Pengaruh Kultivar dan Sistem Kultur Terhadap Inisiasi KE Dendrobium Pengaruh Kultivar dan Kondisi Inkubasi Terhadap Inisiasi KE Dendrobium

41 Gambar 3.6. Pengaruh kultivar terhadap inisiasi kalus embriogenik Dendrobium IM-1 medium ½ MS + 1 mg L -1 TDZ + 0.5 mg L -1 BA Kontrol, IM-2 medium ½ MS + 1 mg L -1 TDZ +1 mg L -1 BA, IM-3 medium ½ MS + 1.5 mg L -1 TDZ + 0.5 mg L -1 BA, IM-4 medium ½ MS + 1.5 mg L -1 TDZ + 1 mg L -1 BA, IM-5 VW + 1 mg L -1 Thiamin + 2 mg L -1 TDZ + 1 mg L -1 Kinetin, IM-6 VW + 2 mg L -1 TDZ + 0.5 mg L -1 Kinetin, IM-7 VW + 1 mg L -1 TDZ + 1 mg L -1 Kinetin, dan IM-8 VW + 1 mg L -1 TDZ + 0.5 mg L -1 Kinetin. Gambar 3.7. Pengaruh media terhadap inisiasi kalus embriogenik Dendrobium a a a a b b 20 40 60 80 100 120 Kemampuan Regenerasi Kalus Embriogenik D. Sonia Earsakul D. Indonesia Raya Ina D. Gradita 10 b b a 5 10 15 20 Waktu Inisiasi Kalus hari D. Sonia Earsakul D. Indonesia Raya Ina D. Gradita 10 b a c 1 2 3 4 Ukuran Kalus mm3 D. Sonia Earsakul D. Indonesia Raya Ina D. Gradita 10 b a c 0.1 0.2 0.3 0.4 Bobot Basah Kalus g D. Sonia Earsakul D. Indonesia Raya Ina D. Gradita 10 a b a ab a a a b b c b c bc cd c d 20 40 60 80 100 120 Kemampuan Regenerasi Kalus Embriogenik IM-1 IM-2 IM-3 IM-4 IM-5 IM-6 IM-7 IM-8 c c cd b d a cd c b cd ab c a cd a d 5 10 15 20 Waktu Inisiasi Kalus hari Ukuran Kalus mm3 IM-1 IM-2 IM-3 IM-4 IM-5 IM-6 IM-7 IM-8 b b a b cd d c c 0.1 0.2 0.3 0.4 Bobot Basah Kalus g IM-1 IM-2 IM-3 IM-4 IM-5 IM-6 IM-7 IM-8 E A A B C D E B C D 42

3.3.2 Pembahasan

Hasil empat kegiatan penelitian yang dilakukan secara simultan terbukti bahwa inisiasi KE Dendrobium sangat dipengaruhi oleh adanya perbedaan genotipe, jenis eksplan, sistem kultur, kondisi inkubasi eksplan dan jenis media Hasil penelitian ini sekaligus memperkuat beberapa hasil penelitian sebelumnya yang telah dilaporkan Meesawat Kanchanapoom 2002; Martin Madassery 2006; Anjum et al. 2006; Roy et al. 2007; Zhao et al. 2008; Mei et al. 2012; Rafique et al. 2013. Kesesuaian semua faktor tersebut menjadi penentu keberhasilan induksi KE anggrek ini. Pada penelitian ini terbukti bahwa D . Indonesia Raya ‘Ina’ memiliki respon inisiasi KE terbaik dibanding D. Sonia ‘Earsakul’ dan D. ‘Gradita 10’ dengan kisaran persentase regenerasi eksplan 89.1 sd 99.7, pembentukan KE antara 87.5 sd 98.7 dan ukuran KE 3.02 sd 4.23 mm 3 . Hasil penelitian ini sekaligus memperkuat hasil-hasil penelitian sebelumnya, bahwa keberhasilan inisiasi KE sangat dipengaruhi oleh genotipekultivar yang digunakan Chung et al. 2007; Khosravi et al. 2008; Zhao et al. 2008; Winarto Rachmawati 2013; Rachmawati et al. 2014. Perbedaan pengaruh genetik ini disebabkan karena perbedaan kontrol genetik dari masing-masing varietaskultivar. Perbedaan susunan gen pada tiap genotipe mempengaruhi kemampuan sel dan jaringan setiap kultivar dalam menyerap dan merespon komposisi media dan zpt yang diberikan untuk menginduksi terjadinya KE. Menurut Wattimena et al. 1992 terdapat sekelompok gen tertentu yang mengatur konsentrasi yang efektif dari zat-zat yang dapat mendorong pertumbuhan dan metabolisme dalam sel, dimana zat-zat pendorong pertumbuhan yang dibutuhkan oleh setiap jenis tanaman bervariasi antar genotipe. Selain itu regenerasi dan perkembangan organ adventif dan embrio somatik juga sangat ditentukan oleh varietas tanaman induk dan diduga terdapat korelasi positif antara pertumbuhan kultivar secara ex vitro di lapangan dengan kemampuan tumbuhnya secara in vitro. Perbedaan respon genotipe dalam pembentukan KE juga dilaporkan pada penelitian lain. Martin Madassery 2006 melaporkan bahwa D . ‘Sonia 17’ memiliki respon induksi persentase plbs mencapai 55 dengan jumlah plbs mencapai 8.3 per eksplan dibanding D . ‘Sonia 28’. D. ‘Jayakarta’ memiliki respon embriogenesis lebih baik dibanding D. ‘Zahra FR 62’ dan D. Gradita 31’ Winarto 2012. Pada anggrek lain, Phalaenopsis ‘Reichentea’ lebih responsif dibanding P. ‘Little Steve’, P. ‘Wedding March’, P. ‘Wedding Promenade’, P. ‘Snow Parade’ dan P. ‘Hanaboushi’ dengan persentase pembentukan KE mencapai 73.4 Tokuhara Mii 2001, P. ‘Snow Parade’ lebih baik dibanding P. ‘Wedding Promenade’ dalam pembentukan plbs hingga 3620 plbs Tokuhara Mii 2003; P. ‘inny Sunshine ‘Annie’ dibanding P. ‘Taisuco Hatarot’, P. Taipei Gold ‘Golden Star’, dan P. Tinny Galaxy ‘Annie’ dengan 85 persentase pembentukan plbs dengan jumLah plbs per eksplan mencapai 12 plbs Park et al. 2002a; P. ‘Hwa Feng Red Jewel’ dibanding Doritaenopsis ‘Mount Beauty’ dan Dtp._’Su’s Red Lip’Liu et al. 2006; P. amabilis dibanding P. nebula dengan persentase embriogenesis mencapai 80 Gow et al. 2009; Phalaenopsis klon D 802.28 menunjukkan persentase regenerasi eksplan hingga 46 dengan 2.4 embrio per eksplan, namun pada P. KD 69.274 meski memiliki persentase regenerasi hanya mencapai 41.8 namun memiliki jumlah embrio per eksplan mencapai 4.2