9. Pewarnaan
Untuk tahu putih, maka proses pembuatan berakhir pada tahap pengirisan, akan tetapi untuk tahu kuning proses pembuatan tahu berlanjut dengan proses
pewarnaan. Proses pewarnaan tahu menggunakan pewarna alami yaitu kunir yang telah dihaluskan. Kunir yang telah dihaluskan dididihkan bersama air, kebutuhan
kunir adalah 1 kg per 10 kg kedelai. Setelah air mendidih maka tahu yang telah diiris dimasukkan ke dalam air kunir sampai meresap.
4.4.4. Biaya Produksi pada UsahaTahu
Biaya produksi pada usaha tahu ini terdiri dari semua biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin untuk keperluan produksinya. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan
tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tetap setiap kali proses produksi. Periode produksi ditentukan dalam hari karena pengrajin memproduksi
tahu setiap hari. Biaya tidak tetap adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah setiap kali proses produksi, terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan bakar, biaya
sewa tempat produksi dan mesin penggiling, dan biaya tenaga kerja.
1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang diperlukan pengrajin dalam memproduksi tahu adalah kedelai. Besarnya biaya untuk membeli kedelai tergantung pada banyaknya
kedelai yang akan diolah. Harga kedelai yang berlaku pada saat penelitian bermacam-macam yaitu berkisar antara Rp.3.500kg sampai Rp. 4.000kg,
tegantung tempat di mana pengrajin membeli kedelai, apakah dari KOPTI atau dari tokogrosir.
Selain kedelai, diperlukan juga garam dan kunir dalam proses pembuatan tahu. Harga garam pada waktu penelitian adalah Rp.2000kg, sedangkan harga
kunir adalah Rp.1400kg. Untuk mengolah satu jirangan 10 kg kedelai dibutuhkan garam sebanyak 1.5 kg dan kunir 1 kg.
2. Biaya Bahan Bakar
Bahan bakar yang dapat digunakan untuk memproduksi tahu tidak hanya minyak tanah, tetapi bisa menggunakan kayu bakar dan tempurung kelapa. Pada
umunya pengrajin di Kelurahan Pasir Jaya menggunakan kayu bakar karena harganya lebih murah dibandingkan minyak tanah. Selain itu bahan bakar yang
digunakan adalah solar untuk mesin penggiling tetapi tidak suma pengrajin mengeluarkan biaya ini karena tidak semua pengrajin memiliki mesin penggiling.
3. Biaya Sewa Tempat Produksi dan Mesin Penggiling
Tidak semua pengrajin mengeluarkan biaya ini. Biasanya pengrajin yang mengolah bahan baku 200 kg per hari memiliki sendiri tempat produksi dan mesin
penggiling. Untuk pengrajin yang mengolah bahan baku 200 kg biasa menyewa tempat produksi dan mesin penggiling. Biaya sewa ini dihitung per jirangan
kedelai yang diolah yaitu Rp 2.500 per jirangan dengan ampas sisa pengolahan menjadi milik si pemilik pabrik.
4. Biaya Tenaga Kerja
Tidak semua pengrajin menggunakan tenaga kerja luar keluarga dalam memproduksi tahu. Pengrajin kecil yang mengolah bahan baku 40 kg per hari
biasanya memproduksi sendiri dengan dibantu oleh istri atau anaknya. Untuk pengrajin yang memiliki skala usaha cukup besar yaitu mengolah bahan baku 200
kg sampai 300 kg per hari menggunakan tenaga kerja 5-7 orang. Sistem pengupahan yang diberlakukan oleh para pengrajin berbeda satu sama lain, besar
upah tersebut antara lain Rp 1500jirangan untuk memotong tahu, Rp
2500jirangan untuk menyaring kedelai yang sudah menjadi bubur , Rp 3500jirangan mengaduk kedelai yang sedang di masak.
5. Biaya Penyusutan Alat