37
A. Inisiasi KEp pada eksplan TP ± 9.5 hari setelah kultur; hsk, B. Inisiasi KEp pada eksplan DP ± 50 hsk, dan C. Inisiasi KEs dan ESs pada eksplan TL ± 15.5 hsk. TP: tunas pucuk; DP:
daun plantlet; TL: tunas lateral; KEp: KE primer; KEs: KE sekunder; ESs: embrio somatik sekunder.
Gambar 3.5. Histologi inisiasi kalus embriogenik danatau embrio somatik pada tiga jenis eksplan Dendrobium.
Pengamatan histologi menunjukkan kalus yang membentuk sel-sel merismatik yang rapat dikenal sebagai Proembryogenic mass PEMKE dengan
ciri-ciri: sel berukuran kecil, dinding selnya tipis, isodiometrik, sitoplasma rapat, inti sel besar dan jelas, vakuola kecil, mengandung butir pati, ruang antar sel lebih
rapat, berkelompokagregat, menyerap warna kuat, dan aktivitas pembelahan sel tinggi Arnold et al. 2002; Fu et al. 2012. Terdapatnya sel-sel yang isodiametris
dan merismatik yang kemudian membentuk agregat PEMKE mengindikasikan dimulainya tahapan inisiasi embriogenesis somatik. Sel-sel ini akan berkembang
menjadi embrio globular KEp dan KEs; Gambar 3.5A, 3.5B, dan 3.5C.
3.3.1.1 Pengaruh Kultivar dan Jenis Eksplan Terhadap Inisiasi KE Dendrobium
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa perbedaan kultivar dan jenis eksplan berpengaruh nyata terhadap inisiasi KE, namun tidak terdapat pengaruh
interaksi yang nyata dari kedua perlakuan tersebut. Tiga kultivar yang diuji menunjukkan bahwa D.
Indonesia Raya ‘Ina’ merupakan kultivar yang memiliki respon terbaik pada semua peubah yang diamati, meski pengaruhnya tidak
berbeda nyata jika dibandingkan dengan D. Sonia ‘Earsakul’. Kultivar tersebut
walaupun waktu inisiasi KE lebih lambat dibanding pada D. Sonia ‘Earsakul’,
namun menunjukkan kemampuan regenerasi tertinggi hingga 89.1 dengan 87.5 KE, 0.28 g bobot basah dan 3.15 mm
3
ukuran KE Gambar 3.2. Sementara dari 3 jenis eksplan yang diuji, TP merupakan jenis eksplan yang paling sesuai
untuk inisiasi KE dibanding TL dan DP. Jenis eksplan ini menunjukkan waktu inisiasi KE terpendek hingga 9.5 hari setelah kultur dengan 98.2 kemampuan
regenerasi, 89.0 KE, 0.33 g bobot basah dan 3.4 mm
3
ukuran KE Tabel 3.2. Sedangkan respon terendah dalam inisiasi KE ditunjukkan oleh D.
‘Gradita 10’ dan DP sebagai sumber eksplan.
38
Tabel 3.2. Pengaruh kultivar dan jenis eksplan terhadap inisiasi KE Dendrobium
Perlakuan Waktu
inisiasi KE hari
Kemampuan regenerasi
eksplan Pembentukan
KE Bobot
basah KE g
Ukuran KE
mm
3
Kultivar D.
Sonia ‘Earsakul’ 11.0 b
84.7 a 78.3 b
0.27 a 3.10 a
D . Indonesia Raya ‘Ina’ 13.5 b
89.1 a 87.5 a
0.28 a 3.15 a
D . ‘Gradita 10’
36.7 a 68.2 b
53.4 c 0.16 b
1.55 b KK
7.67 6.79
8.03 8.15
7.88 Jenis eksplan
Tunas pucuk TP 9.5 a
98.2 a 89.0 a
0.33 a 3.40 a
Tunas lateral TL 15.5 a
90.2 a 64.9 b
0.26 b 2.67 b
Daun termuda DP 50.1 b
38.7 b 27.6 c
0.17 c 1.66 c
KK 6.33
7.27 8.27
7.15 8.43
Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama untuk masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata berdasarkan
Duncan’s New Multiple Range Test DMRT pada taraf 5. KE kalus embriogenik.
3.3.1.2 Pengaruh Kultivar dan Sistem Kultur Terhadap Kemampuan Inisiasi KE Dendrobium
Pada percobaan ini, perlakuan kultivar dan sistem kultur juga menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan kemampuan inisiasi KE, namun tidak
terdapat interaksi yang nyata antar perlakuan. Meski waktu inisiasi KE 10.7 hsk dan kemampuan regenerasi eksplan 94.3 yang lebih baik ditunjukkan oleh D.
Sonia ‘Earsakul’, namun persentase KE hingga 89.4, 0.29 g bobot basah dan 3.02 mm
3
ukuran KE ditunjukkan oleh D . Indonesia Raya ‘Ina’. Sementara sistem
kultur padat merupakan sistem kultur yang sesuai untuk inisiasi KE dibanding sistem kultur cair. Perlakuan ini mampu menginisiasi pembentukan KE lebih
cepat hingga 8.3 hsk dengan 96.3 kemampuan regenerasi eksplan, 90.7 KE, 0.34 g bobot basah dan 0.36 mm
3
ukuran KE Tabel 3.3. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa D.
‘Gradita 10’ dan sistem kultur cair menunjukkan respon terendah dalam inisiasi KE.
Tabel 3.3. Pengaruh kultivar dan sistem kultur terhadap inisiasi KE Dendrobium
Perlakuan Waktu
inisiasi KE hari
Kemampuan regenerasi
eksplan Pembentukan
KE Bobot
basah KE g
Ukuran KE
mm
3
Kultivar D.
Sonia ‘Earsakul’ 10.7 b
94.3 a 86.3 a
0.27 a 2.94 a
D . Indonesia Raya ‘Ina’
12.7 b 91.5 a
89.4 a 0.29 a
3.02 a D
. ‘Gradita 10’ 24.4 a
72.2 b 63.2 b
0.18 b 1.98 b
KK 11.72
8.36 9.78
8.15 9.43
Sistem Kultur Padat
8.3 b 96.3 a
90.7 a 0.34 a
3.59 a Cair
17.7 a 79.7 b
68.3 b 0.21 b
2.19 b KK
10.90 5.05
6.54 9.04
8.89 Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama untuk masing-masing perlakuan
tidak berbeda nyata berdasarkan Duncan’s New Multiple Range Test DMRT pada taraf 5. KE kalus
embriogenik.