Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah merancang strategi Kerangka Berfikir

pengembangan kawasan Cartier Island pulau Pasir di perbatasan Northen Territory dan Indonesia serta Chatam Island di New Zealand. Dengan melihat berbagai argumentasi diatas, tentunya pengembangan konsep ekowisata pada kawasan suaka alam seperti suaka margasatwa Mampie- lampoko menjadi penting untuk dikaji mengingat kawasan suaka margasatwa merupakan kawasan suaka burung yang sangat rentan terhadap perubahan habitat dan ekosistem. Sehingga penelitian ini diharapkan menghasilkan strategi pengembangan ekowisata yang berdaya guna dan berhasil guna yang dapat memberikan nilai tambah pada pembangunan kawasan dengan menjaga kelestarian alam dan budaya

1.2 Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah merancang strategi

pengembangan ekowisata pada kawasan suaka margasatwa . Dengan melihat tujuan utama diatas maka, dijabarkan beberapa tujuan antara penelitian yaitu: 1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kriteria ekowisata yang mempengaruhi pengembangan kawasan suaka margasatwa yang difokuskan untuk menghitung daya dukung wisata. 2. Merancang model dinamik pengembangan ekowisata. 3. Merumuskan strategi pengembangan ekowisata pada kawasan suaka margasatwa khususnya pada suaka margasatwa Mampie lampoko. 4. Merancang tata ruang kawasan dan menjabarkan kegiatan yang diperlukan dalam pengelolaan kawasan wisata.

1.3 Kerangka Berfikir

Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan sustainable tourism pada kabupaten Polewali- mandar merupakan bagian dari pengembangan pariwisata regional di propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Visi dan misi pengembangan pariwisata dikabupaten Polewali- mandar didasarkan atas potensi keragaman obyek dan daya tarik wisata seperti; daya tarik flora dan fauna khususnya burung endemis seperti Ibis mandar Ralidae atau Aramislopsir paletei , burung Rangkong, bahkan menjadi tempat persinggahan burung Pelecanus conspicilatus; ekosistem kawasan mangrove, padang lamun dan terumbu karang; keindahan lansekap pesisir; keunikan nilai budaya pesisir berbagai peninggalan tradisional. Dengan menggunakan ekowisata sebagai konsep pengembangan kawasan diharapkan, pengelolaan kawasan suaka margasatwa Mampie-lampoko akan lebih mengedepankan aspek perlindungan, pelestarian, pemanfaatan, keseimbangan, dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bukan hanya kepada peningkatan devisa negara dan pendapatan daerah, serta menimbulkan nilai tambah terhadap perekonomian masyarakat lokal. Disamping itu juga diharapkan mampu menciptakan rasa aman, mampu mempertahankan kelestarian budaya dan lingkungan. Dengan merujuk pada definisi ekowisata yang dirumuskan pada Rencana Strategi Pengembangan Ekowisata Nasional yang menyatakan bahwa ekowisata adalah suatu konsep pengembangan dan penyelenggaraan kegiatan pariwisata berbasis pemanfaatan lingkungan untuk perlindungan serta berintikan partisipasi aktif masyarakat dengan penyajian produk bermuatan pendidikan dan pembelajaran, berdampak negatif terhadap lingkungan, memberikan konstribusi positif terhadap pembangunan daerah dan diberlakukan pada kawasan lindung, kawasan terbuka, kawasan binaan serta kawasan budaya Sekartjakrarini, 2004. Sehingga model pengembangan ekowisata pada kabupaten Polewali- mandar didasarkan pada kriteria dari penerapan konsep ekowisata pada pengembangan kawasan yaitu: 1. Perlindungan terhadap kelestarian lingkungan dan budaya setempat. 2. Memberikan dampak negatif yang minimum. 3. Konstribusi positif pada perekonomian lokal. 4. Partisipasi aktif masyarakat. 5. Pendidikan dan pembelajaran. Merujuk pada kriteria diatas, maka rancangan model dinamik pengembangan ekowisata dapat dibagi atas 4 submodel yaitu: sub model kelestarian sumber daya alam, sub model wisatawan dan pendapatan lokal yang memperlihatkan jumlah penerimaan masyarakat lokal dan jumlah wisatawan termasuk didalamnya, sub model partisipasi masyarakat yang didasarkan jumlah tenaga kerja, sub model polusi yang memperlihatkan dampak negatif dari kegiatan wisata. Selanjutnya salah satu faktor kunci dalam pengembangan pariwisata adalah pengaturan ruang kawasan dengan didasari oleh Undang Undang no. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem dan Peraturan Pemerintah no. 68 tahun 1999 tentang kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam serta PP no. 18 tahun 1994 tentang pengusahaan pariwisata alam diharapkan dapat dihasilkan sebuah pola pengaturan ruang kawasan yang disesuaikan dengan kebijakan pengembangan kawasan wisata. Diharapkan dari strategi dan model pengembangan wisata tersebut dapat menghasilkan kebijakan yang menyeluruh bagi pembangunan sektor pariwisata di kabupaten Polewali- mandar. Gambar 1. Kerangka pikir strategi pengembangan ekowisata Konsep Pariwisata Berkelanjutan Visi dan Misi Pembang unan Daerah Potensi Dasar Daerah Daya Tarik Flora Fauna Nilai Budaya Pesisir Peninggalan Tradisional Keindahan Alam Potensi Permintaan Wisata Kondisi Ekonomi Perkembangan Global Stakeholder Pemerintah Masyarakat Swasta Wisatawan Model Pengembangan Ekowisata Model Sistem Pengembangan Kawasan Sub model kelestarian sumberdaya Sub model dampak minimum Sub model partisipasi masyarakat Sub model wisatawan dan pendapatan lokal Strategi Pengembangan Ekowisata Strategi Tata Ruang Kawasan Strategi Pengelolaan Arahan Kebijakan Pengembangan Ekowisata Infrastruktur wisata Akomodasi Transpotasi Telekomunikasi Pemanfaatan kawasan konservasi

1.4 Rumusan Masalah