Echosounder split beam system Target strength dan densitas ikan

TS dBkg = 14.9 log L-13.21 …........... ………...2.5 Menurut MacLenan Simmonds 1992 diketahui bahwa rata-rata nilai TS dari jenis ikan lemuru Clupea sp. berkisar antara 45.6 - 47.6 dB hampir sama dengan ikan jenis herring. Rata-rata ukuran panjang yang dimiliki ikan lemuru, khusus perairan Selat Bali, berkisar antara 6-23 cm sepanjang tahun Merta,1992. Metode echo integration integrasi gema digunakan untuk mengintegrasi densitas ikan, dimana gema dari target ganda menjadi overlap dan ikan tunggal sulit dipisahkan. Integrasi gema berguna untuk mengubah energi total dari gema ikan menjadi densitas ikan dalam satuan fishm 3 atau kgm 3 . Pendugaan nilai densitas dihitung dari nilai S A yang merupakan nilai integrasi gema. Untuk mendapatkan nilai S A Scattering area didapat dari persamaan berikut SA = 2 2 1 2 1852 . 4 nm m r Sv R R R       ∂ ∫ π ……..……… ..………….…2.6 Untuk mendapatkan nilai Sv Scattering volume yang merupakan nilai dari intensitas suara yang mengenai target pada volume air tertentu m 3 didapat dari persamaan berikut ini: Sv = 1852 4 1 2 2 2 R R nm m R S A − π …………………………….2.7 dimana R = jarak referensi 1 m, R 2 -R 1 = tinggi lapisan perairan yang dianalisis. Sehingga nilai densitas ikan berdasarkan areanya adalah : bs A A S σ ρ = ..........................................................2.8 dimana ρρ A = densitas ikan perluasan perairan pada kolom air tertentu S A = nilai back scattering area σσ bs = nilai back scattering cros section Nilai σσ bs adalah sebagai berikut: 10 10 i TS bs = σ .......................................2.9 Persamaan densitas untuk berat TS normal ikan herring Clupea harengus pada 38 kHz adalah: 1000 . 1852 . 10 . 4 . 2 1 . 3       ∆ = − R S m g Density kg TS A π ...............................2.10 [ ] 100 10 . 34 . 76 log 2 kg TS S A m g Density − − − = .............................................2.11 Halldôrs s on dan R eynis s on 1983 diacu dalam Coetzee 2000. 3 METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2003 – Agustus 2004 di Laboratorium Akustik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Bogor dan UPT Baruna Jaya BPPT Jakarta.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Penelitian ini menggunakan data survei akustik kapal Baruna Jaya IV BPPT bulan Mei 1999, Agustus 2000 dan September 1998 di Perairan Selat Bali Gambar 3.1. Data ini dianggap mewakili kondisi selama musim angin peralihan I Maret – Mei sebagai musim paceklik, musim timur Juni - Agustus dan musim angin peralihan II September – November sebagai musim ikan. Data tersebut meliputi data hidroakustik dan data oseanografi suhu dan salinitas. Kapal yang digunakan adalah kapal mid water trawl dengan kecepatan rata- rata 10 knot. Peralatan yang digunakan untuk akuisisi data akustik adalah 20 m 20 m L I N T A N G S E L A T A N SAMUDERA INDONESIA BUJUR TIMUR LAUT BALI 200 m 114 24’ 114 36’ 114 48’ 115 114 12’ 8 8 12’ 8 24’ 8 36’ 8 48’ gs ratu Pengambengan Badung Tabanan Muncar Gambar 3.1. Perairan Selat Bali Keterangan: lintasan survei akustik Tahun 1999 lintasan survei akustik Tahun 1998 lintasan survei akustik Tahun 2000 SIMRAD EK 500 split beam echosounder 120 kHz dan panjang pulsa 0.2 ms. Alat ini digunakan untuk pendeteksian target di bawah laut terutama kawanan ikan. Lintasan survei akustik berdasarkan bentuk dan lokasi perairan selat Bali berupa rancangan lintasan paralel sepanjang pantai Bali menuju Samudera Hindia dengan kedalaman 4-150 m. Peralatan yang digunakan untuk pengukuran nilai suhu dan salinitas data oseanografi adalah CTD.

3.3 Pengolahan Data

Data akustik yang akan diolah, terlebih dahulu dipastikan komposisi spesiesnya dan didominasi oleh satu spesies. Spesies yang tercampur akan diabaikan. Kawanan ikan pelagis yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan yang dominan tertangkap di suatu perairan. Budihardjo et al. 1990 menyatakan bahwa sekitar 80 produksi total ikan yang didaratkan dari perairan Selat Bali adalah jenis ikan lemuru Sardinella lemuru. Sehubungan dengan itu dipilih ikan lemuru di perairan Selat Bali sebagai dasar studi. Kawanan ikan pada kedalaman lebih dari 150 m diabaikan dengan asumsi bukan lagi merupakan ikan target yang ingin dideteksi. Proses pengolahan dan analisis data melalui 2 dua tahap yaitu pengolahan data akustik dan pengembangan perangkat lunak. Tahapan alir pemrosesan data tersebut tertera pada Gambar 3.2.

3.3.1 Pengolahan data akustik

Langkah pertama pengolahan data akustik adalah mengubah raw data yang berupa datagram DG menjadi data terkompres data-thresholdDT menggunakan perangkat lunak EP500. Contoh echogram EP 500 dapat dilihat pada Lampiran 1. Data ini selanjutnya dianalisis menggunakan perangkat lunak EP500 dengan menu analyze pelagic layer, analyze trace tracking pelagic, dan analyze expended interval. Echogram yang digunakan adalah TVG 40logr. Semua data disimpan dalam file ASCII dengan extention .csv. Data tersebut berupa Matriks Data Akustik MDA, yakni matriks data akustik ikan pelagis, matriks data Target Strength TS dan matriks data back-scattering volume Sv. Contoh MDA dapat dilihat pada Lampiran 2-4. Langkah berikutnya adalah menyeleksi MDA berdasarkan tipologi akustik Reid et al., 2000. Pemilihan data berguna untuk menghemat waktu pengolahan citra dan menghindari tidak adanya target pada echogram. P engol ahan dat a aku s t i k Analys is : pelagic layer tr ace tr acking pelagic ex pended inter val Data T hr es hold S of t w ar e E P 5 0 0 Matr iks Data Akus tik S eleks i Echogr am T ipologi akus tik Reid et al, 2000 Pr os es Oper as i Pengolahan Citr a 1. I nter change 2. Filter ing Data S eleks i War na 3. B iner is as i Analis is S tatis tika : 1. Analis is Faktor 2. Analis is Ger ombol 3. Analis is Dis kr iminan T eknik Var iogr am Des kr iptor Akus tik: 1.Ener getik 2.Mor fometr ik 3.B atimetr ik 1.I dentifikas i kawanan ikan pelagis 2.K las ifikas i kawanan ikan lemur u 3.S tr uktur kawanan ikan lemur u Keter angan : i nput pr ogr am pr os es output Gambar 3.2 Alur pemrosesan dan analisis data penelitian P engem bangan per an gkat l unak Anali s is dat a H as i l Data Akus tik Data Os eanogr afi P r ogr am ‘Acou s t ic D es cr ipt or An alyz er -2 0 0 4 ’