ukuran ini yang akan menentukan harga jualnya. Penentuan harga tahu di Kelurahan Pasir Jaya yang dihasilkan per jirangan kedelai dapat dilihat pada
uraian di bawah ini : •
1 jirangan menghasilkan 950 potong tahu, maka harga jual tahu adalah Rp. 90 per potong.
• 1 jirangan menghasilkan 800 potong tahu, maka harga jual tahu adalah Rp.
100 per potong. •
1 jirangan menghasilkan 600 potong tahu, maka harga jual tahu adalah Rp. 200 per potong.
Penentuan harga di lembaga pemasaran yang satu akan berbeda dengan lembaga pemasaran yang lainnya. Pedagang yang ada di pasar akan menjual tahu-
tahu tersebut dengan harga yang lebih tinggi dari harga jual pengrajin yaitu sebesar Rp 20 sampai dengan Rp 50 per potong tahu. Harga jual tahu yang
ditetapkan oleh pedagang gorengan dan siomay tentu akan berbeda dengan harga jual dari pengrajin karen. Hal ini disebabkan dibutuhkan pengolahan lebih lanjut
dari tahu menjadi tahu siomay dan gorengan yang membutuhkan biaya produksi.
5.3.3. Praktek-praktek dalam Menjalankan Fungsi Pemasaran
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran antara lain fungsi pertukaran yang terdiri dari pembelian dan
penjualan, fungsi fisik yang terdiri dari pengangkutan, bongkar muat, pengolahan, pengemasan, serta fungsi fasilitas yang terdiri dari penanggungan resiko dan
informasi pasar. Tabel 11 menyajikan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran.
Tabel 11. Fungsi-fungsi Pemasaran yang Dilakukan Oleh Masing-masing Lembaga Pemasaran Tahu di Kelurahan Pasir Jaya, Tahun 2006
Fungsi Pemasaran
Pengrajin Pedagang
Sayur Keliling
Pedagang Gorengan
Pedagang Siomay
Pedagang di Pasar
Pengrajin yang
menjual sendiri
Fungsi Pertukaran
1. Pembelian -
v v
v v
- 2. Penjualan
v v
v v
v v
Fungsi Fisik 1. Pengangkutan
v v
- -
- v
2. Bongkar Muat v
v -
- -
v 3. Pengolahan
- -
v v
- -
4. Pengemasan -
v v
v v
v Fungsi Fasilitas
1. Penanggungan Resiko
v -
v v
- v
2. Informasi Harga
v -
- -
v v
Keterangan : v melakukan fungsi pemasaran - tidak melakukan fungsi pemasaran
Pengrajin sebagai lembaga pemasaran pertama melakukan fungsi pertukaran yaitu penjualan, fungsi fisik yaitu pengangkuta n dan bongkar muat,
serta fungsi fasilitas yaitu penanggungan resiko dan informasi harga. Pedagang sayur keliling melakukan fungsi pertukaran berupa penjualan dan pembelian,
fungsi fisik berupa pengangkutan, bongkar muat, dan pengemasan. sedangkan untuk informasi harga pedagang sayur keliling dapat menentukan harga jual
berapa saja kepada konsumennya tanpa memberikan informasi harga yang sebenarnya. Pedagang-pedagang di pasar tidak melakukan fungsi fasilitas berupa
penanggungan resiko karena tidak ada tahu yang tidak laku terjual, maka tahu tersebut dikembalikan kepada pengrajin.
Pedagang gorengan dan siomay melakukan fungsi pertukaran yaitu pembelian dan penjualan, fungsi fisik berupa pengolahan dan pengemasan tetapi
tidak melakukan pengangkutan dan bongkar muat karena telah diantar oleh pengrajin.
Pedagang-pedagang yang ada di pasar melakukan fungsi pertukaran berupa pembelian dan penjualan, fungsi fisik berupa pengemasan, tidak
melakukan pengangkutan dan bongkar muat karena fungsi tersebut dilakukan oleh pengrajin yang mengantarkan tahu ke pedagang-pedagang yang ada di pasar.
Selain itu, pedagang di pasar melakukan pula fungsi fasilitas berupa informasi harga, karena pedagang ini bersifat terbuka mengenai harga baik itu kepada
pengrajin maupun kepada pengecer lainnya dan konsumen. Pengrajin yang menjual sendiri produknya mereka melakukan fungsi
pertukaran berupa pembelian, fungsi fisik berupa pengangkutan, bongkar muat, dan pengemasan, serta fungsi fasilitas berupa penanggungan resiko dan informasi
harga. Dalam menjalankan fungsinya, lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat tidak ditemukan melakukan kecurangan seperti curang timbang, potongan
timbangan, dan potongan harga.
5.4. Efisiensi Pemasaran