Latar Belakang Analisis kinerja saluran pemasaran industri kecil tahu (kasus pengrajin tahu kelurahan Pasir Jaya, kecamatan Bogor Barat)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri kecil merupakan bagian dari industri nasional yang saat ini berkembang pesat BPS, 2005. Pembangunan industri kecil antara lain ditujukan untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi lemah, memperkuat dan meratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan devisa negara dan menunjang serta memperluas stabilitas nasional yang dinamis dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional. Usaha pengembangan industri kecil yang disertai dengan melakukan program kebijakan merupakan pilihan potensial yang menarik dalam program pembangunan ekonomi rakyat, Berdasarkan data potensi dan perkembangan sektor industri Kota Bogor, tercatat bahwa banyaknya industri kecil pangan pada tahun 2003 adalah 2.657 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 19.742 orang dan nilai investasi sebesar Rp. 29,029 milyar. Pada tahun 2004 terjadi peningkatan jumlah industri kecil sebesar 54 unit usaha dengan peningkatan jumlah tenaga kerja dan nilai investasi masing-masing sebesar 130 orang dan Rp. 925 milyar. Dengan demikian total unit usaha dalam industri kecil Kota Bogor pada tahun 2004 adalah 2.711 unit, sedangkan jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak 19.872 orang dengan nilai investasi sebesar Rp. 29,954 milyar seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Potensi dan Perkembangan Sektor Industri Kecil Pangan Kota Bogor Tahun 2003 dan 2004 Tahun 2003 Tahun 2004 Unit usaha unit 2.657 2.711 Tenaga Kerja orang 19.742 19.872 Investasi milyar 29.029 29.954 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, 2005 Industri tahu merupakan jenis usaha yang dapat digolongkan sebagai industri kecil karena berskala ukuran kecil, meningkatkan keikutsertaan masyarakat, tenaga kerja dan faktor produksi lain yang digunakannya serba terbatas, sehingga kapasitas produksinya pun terbatas. Selain itu tahu merupakan bahan pangan yang digemari, bergizi tinggi, dan harganya dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada tahun 2004 terdapat 60 unit industri kecil tahu yang tersebar di seluruh Kota Bogor dengan sentra produksi di daerah Bogor Barat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, 2004. Industri kecil tahu yang ada di Kota Bogor sebagian besar merupakan usaha informal yaitu belum memiliki ijin usaha dari pemerintah, hanya sebagian kecil yaitu 23 unit usaha yang merupakan usaha formal atau telah memiliki ijin usaha dari pemerintah, hal ini dikarenakan banyaknya persyaratan yang harus dilengkapi seperti Ijin Mendirikan Bangunan IMB dimana sebagian besar dari mereka tidak memilikinya. Sampai saat penelitian dilakukan tidak ada masalah yang dihadapi para pengrajin tahu mereka dapat tetap berproduksi meskipun tidak meiliki ijin usaha, tetapi Dinas Perindustrian Kota Bogor tetap menggalakkan pentingnya memiliki ijin usaha sehingga mereka dapat berproduksi dengan tenang karena telah mendapat ijin usaha dari pemerintah. Bahan baku utama pembuatan tahu adalah kedelai yang merupakan komoditas tanaman pangan penting selain tanaman pangan utama lainnya. Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi masyarakat karena harganya yang relatif terjangkau. Produksi kedelai nasional di Indonesia beberapa tahun terakhir cenderung menurun, namun sejak tahun 2004 terlihat adanya peningkatan kembali. Penurunan produksi ini, terjadi sejak tahun 2000 yang disebabkan oleh masuknya kedelai impor dengan harga murah dalam jumlah besar. Sebagai sumber protein yang murah, konsumsi kedelai akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Konsumsi kedelai saat ini rata-rata sekitar 8,97 kgkapitatahun, dan kebutuhan kedelai dalam negeri saat ini sekitar 1,95 juta ton BPS, 2005. Sejak tahun 2000 hingga saat ini , rata-rata impor kedelai Indonesia mengalami peningkatan seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi, Kebutuhan dan Impor Kedelai Tahun 2000-2004 Tahun Luas Panen Ha Produktivitas KuHa Produksi Ton Kebutuhan Ton Impor Ton 2000 824.484 12,34 1.017.634 1,863,775 1,277,683 2001 678.848 12,18 826,932 1,881,147 1,136,419 2002 544.522 12,36 673,056 1,902,865 1,365,253 2003 526.796 12,75 671,6 1,924,804 1,192,717 2004 564.883 12,8 723,199 1,947,000 1,115,793 2005 611.094 12,95 791,587 Sumber : BPS, 2005 Keterangan : : Angka Ramalan II BPS Hasil kajian Badan Pusat Statistik 2004 menunjukkan bahwa sekitar 88 persen kebutuhan kedelai dalam negeri diserap oleh industri pengolahan tahu dan tempe. Kedelai juga merupakan bahan baku untuk industri pakan ternak dalam bentuk bungkil kedelai,tauco, susu kedelai dan makanan ringan. Dalam setiap usaha, kegiatan pemasaran merupakan hal yang sangat penting karena didalamnya mencakup berbagai kegiatan yang menyebabkan barang bergerak ke pasar daerah konsumen. Adanya jarak antara produsen dan konsumen akhir akan memerlukan keterlibatan beberapa pedagang perantara untuk menyalurkan produk dari produsen ke tangan konsumen akhir. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen akan mengakibatkan relatif panjangnya saluran pemasaran yang dapat mengakibatkan tingginya harga beli yang harus dibayar oleh konsumen akhir. Industri kecil tahu di Kecamatan Bogor Barat merupakan sentra dari Industri tahu di Kota Bogor seperti terlihat pada Tabel 3 bahwa 65,63 pengrajin tahu yang berada di Kota Bogor berada di kawasan Kecamatan Bogor Barat khususnya Kelurahan Pasir Jaya. Tabel 3. Data Pengrajin Tahu di Kota Bogor Tahun 2005 No. Alamat Pengrajin orang Persentase 1. Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat 21 65,63 2. Kelurahan Sindangrasa, Kecamatan Bogor Timur 6 18,75 3. Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara 4 12,5 4. Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Selatan 1 3,13 Jumlah 32 100,00 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, 2005

1.2. Perumusan Masalah