31
sistem kultur dan kondisi inkubasi dalam rangka pembuatan galur sel unggul Dendrobium
yang akan dijadikan sebagai tanaman model untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Diharapkan dari penelitian ini dihasilkan protokolmetode
induksi KE Dendrobium yang efektif dan efisien yang mampu menghasilkan KE secara mudah, cepat dan dalam jumlah banyak dan galur selKE terseleksi.
3.2 Bahan dan Metode
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan dan Rumah Kaca Anggrek Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung, Pacet, Cianjur, mulai bulan
Maret hingga Agustus 2013.
3.2.1 Bahan dan Alat
Bahan kimia yang digunakan ialah komponen media MS dan VW Merck, Germany, zpt TDZ, BA, NAA, dan Kinetin Phytotech, USA, gelrite
Duchefa-Biochemie, Netherland, sukrosa Merck, Germany, vitamin niacin, pyridoxine HCl, thiamin, myo inositol Phytotech, USA, alkohol 96, Natrium
klorida NaOCl Bayclin-Johnson Home Hygiene Products Ltd, Indonesia, Tween-20 Sigma-Aldrich, St. Gallen, Germany dan air destilasi.
Alat yang digunakan adalah autoclave Pressure Sterilizer Model No.1941X, Foundry Co. Inc., WI, USA, laminar air flow cabinet Labconco,
USA, timbangan analitik Sartorius BP 1200, Germany; Explorer Ohaus, Switzerland, pH meter Model 420A Thermo Orion, USA, syringe Sacorex
173, Swiss, hot plate stirer Heidolph MR 3001 K, Germany, pinset Yamaco, Japan, pisau kultur BB511 Aesculap AG Co. KG AM, Germany, scalpel
Yamaco, Japan, orbital shaker GFL 3017, Germany, mikroskop epifluoresen Nikon-Labophot-2, Japan, mikroskop stereo Stemi SV8 Zeiss, Germany,
mikroskop inverted Belengineering SRL, Italy, lux meter Lutron LX 101, Taiwan, thermo-hygrometer Haar-Synth-Hygro, Germany, lampu SL-
Shinyoku, Indonesia, microtome Kedee, China, dan kamera digital Nikon DX 40, Japan; Panasonic DMC-FZ7-Lumix, Japan.
Tanaman donor yang digunakan ialah: 1 D. ‘Gradita 10’ D. Sonia ‘Deep
Pink ’ x D. aksesi 1265, hasil persilangan pemulia anggrek Balai Penelitian
tanaman Hias yang dirilis pada tahun 2010; 2 D. Indonesia Raya ’Ina’ D. ‘Kim
Bora’ x D. ‘Wee Lian’, hasil persilangan pemulia swasta asal Malang ‘Wirakusumah Silamurti’ yang dirilis pada tahun 2006, diperoleh dari Edward and
Frans Orchids Malang; dan 3 D. Sonia ’Earsakul’ D. ‘Caesar’ x D. ‘Tommy
Drake’ diperoleh dari Pusat Pengembangan Benih Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Kehutanan Provinsi DKI Jakarta Gambar 3.1; Lampiran 1,2,
dan 3.
32
A D. ‘Gradita 10’, B D. Indonesia Raya ’Ina’, dan C D. Sonia ’Earsakul’
Gambar 3.1. Tiga kultivar Dendrobium yang digunakan dalam penelitian
3.2.2 Pemeliharaan Tanaman Donor di Rumah Kaca
Tanaman dipelihara dalam pot kecil diameter 15 cm berisi campuran arang sekam dan potongan akar pakis 1:1, v v
-1
dan ditempatkan di rumah kaca dengan suhu siang 30
–37°C dan suhu malam 15–21°C, kelembaban relatif RH 60–90 pada siang hari dan 75
–90 pada malam hari yang diukur menggunakan thermo- hygrometer , dan pencahayaan 12 jam foto periode dengan intensitas cahaya 175
– 350
μmol m
-2
s
-1
selama musim kemarau April-Oktober dan 30- 100 μmol m
-2
s
-1
November-Maret yang diukur menggunakan digital lux meter. Tanaman donor dipelihara dengan penyiraman tiap hari dan pemupukan tiap 2 minggu
menggunakan pupuk cair yang mengandung 2 g L
-1
NPK 20:20:20 dan 2 mL L
-1
Bio Sugih. Tanaman berumur 18 bulan dengan pertumbuhan vegetatif yang optimal dan menghasilkan tunas baru yang vigor dan sehat berukuran 7-10 cm
dipilih sebagai sumber eksplan.
3.2.3 Persiapan Eksplan, Pengkulturan, dan Inkubasi Kultur
Tunas dari lapangan ± 7 –10 cm yang sehat, vigor, dan bebas hama
penyakit disterilisasi menggunakan 10, 5, dan 1 NaOCl dengan penambahan 0.2 tween-20 masing-masing selama 10, 5, dan 1 menit dan dibilas
menggunakan akuadest steril. Mata tunas lateral 0.5 –1.0 cm dipotong berbentuk
kubus dan dikulturkan pada medium Winarto-Teixeira WT Winarto et al. 2011 yang mengandung 2 mg L
-1
TDZ, 0.5 mg L
-1
BA dan 0.02 mg L
-1
NAA. Proses regenerasi mulai dari inisiasi kalus hingga terbentuk plantlet dengan 3-4 daun dan
tinggi 3-5 cm yang siap digunakan sebagai donorsumber eksplan disajikan pada Gambar 3.2.
A B
C A
A
33
A kriteria tunas yang digunakan sebagai eksplan tunas sehat dan vigor dengan tinggi 7-10 cm, B isolasi mata tunas lateral, C D pengkulturan mata tunas untuk inisiasi kalus danatau
plbs, E F proliferasi plbs pada media cair, G pemanenan plbs, H regenerasi plantlet pada media padat, I pemanenan plantlet umur ± 3 bulan, dan J kriteria plantlet yang digunakan
sebagai sumber eksplan.
Gambar 3.2. Proses regenerasipembentukan plantlet dari eksplan mata tunas lateral tanaman Dendrobium untuk sumber eksplan.
A. Plantlet sebagai sumber eksplan umur ± 3 bulan dengan 3-4 daun dan tinggi 3-5 cm, B daun termuda plantlet DP, dan C tunas pucuk TP dan tunas lateral TL plantlet.
Gambar 3.3. Kriteria dan bagian plantlet yang digunakan sebagai eksplan untuk inisiasi KE Dendrobium.
Bagian plantlet tiga kultivar Dendrobium D. ‘Gradita 10’, D. Indonesia
Raya ’Ina’, dan D. Sonia ’Earsakul’ umur ± 3 bulan dengan 3-4 daun dan tinggi 3-5 cm diisolasi dengan cara membuang daun terluar satu per satu menggunakan
pisau kultur dengan menyisakan daun termudabagian dalampucuk daun di bawah mikroskop stereo. Selanjutnya tiga jenis eksplan [tunas pucuk TP ± 0.3 mm,
mata tunas lateral TL ± 2 mm, dan daun termuda DP ± 4 mm] dikulturkan
A B
C
A B
C D
E F
G
H I
J
C C