Pendekatan sistem dalam desain model pengembangan ekowisata

semua kondisi pada kawasan perlindungan yang dapat difungsikan secara obyektif dan sesuai dengan tujuan dari pengelolaan kawasan. Batasan dari kapasitas manajemen dibatasi ole h berbagai kriteria diantaranya: infrastruktur, fasilitas, sistem pengelolaan, penataan ruang, jumlah staf pengelola, pendanaan baik dari pemerintah maupun dari sumber sumber yang dapat dipertangung jawabkan. Dalam perhitungan ini ECC diformulasikan berdasarkan ECC = PCC x faktor koreksi c; Lascurain, 1996; appendix

4.6.3 Pendekatan sistem dalam desain model pengembangan ekowisata

Sistem merupakan suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau suatu gugus dari tujuan-tujuan Eriyatno, 2003 sehingga tujuan dari suatu sistem harus didefinisikan secara eksplisit dan dipahami. Komponen-komponen input dan proses dari sistem diharapkan menghasilkan output yang diinginkan. Setiap elemen mengandung atribut yang dapat berupa nilai bilangan, formula intensitas ataupun suatu keberadaan fisik seperti seseorang, mesin, organisasi dan sebagainya. Selanjutnya Muhammadi et al. 2001 menyatakan sistem adalah keseluruhan interaksi antara unsur dari sebuah objek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja untuk mencapai tujuan. Dengan melihat berbagai pengertian diatas, maka sistem bukan hanya sekedar penjumlahan atau susunan aggregate, akan tetapi juga melibatkan relasi yang saling mengikat dan komplimenter yang dihasilkan dari suatu penjumlahan atau susunan elemen sistem. Pendekatan sistem merupakan suatu pendekatan untuk memahami kompleksitas dari dunia nyata. Sebagai interaksi antar elemen penting yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai, menyebabkan pendekatan sistem banyak sekali digunakan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan Muhammadi et al., 2001. Pendekatan sistem didefinisikan sebagai suatu metodologi penyelesaian masalah ya ng dimulai dengan cara tentatif mendefinisikan atau merumuskan tujuan dan hasilnya adalah suatu sistem operasi yang secara efektif dapat dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Permasalahan yang dimaksud dapat berupa perbedaan kepentingan conflict of interest atau keterbatasan sumberdaya limited of resources Eriyatno, 2003. Berpikir sistemik melalui pendekatan sistem yang secara sempurna dapat dipergunakan oleh peneliti dan praktisi unt uk mempelajari pengetahuan dan pengelolaannya dalam organisasi sebagai suatu sistem yang holistik, mencari penjelasan secara kritis berpengaruh pada peralatan yang dibuat dengan baik metodologi, metode, model, dan tehnik dari berbagai bidang. Berpikir sistem merupakan pula cara berpikir holistik yang didasarkan atas pandangan tentang sistem secara keseluruhan yang me mpertimbangkan kepentingan hubungan diantara komponen dalam suatu sistem. Wiranatha 2001 menjelaskan bahwa berpikir sistem dapat terdiri atas: 1. Berpikir dinamik yang menjabarkan perubahan sesuatu hal yang berlangsung secara konstan. 2. Berpikir operasional yang bertindak untuk memahami fisik operasi dan bagaimana sistem tersebut bekerja secara nyata. 3. Berpikir sistem tertutup yang dapat mengenal akibat-akibat yang dapat mempengaruhi hubungan sebab-akibat dalam suatu keterkaitan yang bersifat non linier . Permodelan adalah merupakan suatu aktifitas pembuatan model. Secara umum model memiliki pengertian sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah objek atau situasi aktual. Model memperlihatkan hubungan langsung ataupun tidak langsung serta kaitan timbal-balik yang dikenal dalam istilah sebab-akibat. Model sistem merupakan simplifikasi dari sistem yang dihadapi. Model adalah abstraksi realitas atau gambaran yang merupakan sosok kunci atau key features Wiranatha, 2001. Karenanya, model dalam perwujudannya menjadi kurang kompleks dari pada realitas itu sendiri. Model dapat dianggap baik apabila dapat mewakili segenap aspek dari realitas yang sedang dikaji Eriyatno, 2003. Model pada umumnya dikategorikan atas jenisnya, yaitu: model ikonik fisik, model analog dan model simbolik. Model ikonik merupakan per-wujudan fisik dari berbagai hal, baik yang berupa bentuk ideal maupun dalam skala yang berbeda. Model ikonik mempunyai karakteristik yang sama dengan hal yang diwakilinya dan berguna untuk menjelaskan kejadian pada waktu tertentu. Model analog atau lebih dikenal dengan model diagramatik adalah merupakan model yang menjelaskan perubahan keadaan sejalan dengan waktu. Model analog dapat dipergunakan untuk menjabarkan hubungan kuantitatif antara sifat dan kelas-kelas yang berbeda melalui transformasi sifat menjadi analog. Contoh dari model analog adalah pembuatan kurva untuk menjelaskan keterkaitan hubungan diantara dua hal yang berbeda akan tetapi mempunyai kedekatan dalam menjelaskan suatu fenomena. Model simbolik atau lebih dikenal dengan model matematik merupakan pusat perhatian dalam pengembangan ilmu sistem dewasa ini. Simulasi merupakan aktifitas yang memungkinkan penggunapengkaji dapat menarik suatu kesimpulan tentang perilaku dari suatu sistem melalui pengkajian perilaku model yang telah dibuat berdasarkan hubungan sebab-akibat yang menggambarkan kondisi sistem yang sebenarnya Eriyatno, 2003. Lebih jauh dikemukakan bahwa hasil simulasi lebih menunjukkan sesuatu yang besifat nyata yang lebih cenderung menunjukkan suatu perbandingan dari berbagai alternatif untuk mencapai titik optimumnya. Hasil akhir dari simulasi pada umumnya berupa informasi dalam bentuk angka tentang kinerja sistem sehingga belum dapat memberikan kebijakan kepada hubungan sebab akibat.

4.6.4 Teknik prospektif