7
1.5 Manfaat dan Dampak Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat dan dampak yang besar terhadap perkembangan dan kemajuan agribisnis anggrek di Indonesia.
Perkiraan manfaat hasil penelitian diantaranya: 1
Tersedianya teknologi embriogenesis somatik berbasis bioreaktor yang efektif dan efisien yang mampu penyediaan benih bermutu pada skala
komersial. 2
Tersedianya benih Dendrobium bermutu produk nasional dalam jumlah yang cukup yang mampu menekan laju impor benih dan mensubstitusi
produk impor yang saat ini banyak mewarnai pasar Nasional. 3
Tersedianya teknologi dasar yang penting untuk penelitian dan pengembangan yang lebih mendalam pada berbagai aspek, terkait dengan
pemuliaan, anatomi, fisiologi, bioteknologi seluler hingga perekayasaan genetikanya.
4 Meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK
perbanyakan masal anggrek di Indonesia Perkiraan dampak hasil penelitian diantaranya:
1 Meningkatnya produktivitas Dendrobium Indonesia baik kuantitas maupun
kualitas. 2
Meningkatnya daya saing produk Dendrobium Indonesia baik di pasar lokal, regional maupun global.
3 Meningkatnya pemanfaatan, penyebarluasan dan sosialisasi Dendrobium
produk Indonesia, khususnya dipasar lokal. 4
Menurunnya ketergantungan pelaku agribisnis anggrek terhadap produk- produk impor.
5 Meningkatnya peluang ekspor produk-produk Dendrobium Indonesia ke
pasar regional dan internasional. Meningkatnya pendapatan dan manfaat semua pelaku agribisnis Dendrobium Indonesia.
6 Meningkatnya kontribusi sektor pertanian, khususnya agribisnis benih
anggrek terhadap peningkatan dan pertumbuhan perekonomian Nasional Secara keseluruhan penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan protokol
perbanyakan masal benih Dendrobium secara in vitro melalui embriogenesis somatik berbasis aplikasi bioreaktor yang efektif dan efisien. Aplikasi lebih lanjut
teknologi ini diharapkan dapat menjadi alat yang efektif dan efisien untuk penyediaan benih bermutu Dendrobium produk asli Indonesia. Dengan semakin
banyaknya jenis Dendrobium produk asli Indonesia yang disiapkan ketersediaan benih bermutunya diharapkan dapat memberikan manfaat dan dampak yang nyata
terhadap perkembangan dan kemajuan agribisnis Dendrobium di Indonesia bagi semua pelakunya. Pada gilirannya Dendrobium produk-produk Nasional dapat
menjadi tuan di negeri sendiri dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Nasional melalui peningkatan aktivitas agribisnis anggrek yang makin tinggi dan ekspor
produk anggrek yang makin besar ke luar negeri.
8
1.6 Kebaruan Penelitian
Hasil penelitian yang disajikan pada disertasi ini meliputi aspek bioteknologi, fisiologi, dan biologi tentang berbagai permasalahan terkait
pengembangan teknologi perbanyakan tanaman secara in vitro dalam rangka penyediaan benih Dendrobium bermutu skala masal dan berkesinambungan dan
solusi pemecahannya melalui serangkaian penelitian yang dilakukan di laboratorium. Adapun poin-poin kebaruan yang berhasil diperoleh dari penelitian
ini meliputi:
1 Metode induksi kalus embriogenik KE Dendrobium terkait penggunaan
kultivar, jenis eksplan, komposisi media, sistem kultur, dan kondisi kultur.
2 Metode proliferasi awal KE Dendrobium terkait teknik proliferasi,
periodeumur kultur, media, dan sistem kultur. 3
Informasi pola pertumbuhan dan proliferasi KE Dendrobium terkait periodeumur kultur starter teroptimal untuk produksi masal dalam
sistem bioreaktor. 4
Metode proliferasi KE Dendrobium menggunakan sistem kultur cair terkait penggunaan umur kultur, media, dan kepadatan kalus dalam
rangka penyiapan kultur starter teroptimal 5
Metode produksi KE Dendrobium skala masal menggunakan airlift bioreactor
terkait informasi umur kalus, komposisi media, tingkat aerasi, dan kepadatan kalus.
6 Metode regenerasi KE Dendrobium mulai dari tahap diferensiasi,
perkecambahan, pembesaran plantlet, dan aklimatisasi plantlet terkait informasi penggunaan suhu dan lama penyimpanan untuk pengeringan
KE Dendrobium dan komposisi media yang digunakan.
1.7 Ruang lingkup Penelitian
Penelitian difokuskan untuk: 1 optimasi induksi kalus embriogenik KE Dendrobium
; 2 studi pola pertumbuhan KE; 3 optimasi proliferasi KE sebagai kultur starter yang optimal untuk bioreaktor; 4 optimasi produksi masal KE
menggunakan airlift bioreactor; dan 5 mengoptimasi regenerasi embrio somatik. Secara ringkas lingkup dan rencana penelitian disajikan pada diagram alir di
bawah ini:
9
Gambar 1.2. Diagram alir kegiatan penelitian
INISIASI KALUS EMBRIOGENIK KE KE
PROLIFERASI AWAL KE PADA SISTEM KULTUR PADAT
PROLIFERASI KEKULTUR STARTER
Sistem kultur cair dalam Erlenmeyer 100 mL
PRODUKSI MASAL KE DALAM BIOREAKTOR
DIFERENSIASI KE PERKECAMBAHAN EMBRIO SOMATIK ES
PEMBESARAN MINI-PANTLET MINIPLANTLET
AKLIMATISASI PLANTLET PERTUMBUHAN BIBIT DI RUMAH
OPTIMASI
STUDI POLA PERTUMBUHAN
KE
OPTIMASI
PERIODE KULTUR
OPTIMASI
OPTIMASI OPTIMASI
OPTIMASI Galur-galur sel
cell lines
Galur-galur sel terseleksi
Informasi pola pertumbuhan KE
Kultur starter
galur sel terseleksi
KE terseleksi skala masal
Kecambahmini plantlet terseleksi
Plantlet terseleksi
Benih bermutu OPTIMASI
B E
NIH De
n drobi
u m
B E
RM UTU
S KAL
A M ASAL
PROTO KO
L T
E KNO
L OG
I
PERB AN
YA KAN M
A S
AL B E
NIH
De n
drobi u
m B
E RM
UT U
Tahapan penelitian Optimasi perlakuan
Hasil Hasil akhir penelitian
11
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Penyebaran
Dendrobium merupakan anggrek yang tumbuh menyebar di Asia Selatan,
India, dan Srilangka. Di Asia Timur, Dendrobium banyak dibudidayakan oleh masyarakat Jepang, Taiwan, dan Korea. Di Asia Tenggara, tanaman ini menjadi
andalan Thailand, Indonesia, dan Filipina. Anggrek ini juga menyebar luas ke Papua Nugini, Selandia Baru, dan Tahiti. Kebanyakan tanaman ini tumbuh liar di
daerah tropis seperti Asia. Dalam jumlah terbatas anggrek ini ditemukan di Selatan Amerika Serikat dan daerah jajahan Inggris Anonim 2005a. Sementara
beberapa spesies Dendrobium yang ditemukan di Indonesia diantaranya adalah: Dendrobium acuminatissimum, D. bifalce, D. macrophyllum, D. faciferum, D.
crumenatum, D. lasianthera, D. phalaenopsis,
dan D. kelamense Soetopo 2009. Menurut Dressler Dodson 2000, klasifikasi anggrek Dendrobium adalah
sebagai berikut: Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae Kelas
: Monocotyledoneae Ordo
: Orchidales Famili
: Orchidaceae Subfamili : Epidendroideae
Suku : Epidendreae
Subsuku : Dendrobiinae Genus
: Dendrobium Spesies : D. bifalce, D. macrophyllum, D. statriotes, D. antennantum, D.
canaliculatum , D. discolor, D. gouldii, D. johannis, D. lineale,
dan D. strebloceras, dll. Genus Dendrobium mempunyai keragaman yang sangat besar, baik habitat,
ukuran, bentuk umbi semu pseudobulb, daun maupun warna bunganya. Spektrum penyebarannya luas, mulai dari dataran rendah Kalimantan hingga kaki
pegunungan Himalaya di ketinggian 3800 m di atas permukaan laut dpl. Berdasarkan cara hidupnya, sebagian besar Dendrobium bersifat epifit, namun ada
pula yang hidup sebagai litofit Bechtel et al. 1992. Habitatnya koral di pantai, tanah, batu-batuan, atau menempel pada pepohonan epifit seperti mangrove,
kelapa, dan karet. Tumbuh b
aik pada ketinggian 0−500 m dpl dengan kelembapan 60−80 Waston 2004.
2.2 Morfologi Anggrek Dendrobium
Seperti anggrek lainnya, Dendrobium memiliki bagian-bagian seperti bunga, buah, daun, batang, dan akar. Bunga Dendrobium terdiri dari: 1 Sepal
kelopak bunga . Sepal berjumlah 3 helai, berbentuk lanset, meruncing atau
membulat, dan ukuran bervariasi. Sepal tengah disebut dengan sepallum dorsalis atau kelopak punggung. Sementara dua sepal samping disebut sepal lateralis atau
kelopak samping. Dasar sepal bersatu membentuk segitiga dengan taji; 2 Petal mahkota bunga
. Petal berjumlah 3 helai. Petal ketiga dibagian tengah