Penataan Ruang Kawasan Wisata

4. Struktur masyarakat yang berada pada kawasan wisata tersebut. 5. Daya dukung lingkungan. 6. Kemampuan masyarakat untuk dapat mengadaptasi dari berkembangnya kepariwisataan. 7. Kebijakan yang mendukung pengembangan. 8. Pengelolaan kawasan yang terpadu Wall and Wright, 1995; Justiano 1998

2.2.3 Penataan Ruang Kawasan Wisata

Untuk dapat menjabarkan pemanfaatan ruang dalam kawasan wisata, dimana, kawasan wisata adalah merupakan sebuah areal yang meliputi dimensi ruang dan waktu yang dipergunakan sebagai tempat berwisata maka perlu diperhatikan beberapa aspek yang mendukung hadirnya wisatawan dalam konteks keruangan. Hakekat penataan ruang dalam penjelasan Undang Undang no. 23 tahun 1992, yang menyatakan bahwa ruang wilayah negara Indonesia sebagai wadah atau tempat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Kebutuhan akan ruang berwisata dapat dijabarkan dalam pengelolaan waktu dan ruang dimana kebutuhan akan ruang sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dari individu atau sekelompok orang untuk dapat memberikan kenikmatan ekstase dalam sebuah perjalanan wisata. Ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara merupakan satu kesatuan ruang yang tidak dapat dipisah-pisahkan dimana ruang tersebut mempunyai potensi yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan tingkat intensitas yang berbeda untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Potensi itu di antaranya sebagai tempat melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan pangan, industri, pertambangan, jalur perhubungan, obyek wisata, sumber energi, dan penelitian. Wujud struktural pemanfaatan ruang adalah susunan unsur pembentuk ruang lingkungan alam, sosial, dan buatan yang secara hirarkis dan struktural berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk tata ruang. Wujud struktural pemanfaatan ruang di antaranya meliputi: hirarki pusat pelayanan seperti pusat kota, pusat lingkungan, pusat pemerintahan, prasarana jalan, dan rancang bangun kawasan. Pola pemanfaatan ruang adalah bentuk pemanfaatan ruang yang menggambarkan ukuran, fungsi, serta karakter kegiatan manusia dan atau kegiatan alam. Wujud pola pemanfaatan ruang di antaranya meliputi pola lokasi, sebaran permukiman, tempat kerja, industri, dan pertanian, serta pola penggunaan tanah perdesaan dan perkotaan. Hasil perencanaan tata ruang yang disebut sebagai rencana tata ruang sesungguhnya adalah konsep, ide dan merupakan instrumen pengendali pembangunan suatu wilayah pemerintahan yang menjadi pegangan bersama segenap aktor pembangunan baik pemerintah, masyarakat maupun swasta. Idealnya suatu rencana tata ruang disusun berdasarkan aspirasi kebutuhan masyarakat yang dirumuskan dan dianalisis dengan metode dan teknik perencanaan.

2.3 Pemanfaatan kawasan konservasi untuk wisata