height Perimeter Morphometric L1 L2 H1 H2 Ping D epth m Energetic kumpulan piksel nilai Sv