Penelitian Terdahulu Mengenai Pemasaran

Tabel 4. Komposisi Zat Gizi Tahu per 100 gram Bahan Zat Gizi Zat Gizi Jumlah Energi kalori 68.00 Protein gram 7.80 Lemak gram 4.6 Karbohidrat gram 1.6 Kalsium mg 124.00 Fosfor mg 63.00 Besi mg Vitamin A RE Vitamin B mg Vitamin C mg 0.06 Air gram 84.80 Abu gram 0.70 Sumber : Standar Nasional Indonesia Menurut Standar Nasional Indonesia, tahu merupakan produk makanan yang berbentuk lunak yang dibuat melalui proses pengolahan kedelai dengan cara pengendapan proteinnya dengan atau tanpa tambahan bahan lain yang diizinkan. Syarat mutu tahu adalah sebagai berikut : 1. Bau dan rasa : normal 2. Warna : putih atau kuning bersih 3. Kadar abu : maksimum 1 4. Kadar protein : minimum 9 5. Kadar serat kasar : maksimum 0.1

2.3. Kajian Penelitian Terdahulu

2.3.1. Penelitian Terdahulu Mengenai Pemasaran

Silvanie 2003 melakukan penelitian mengenai analisis efisiensi saluran pemasaran wortel dan bawang daun di Desa Citeko dan Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Hasil penelitiannya adalah bahwa di Desa Citeko dan Desa Batulayang terdapat empat saluran pemasaran, yaitu : saluran I petani menjual hasil panennya melalui perantara tengkulak untuk disalurkan kembali kepada pedagang grosoir yang akan dibelik oleh pedagang pengecer. Saluran II, petani mejual hasil panennya ke tengkulak yang kemudian dijual kembali ke pedagang pengecer. Saluran pemasaran III, petani menjual hasil panennya langsung ke padagang grosir yang kemudian dijual kembali ke pedagang pengecer. Saluran pemasaran IV, petani menjual hasil panennya langsung ke pedagang pengecer tanpa melalui perantara apapun. Sebagian besar petani menjual wortel dan bawang daun melalui tengkulak, hal ini dianggap lebih mudah karena petani tidak perlu melakukan kegiatan panen dan perbedaaan keuntungan yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan apabila petani menjual sendiri hasil panennya ke pasar. Berdasarkan perhitungan marjin pemasaran, saluran pemasaran wortel dan bawang daun yang paling efisien adalah sama-sama terdapat pada saluran pemasaran II karena memiliki marjin pemasaran terkecil. Namun rasio keuntungan biaya tertinggi dan keuntungan terbesar yang dapat diterima petani pada pemasaran wortel dan bawang daun sama-sama diperoleh dari saluran pemasran IV, maka saluran pemasaran IV merupakan saluran pemasaran yang paling menguntungkan bagi petani wortel dan bawang daun. Efisiensi saluran pemasaran wortel dan bawang daun di Kecamatan Cisarua dapat tercapai jika saluran pemasaran yang digunakan adalah saluran pemasaran II, namun jika prioritas yang ingin dicapai adalah peningkatan pendapatan petani maka alternatif saluran pemasaran yang dapat digunakan adalah saluran pemasaran IV. Berdasarkan perhitungan farmer’s share dan rasio keuntungan biaya, komoditi bawang daun lebih menguntungakan untuk ditanam. Namun jika dibandingkan dengan produksi wortel di desa-desa lain di Kecamatan Cisarua, Desa Citeko dan Desa Batulayang memiliki jumlah produksi yang lebih besar sehingga wortel masih menguntungakn untuk ditanam.

2.3.2. Penelitian Terdahulu Mengenai Industri Kecil