1.4 Rumusan Masalah
Untuk dapat merancang model pengembangan ekowisata pada kawasan suaka margasatwa, terdapat beberapa masalah yang perlu diperhatikan
diantaranya: Kurangnya koordinasi antar stakeholders dalam pengembangan kawasan
wisata, tidak adanya kepastian hukum dalam pengembangan wisata, lemahnya data base dan sistem informasi, kurang efektifnya strategi promosi menyebabkan
kepariwisataan Indonesia tidak mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya Selain itu kebijakan pariwisata di Indonesia masih diarahkan pada
hospitality dan travel management dimana para penyelenggaraan kegiatan wisata
diasumsikan sebagai sebuah industri penghasil devisa tanpa usaha perlindungan kelestarian kawasan wisata.
Disisi lain, UU no. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, memicu konflik antar stakeholder dalam pemanfaatan kawasan khususnya pada kawasan
konservasi seperti suaka margasatwa Mampie- lampoko. Disatu sisi masyarakat berusaha untuk dapat mengambil keuntungan ekonomis dari kawasan dengan
merambah daerah hutan mangrove dan membuka areal pertambakan dengan mengatasnamakan hak kepemilikan adat menjadi sebuah fakta yang memilukan.
Di sisi lainnya pemerintah daerah juga berupaya untuk mendapat keuntungan ekonomis dengan mencoba mengalih fungsikan kawasan tersebut menjadi
kawasan pemukiman penduduk dan kawasan yang mempunyai fungsi ekonomis dalam meningkatkan pendapatan asli daerah PAD. Hal ini tentunya bertentangan
dengan kewenangan dalam pengelolaan kawasan suaka margasatwa berada pada pemerintah pusat. Tarik menarik kepentingan tersebut akhirnya menimbulkan
konflik yang tidak hanya menimbulkan degradasi lingkungan, akan tetapi menimbulkan konflik sosial yang kemudian berujung pada kondisi status quo,
tanpa adanya upaya untuk menjaga kelestarian.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh oleh para stakeholder dari penelitian ini adalah bahan masukan bagi pihak:
1. Pemerintah merupakan masukan untuk landasan pengelolaan dan pengaturan areal wisata dalam kawasan suaka marga satwa khususnya pada suaka
margasatwa Mampie- lampoko dan obyek dan daya tarik wisata la innya di kabupaten Polewali- mandar.
2. Industri pariwisata; diversifikasi obyek dan daya tarik wisata ODTW untuk Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
3. Peneliti dan pendidik ; usaha usaha untuk dapat mengembangkan penelitian, pendidikan lingkungan hidup dan pariwisata kepada masyarakat.
4. Masyarakat; pengembangan kawasan ini dapat diijadikan sebagai upaya untuk mengubah pola pikir masyarakat dengan tidak hanya mengeksploitasi kawasan
tersebut akan tetapi mengenalkan kepada masyarakat kegiatan yang menghasilkan nilai ekonomis disamping upaya untuk pelestarian kawasan.
5. Wisatawan, penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai perlunya pelestarian lingkungan hidup dan strategi yang dapat dilakukan
untuk melestarikan kawasan konservasi.
1.6 Novelty kebaruan gagasan