tanpa mengurangi kepuasan konsumen akan meningkatkan efisiensi. Ada dua ukuran yang dipakai untuk mengukur efisiensi, yaitu :
a Efisiensi operasional, efisiensi ini terjadi bila mengalirnya produk
dari produsen ke konsumen, atau bilamana rasio input-output maksimal. Efisiensi ini menekankan pada minimisasi biaya untuk
melakukan fungsi pemasaran. b
Efisiensi harga, efisiensi harga terjadi apabila masing-masing partisipan dalam sistem pemasaran responsif terhadap harga yang
terajadi. Efisiensi ini menekankan pada harga antar berbagai tingkat lembaga pemasaran dalam mengalokasikan komoditas dari
produsen ke konsumen yang disebabkan oleh perubahan tempat, waktu atau bentuk komoditas. Melalui efisiensi harga dapat dilihat
integrasi pasar, yaitu seberapa jauh harga komoditas pada suatu tingkat lembaga pemasaran dipengaruhi oleh harga di tingkat
lembaga pemasaran lainnya. Untuk melihat efisiensi pemasaran dapat digunakan kedua pendekatan
tersebut atau menggunakan salah satu macam pendekatan. Ukuran efisiensi operasional dicerminkan oleh biaya pemasaran dan marjin pemasaran. Efisiensi
harga dicerminkan oleh korelasi harga jual produk sebagai adanya pergerakan produk tersebut dari pasar yang satu ke pasar yang lainnya.
2.8.1. Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran merupakan perbedaan harga yang diterima oleh produsen dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Marjin pemasaran dapat
dikatakan sebagai salah satu indikator yang dianggap cukup berguna untuk mengukur suatu tingkat efisiensi.
Tomek dan Robinson 1977 mendefinisikan marjin pemasaran sebagai berikut a marjin pemasaran merupakan perbedaan harga antara produsen dan
konsumen, dan b marjin pemasaran merupakan kumpulan balas jasa yang diterima oleh lembaga pemasaran. Dalam marjin pemasaran terdapat dua
komponen yaitu komponen biaya pemasaran dan komponen keuntungan lembaga pemasaran.
2.8.2. Bagian Harga yang Diterima Produsen Producer’s Share
Penanganan terhadap fungsi-fungsi pemasaran yang kurang efisien dapat menyebabkan biaya pemasaran menjadi tinggi, karena tujuan lembaga adalah
mencari keuntungan, maka biaya pemasaran itu dilimpahkan pada produsen atau konsumen dengan menekan harga di tingkat produsen dan meningkatkan harga di
tingkat konsumen. Kondisi ini mengakibatkan perbedaan harga marjin antara produsen dan konsumen. Suatu proses pemasaran dikatakan berjalan dengan
efisien apabila tercipta kepuasan bagi semua pihak, yaitu produsen, konsumen dan lembaga pemasaran yang menghubungkan antara keduanya. Adanya efisiensi
dalam pemasaran akan menyebabkan pengurangan biaya-biaya pemasaran, sehingga memperkecil perbedaan harga yang diterima produsen dengan harga
yang dibayarkan konsumen. Analisis tentang producer’s share bermanfaat untuk mengetahui bagian
harga yang diterima oleh produsen dari harga yang dibayarkan oleh konsumen. Producer’s share dirumuskan sebagai berikut :
100 x
Pk Pp
Ps =
Keterangan : Ps : Producer’s share
Pp : Harga di tingkat produsen
P
k
: Harga di tingkat konsumen
2.8.3. Rasio Keuntungan dan Biaya
Tingkat efisiensi sebuah sistem pemasaran dapat dilihat dari penyebaran marjin pemasaran, producer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya
pemasaran. Dengan semakin merata penyebaran marjin pemasaran dan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran, maka secara teknis operasional sistem
pemasaran tersebut semakin efisien. Untuk mengetahui penyebaran rasio keuntungan dan biaya, pada masing-masing lembaga pemasaran dapat dirumuskan
sebagai berikut Rasio Keuntungan Biaya = LC
Keterangan : L : Keuntungan Lembaga pemasaran C : Biaya pemasaran
2.9. Kerangka Pemikian