Pemanfaatan kawasan suaka margasatwa

pula dalam pengembangan wisata buru, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah no. 13 Tahun 1994 tentang perburuan.

2.3.1 Pemanfaatan kawasan suaka margasatwa

Dalam rangka perlindungan terhadap keanekaragaman hayati maka pemerintah menetapkan usaha perlindungan terhadap kawasan yang merupakan habitat alami dari suatu jenis tertentu flora atau fauna yang disebut dengan kawasan suaka alam. Dimana berdasarkan PP no. 68 tahun 1999 tentang kawasan perlindungan alam dan kawasan suaka alam, kawasan suaka alam didefinisikan sebagai kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. Kawasan suaka margasatwa yang merupakan bagian dari kawasan suaka alam didefinisikan sebagai kawasan yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Merujuk PP no. 68 tahun 1998, penunj ukan sebuah kawasan menjadi kawasan suaka margasatwa yang pengelolaannya dikelola oleh pemerintah pusat dapat dilakukan apabila telah me menuhi kriteria sebagai berikut ; 1. Merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasinya. 2. Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi. 3. Merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan atau dikhawatirkan akan punah. 4. Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu. 5. Mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan . Adapun fungsi dari suaka margasatwa adalah sebagai berikut: 1. Sebagai kawasan perlindungan dan pengawetan jenis jenis satwa beserta habitatnya. 2. Sebagai kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan. 3. Sebagai kawasan yang dimanfaatkan untuk a. penelitian yang meliputi: penelitian dasar dan penelitian untuk dapat menunjang pemanfaatan dan budidaya b. pengembangan ilmu pengetahuan c. pendidikan d. wisata alam terbatas e. kegiatan penunjang budidaya. Karenanya terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pada kawasan suaka maragasatwa dalam rangka pengawetan diantaranya: perlindungan dan pengamanan kawasan, inventarisasi potensi kawasan, penelitian dan pengembangan yang menunjang pengawetan. pembinaan habitat dan populasi satwa , adapun pembinaan habitat dan populasi satwa, meliputi kegiatan : a. Pembinaan padang rumput b. Pembuatan fasilitas air minum dan atau tempat berkubang dan mandi satwa c. Penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber makanan satwa d. Penjarangan populasi satwa e. Penambahan tumbuhan atau satwa asli, atau f. Pemberantasan jenis tumbuhan dan satwa penggangu. Berdasarkan definisi dan fungsinya maka kegiatan wisata alam terbatas dapat dilakukan pada kawasan suaka margasatwa. Dimana wisata terbatas yang dapat dikembangkan disesuaikan dengan unsur lain seperti usaha perlindungan kawasan, pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan disamping memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk menikmati keunikan kawasan dengan mempertahankan kelestariannya. Karenanya pengembangan kawasan suaka margasatwa dengan konsep ekowisata sangatlah tepat dilakukan mengingat beberapa definisi ekowisata yang terdapat dalam RENSTRA ekowisata dinyatakan sebagai “Konsep pengembangan dan penyelenggaraan kegiatan pariwisata berbasis pemanfaatan lingkungan untuk perlindungan serta berintik an partisipasi aktif masyarakat dan dengan penyajian produk bermuatan pendidikan dan pembelajaran, berdampak negatif minimum terhadap lingkungan, memberikan konstribusi positif terhadap pembangunan daerah dan diberlakukan pada kawasan lindung, kawasan terbuka, kawasan binaan serta kawasan budaya ” Sekartjakrarini, 2004, akan dapat memberikan dampak positif bagi kelestarian kawasan. Untuk dapat melihat secara utuh dapat dijabarkan dalam tabel berikut : Tabel 5. Hubungan keterkaitan antara unsur ekowisata dan fungsi kawasan suaka margasatwa. Unsur Ekowisata dalam Renstra Fungsi dan kegiatan yang dapat dilakukan pada kawasan suaka margasatwa Kelestarian dan perlindungan terhadap kawasan Adapun tujuan pokok dari penunjukan sebuah kawasan suaka margasatwa adalah upaya perlindungan terhadap kelestarian dan keunikan kawasan yang mempunyai ciri khas tertentu terutama satwa Partisipasi aktif masyarakat Untuk dapat mempertahankan unsur pelestarian dalam kawasan Undang undang 411999 tentang kehutanan mensyaratkan adanya unsur pelibatan masyarakat dalam usaha perlindungan Pendidikan Salah satu fungsi yang mungkin dilakukan dalam kawasan suaka margasatwa adalah fungsi pendididkan dan penelitian Dampak negatif minimum Dengan adanya upaya perlindungan dan kelestarian kepada kawasan maka diupayakan untuk dapat menekan dampak negatif minimun yang terjadi dalam kawasan suaka margasatwa Pembangunan ekonomi daerah Sistem penyanggah kehidupan yang terdapat dalam salah satu fungsi kawasan suaka margasatwa bukan hanya berupa penyangga kehidupan ekologis, akan tetapi juga menjadi penyanggah kehidupan ekonomis dimana masyarakat sekitarnya akan mendapatkan manfaat yang cukup agar usaha perlidungan pada kawasan tersebut dapat dilakukan secara bersama sama dengan masyarakat sekitar. Sumber : PP no. 68 tahun 1998, UU no. 5 tahun 1990 Berdasarkan hasil tabel diatas terlihat bahwa konsep ekowisata dapat dilakukan sebagai bagian dalam pengembangan kawasan suaka margasatwa, karena unsur unsur ekowisata yang menjadi standar minimum dalam menjaga kelestarian kawasan SM dapat dipenuhi.

2.3.2. Pemanfaatan blok pada kawasan suaka margasatwa