Penggunan Lahan Iklim dan Hidrologi

Grup Marin, berupa dataran estuarin sepanjang pantai. Bahan yang diendapkan umumnya halus liat dan organik dan umumnya tanah dilapisan bawah kaya bahan sulfidik. Bentuk wilayah datar dengan lereng 0-1. Grup rupabumi ini digunakan untuk tambak dan sebagian masih tetap berupa hutan bakau. 3. Grup Volkan V Grup volkan sebagian menutupi sebelah selatan kabupaten Polewali- mandar, terdiri dari dataran volkanik tua dengan bentuk wilayah datar 1-3, berombak 3-8 dan bergelombang 8-15; Perbukitan volkanik tua dengan bentuk wilayah berbukit lereng 15-45; dan Pegunungan volkanik tua dengan bentuk wilayah bergunung lereng 45. Elevasi grup volkan ini berada pada ketinggian 50 – 700 m dpl digunakan untuk sawah tadah hujan, tegalan, kebun campuran, belukar, dan hutan. Grup volkan di daerah penelitian terbentuk dari bahan volkan tua yang terdiri dari breksi, lava, dan tufa. 4. Grup Struktural T Kelompok grup struktural menutupi daerah penelitian secara terpencar, terdiri dari lereng pemiringan dengan bentuk wilayah bergelombang lereng 8- 15 dari bahan batuan sedimen dan volkanik, sedangkan komplek hogback dengan bentuk wilayah berbukit lereng 15-30 adalah dari bahan batuan sedimen dan volkanik. Peneplain datar dengan bentuk wilayah agak datar 1-3 adalah dari bahan batupasir, lanau, dan lempung. Peneplain berombak dengan bentuk wilayah berombak lereng 3-8 adala h dari bahan batupasir, lanau, dan lempung dan yang terakhir adalah peneplain bergelombang dengan bentuk wilayah bergelombang lereng 8-15 adalah dari bahan batupasir, lanau, dan lempung. Elevasi grup stuktural ini adalah berada pada ketinggian 20 – 400 m dpl dan digunakan untuk sawah tadah hujan, tegalan, kebun campuran, semakbelukar, dan hutan.

3.2 Penggunan Lahan

Berdasarkan data BPS tahun 2004 terlihat bahwa alokasi penggunaan lahan sekitar 61,48 persen merupakan hutan yang berada di pegunungan; 20,28 dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pertanian, pangan dan perkebunan; selebihnya sebesar 18,24 dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perikanan, tegalan, pemukiman dan pekarangan dan lain lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jenis penggunaan lahan di kabupaten Polewali- mandar LUASAN JENIS PENGGUNAAN TANAH Hektar Ha Kilometer Km 2 01. Pekarangan Perkampungan 2.295 2.295 1,10 02. S a w a h 14.768 14.768 7,10 03. Kebun Campuran 2.047 2.047 0,98 04. Semak Belukar 5.552 5.552 2,67 05. TegalanLadang 2.500 2.500 1,20 06. TambakEmpang 14.665 14.665 7,05 07. Padang Rumput Alang-alang 17.012 17.012 8,18 08. Hutan Sejenis 28.165 28.165 13,54 09. Hutan Belukar 15.206 15.206 7,31 10. Hutan Lebat 104.368 104.368 50,17 11. Lain Lain 1.471 1.471 0,71 JUMLAH 208.048 208.048 100,00 Sumber: BPS 2004

3.3 Iklim dan Hidrologi

Data curah hujan dari stasiun Balai Benih Lantara no. 442 C memperlihatkan rata rata curah hujan tahunan sekitar 1.826 mm dengan kisaran dari 1.229 – 2.593 mmtahun dan rata rata curah hujan bulanan berkisar dari 70 - 222 mmbulan lihat Gambar 5. Distribusi curah hujan bulanan tersebut menunjukkan bahwa daerah kabupaten Polewali- mandar mempunyai tipe iklim A dan B berdasarkan tipe iklim Schmit dan Ferngunson yaitu mempunyai 3 bulan musim kemarau Juli-September, 9 bulan basah terjadi pada Nopember Juni dengan curah hujan relatif cukup tinggi. NERACA AIR DI WILAYAH KABUPATEN POLEWALI MAMASA 0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des BULAN --- mm --- Curah hujan ET0 ET50 Gambar 5. Neraca air di kabupaten Polewali- mandar Selanjutnya kondisi hidrologis menunjukkan bahwa daerah aliran sungai DAS bersifat dendritik dengan arahan dari utara ke selatan mengalir ke teluk Mandar. Sungai yang cukup besar dan panjang adalah: sungai Maloso dengan panjang 110 km, bermuara pada Mampie dengan lebar muara 470 meter; sungai Paku dengan panjang 90 km yang bermuara pada kecamatan Labuang dengan lebar muara 60 meter; sungai Tinambung dengan panjang 60 km yang membelah kelurahan Tinambung dengan lebar muara 110 meter yang mempunyai potensi transportasi sungai. Selain itu, terdapat sungai sungai lainnya yang hanya mengalirkan air pada musim penghujan seperti Sabangsubik, Uai Tawang, Tamangalle, Balanipa, Oting, Parappe, Labasang, Matakali, Maddate, Lantora, Salu Mandalang, Teteake Rea, Binuang, Mirring dan Silopo. Pergerakan angin pada daerah pesisir dipengaruhi oleh musim. Pada musim hujan atau musim barat, angin bertiup dari arah kabupaten Majene dengan kekuatan sedang hingga kuat. Angin dengan kekuatan sedang terjadi pada perairan pantai bagian barat kecamatan Campalagian dan Tinambung sedangkan bagian pantai timur Polewali dan Wonomulyo kekuatan angin sangat kuat. Selanjutnya, pada musim kemarau atau musim timur angin bertiup dari kabupaten Pinrang disebelah selatan dengan kekuatan sedang yang terjadi pada sia ng hingga sore dan umumnya terjadi pada bulan Mei dan Agustus.

3.4 Kependudukan