11
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Penyebaran
Dendrobium merupakan anggrek yang tumbuh menyebar di Asia Selatan,
India, dan Srilangka. Di Asia Timur, Dendrobium banyak dibudidayakan oleh masyarakat Jepang, Taiwan, dan Korea. Di Asia Tenggara, tanaman ini menjadi
andalan Thailand, Indonesia, dan Filipina. Anggrek ini juga menyebar luas ke Papua Nugini, Selandia Baru, dan Tahiti. Kebanyakan tanaman ini tumbuh liar di
daerah tropis seperti Asia. Dalam jumlah terbatas anggrek ini ditemukan di Selatan Amerika Serikat dan daerah jajahan Inggris Anonim 2005a. Sementara
beberapa spesies Dendrobium yang ditemukan di Indonesia diantaranya adalah: Dendrobium acuminatissimum, D. bifalce, D. macrophyllum, D. faciferum, D.
crumenatum, D. lasianthera, D. phalaenopsis,
dan D. kelamense Soetopo 2009. Menurut Dressler Dodson 2000, klasifikasi anggrek Dendrobium adalah
sebagai berikut: Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae Kelas
: Monocotyledoneae Ordo
: Orchidales Famili
: Orchidaceae Subfamili : Epidendroideae
Suku : Epidendreae
Subsuku : Dendrobiinae Genus
: Dendrobium Spesies : D. bifalce, D. macrophyllum, D. statriotes, D. antennantum, D.
canaliculatum , D. discolor, D. gouldii, D. johannis, D. lineale,
dan D. strebloceras, dll. Genus Dendrobium mempunyai keragaman yang sangat besar, baik habitat,
ukuran, bentuk umbi semu pseudobulb, daun maupun warna bunganya. Spektrum penyebarannya luas, mulai dari dataran rendah Kalimantan hingga kaki
pegunungan Himalaya di ketinggian 3800 m di atas permukaan laut dpl. Berdasarkan cara hidupnya, sebagian besar Dendrobium bersifat epifit, namun ada
pula yang hidup sebagai litofit Bechtel et al. 1992. Habitatnya koral di pantai, tanah, batu-batuan, atau menempel pada pepohonan epifit seperti mangrove,
kelapa, dan karet. Tumbuh b
aik pada ketinggian 0−500 m dpl dengan kelembapan 60−80 Waston 2004.
2.2 Morfologi Anggrek Dendrobium
Seperti anggrek lainnya, Dendrobium memiliki bagian-bagian seperti bunga, buah, daun, batang, dan akar. Bunga Dendrobium terdiri dari: 1 Sepal
kelopak bunga . Sepal berjumlah 3 helai, berbentuk lanset, meruncing atau
membulat, dan ukuran bervariasi. Sepal tengah disebut dengan sepallum dorsalis atau kelopak punggung. Sementara dua sepal samping disebut sepal lateralis atau
kelopak samping. Dasar sepal bersatu membentuk segitiga dengan taji; 2 Petal mahkota bunga
. Petal berjumlah 3 helai. Petal ketiga dibagian tengah
12
merupakan bagian yang menyatu dan membentuk bibir bunga. Umumnya petal berbentuk lebih bulat dan lebih besar serta bertektur halus dibanding sepal. Warna
petal hampir sama dengan sepal, kecuali pada petal yang membentuk bibir bunga warnanya lebih cerah; 3 Pollinia atau polen alat kelamin jantan. Polen
Dendrobium
berjumlah 4, tersusun dalam 2 rostellum kecil dan berbentuk bulat. Ukuran beragam mulai dari besar, kecil, bahkan sangat halus. Pollinia berwarna
kuning pucat hingga kuning cerah dan muncul pada bagian atas tugu; 4 Gymnosternum atau putik alat kelamin betina
. Gymnosternum berada di dalam tugu; 5 Ovari bakal buah; 6 bibir labellum. Bagian ini merupakan
perkembangan dari petal ketiga. Pada beberapa spesies ukuran bibir biasanya membesar dan berwarna lebih cerah. Umumnya bibir terbelah menjadi 3 dan
bagian dasar menyatu dengan taji bunga; 7 Lidah; 8 Tugu bunga column. Merupakan tempat berkumpulnya atau wadah alat kelamin bunga. Tugu terletak
dibagian tengah antara bunga jantan dan betina; 9 Mentum; dan 10 Taji kaki tugu
Gambar 2.1 Anonim 2005a. Pembuahan terjadi bila polen diserbukkan ke bagian putik dari bunga lain.
Penyerbukan alami dilakukan oleh hewan penyerbuk seperti serangga, sedangkan penyerbukan buatan dilakukan oleh manusia. Buah terbentuk 3-4 bulan. Setelah
matang, buah pecah dibagian tengah. Buah Dendrobium berwarna hijau, berukuran besar, dan menggembung dibagian tengah. Bentuknya seperti kapsul
yang terbelah menjadi 6 bagian. Tiga diantaranya berasal dari rusuk sejati sedangkan sisanya tempat melekat 2 tepi daun buah yang berlainan. Ditempat
menyatunya tepi daun buah itu terbentuk biji-biji anggrek. Biji anggrek tidak memiliki endosperm, sehingga untuk perkecambahan biji anggrek membutuhkan
gula dan senyawa lain dari lingkungannya.
Gambar 2.1. Bunga Dendrobium dan bagian-bagiannya Anonim 2005a Dendrobium
memiliki daun berbentuk lanset, lanset ramping, dan lanset bulat. Ukuran dan ketebalannya bervariasi. Daun keluar dari ruas batang dan
setiap ruas muncul 1-2 helai. Posisi daun berhadap-hadapan atau berpasangan. Namun, beberapa spesies letak daun duduk berhadapan dalam satu ruas. Selama 1
siklus hidupnya, Dendrobium mengalami 2-3 periode pertumbuhan, yaitu vegetatif, generatif, dan dormansi pada beberapa spesies. Lama setiap periode
tergantung spesies dan habitatnya.
13
Pola pertumbuhan batang anggrek Dendrobium bertipe simpodial, artinya memiliki pertumbuhan ujung batang terbatas. Batang ini tumbuh terus dan akan
berhenti setelah mencapai batas maksimum. Batang Dendrobium umumnya beruas-ruas dengan panjang yang hampir sama. Pada anggrek simpodial ini
terdapat penghubung yang disebut rhizoma atau batang di bawah tanah. Dari rhizoma ini akan keluar tunas anakan baru. Di antara rhizoma dan daun ada
semacam umbi yang disebut pseudobulb umbi semu yang berfungsi untuk menyimpan cadangan air dan makanan. Sebenarnya itu bukan umbi yang
sesungguhnya, tetapi hanya batang yang membesar. Ukuran maupun bentuk pseudobulb
bervariasi tergantung pada spesiesnya Anonim 2005a; Anonim 2005b.
Dendrobium mempunyai akar lekat atau akar substrat dan akar udara. Akar
lekat berfungsi sebagai penahan tanaman, sedangkan akar udara untuk kelangsungan hidup tanaman. Akar terbungkus jaringan berbentuk seperti bunga
karang. Akar sehat berwarna putih tebal, dibagian ujung akar aktif berwarna hijau cerah. Selain itu akar panjang, jumlah banyak, dan bagian ujung meruncing.
2.3 Embriogenesis Somatik
Proses pembentukan embrio embriogenesis pada tanaman dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu embriogenesis zigotik dan embriogenesis
somatik. Embriogenesis zigotik adalah proses pembentukan embrio dari zigot hasil pembuahan sel telur Gambar 2.2. Sedangkan embriogenesis somatik
adalah proses perkembangan sel somatik menjadi tanaman lengkap melalui pembentukan embrio tanpa melalui peleburan sel gamet Gambar 2.3 Slater et
al.
2003; Santos et al. 2006. Pada embriogenesis somatik, sel somatik dalam kondisi terinduksi akan menghasilkan sel-sel embriogenik, yang akan mengalami
serangkaian perubahan morfologi dan biokimia dan akhirnya terbentuk embrio somatik Jimenez 2001. Semua sel somatik di dalam tanaman mengandung seri
informasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan tanaman utuh dan fungsional, sehingga embriogenesis somatik merupakan bentuk dasar dari sifat totipotensi
total genetic potential sel, suatu sifat unik dari tanaman tingkat tinggi Quiroz- Figueroa et al. 2006.
Gambar 2.2. Perkembangan embrio zigotik pada Angiospermae Arabidopsis Arnold et al. 2002
14
a-j kotiledon normal; a-g, k-m kotiledonari akibat pembentukan globular sekunder dipermukaan embrio primer; a-f,n-p kotiledonari akibat fusi embrio
globular pada tahap awal pembentukan Sumber: Santos et al. 2006
Gambar 2.3. Jalur perkembangan embriogenesis somatik tanaman
Gambar 2.4. Tahapan embriogenesis somatik pada tanaman dikotil dan monokotil George 1996 dalam Jha dan Ghosh 2005