Persiapan Media dan Inkubasi Kultur

132 Tabel 8.4. Pengaruh interaksi waktu dan suhu pengeringan terhadap perkecambahan embrio somatik D. Indonesia Raya ‘Ina’ Waktu pengeringan Waktu inisiasi kecambah hari Jumlah kecambah per gerombol 5±2 ° C 18±2 ° C 24±2 ° C 5±2 ° C 18±2 ° C 24±2 ° C 3 hari 26.9 b 21.4 b 22.2 c 22.7 a 28.1 a 22.7 a 7 hari 24.3 b 19.3 b 31.7 b 24.2 a 31.2 a 17.6 b 10 hari 35.8 a 35.8 a 40.6 a 14.6 b 18.3 b 7.6 c 14 hari 0.0 c 37.1 a 0.0 d 0.0 c 9.7 c 0.0 d KK

8.55 8.12

10.77 9.02

9.66 10.51

Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Duncan’s New Multiple Range Test DMRT pada taraf 5. Pada percobaan ini, berbagai kombinasi perlakuan juga diuji dan berhasil ditemukan bahwa pengeringan KE selama 3 dan 7 hari yang diletakkan pada suhu 18 ± 2°C merupakan kombinasi perlakuan yang paling sesuai untuk regenerasi dan perkecambahan ES. Kombinasi perlakuan ini mampu menekan kontaminasi dan pencoklatan kalus masing-masing 0-8.3 dan 0-10, dengan 17.7-19.7 hari waktu inisiasi ES, 34.1-35.9 ES per gerombol, 19.3-21.4 hari waktu inisiasi perkecambahan dan 28.1-31.2 kecambah ES per gerombol. Hasil terendah diferensiasi KE menjadi ES dan perkecambahan ES ditunjukkan oleh waktu pengeringan 14 hari pada 24 ± 2 °C dengan kontaminasi yang tinggi hingga 100 dan 85.8 pencoklatan eksplan yang menyebabkan kematian eksplan Tabel 8.3 dan 8.4; Gambar 8.4A dan 8.4B.

8.3.1.2 Pengaruh Media terhadap Diferensiasi KE dan Perkecambahan ES D. Indonesia Raya ‘Ina’

Variasi media memberikan pengaruh nyata terhadap regenerasi dan perkecambahan ES D. Indonesia Raya ‘Ina’ hasil perbanyakan menggunakan airlift bioreactor . Regenerasi dan perkecambahan ES terbaik ditemukan pada MK-2 medium ½ MS yang ditambah 0.05 mg L -1 BA dengan waktu inisiasi ES tercepat 15.3 hari, 87.7 pembentukan ES, 44.5 ES per gerombol, 19.4 hari inisiasi perkecambahan ES, 92.1 ES berkecambah, dan 41.0 kecambah ES per gerombol Tabel 8.5; Gambar 8.5. Media terbaik berikutnya adalah MK-6 2 g L - 1 Growmore + 0.05 mg L -1 BA, MK-4 12 MS + 0.05 mg L -1 BA + 150 mL L -1 AK dan MK-8 2 g L -1 Growmore + 0.05 mg L -1 BA + 150 mL L -1 AK yang berdasarkan uji statistik juga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan MK-2. Regenerasi dan perkecambahan ES terendah ditemukan pada MK-1 dan MK-5 12 MS dan 2 g L -1 Growmore tanpa BA Tabel 8.5. Berdasarkan ada-tidaknya pertumbuhan yang menyimpang, media MK-6 merupakan media yang sesuai untuk menghasilkan persentase kecambah normal tinggi ≥ 1 cm; 2-3 daun tertinggi hingga 91.5 dengan 8.5 kecambah abnormal 1.2 roset dan 7.3 hiperhidrik. MK-2 menghasilkan persentase kecambah normal 85.1 dengan 11.0 roset dan 3.9 hiperhidrik. Persentase kecambah normal tinggi lebih dari 85 yang lain ditemukan pada MK-8 dan MK-4 Gambar 8.6 dan 8.7. Penelitian ini juga membuktikan bahwa perbanyakan KE menggunakan bioreaktor tetap mampu menghasilkan kecambah ES normal yang tinggi. 133 Gambar 8.5. Regenerasi kalus embriogenik dan perkecambahan embrio somatik D. Indonesia Raya ‘Ina’ pada media MK-2 medium ½ MS + 0.05 mg L -1 BA + 20 g L -1 gula + 7 g L -1 agar A proses regenerasi kecambah normal, B proses regenerasi kecambah hiperhidrik, C proses regenerasi kecambah rosetgiant. Gambar 8.6. Kecambah normal dan abnormal D . Indonesia Raya ‘Ina’.