Peubah Pengamatan Bahan dan Metode

42

3.3.2 Pembahasan

Hasil empat kegiatan penelitian yang dilakukan secara simultan terbukti bahwa inisiasi KE Dendrobium sangat dipengaruhi oleh adanya perbedaan genotipe, jenis eksplan, sistem kultur, kondisi inkubasi eksplan dan jenis media Hasil penelitian ini sekaligus memperkuat beberapa hasil penelitian sebelumnya yang telah dilaporkan Meesawat Kanchanapoom 2002; Martin Madassery 2006; Anjum et al. 2006; Roy et al. 2007; Zhao et al. 2008; Mei et al. 2012; Rafique et al. 2013. Kesesuaian semua faktor tersebut menjadi penentu keberhasilan induksi KE anggrek ini. Pada penelitian ini terbukti bahwa D . Indonesia Raya ‘Ina’ memiliki respon inisiasi KE terbaik dibanding D. Sonia ‘Earsakul’ dan D. ‘Gradita 10’ dengan kisaran persentase regenerasi eksplan 89.1 sd 99.7, pembentukan KE antara 87.5 sd 98.7 dan ukuran KE 3.02 sd 4.23 mm 3 . Hasil penelitian ini sekaligus memperkuat hasil-hasil penelitian sebelumnya, bahwa keberhasilan inisiasi KE sangat dipengaruhi oleh genotipekultivar yang digunakan Chung et al. 2007; Khosravi et al. 2008; Zhao et al. 2008; Winarto Rachmawati 2013; Rachmawati et al. 2014. Perbedaan pengaruh genetik ini disebabkan karena perbedaan kontrol genetik dari masing-masing varietaskultivar. Perbedaan susunan gen pada tiap genotipe mempengaruhi kemampuan sel dan jaringan setiap kultivar dalam menyerap dan merespon komposisi media dan zpt yang diberikan untuk menginduksi terjadinya KE. Menurut Wattimena et al. 1992 terdapat sekelompok gen tertentu yang mengatur konsentrasi yang efektif dari zat-zat yang dapat mendorong pertumbuhan dan metabolisme dalam sel, dimana zat-zat pendorong pertumbuhan yang dibutuhkan oleh setiap jenis tanaman bervariasi antar genotipe. Selain itu regenerasi dan perkembangan organ adventif dan embrio somatik juga sangat ditentukan oleh varietas tanaman induk dan diduga terdapat korelasi positif antara pertumbuhan kultivar secara ex vitro di lapangan dengan kemampuan tumbuhnya secara in vitro. Perbedaan respon genotipe dalam pembentukan KE juga dilaporkan pada penelitian lain. Martin Madassery 2006 melaporkan bahwa D . ‘Sonia 17’ memiliki respon induksi persentase plbs mencapai 55 dengan jumlah plbs mencapai 8.3 per eksplan dibanding D . ‘Sonia 28’. D. ‘Jayakarta’ memiliki respon embriogenesis lebih baik dibanding D. ‘Zahra FR 62’ dan D. Gradita 31’ Winarto 2012. Pada anggrek lain, Phalaenopsis ‘Reichentea’ lebih responsif dibanding P. ‘Little Steve’, P. ‘Wedding March’, P. ‘Wedding Promenade’, P. ‘Snow Parade’ dan P. ‘Hanaboushi’ dengan persentase pembentukan KE mencapai 73.4 Tokuhara Mii 2001, P. ‘Snow Parade’ lebih baik dibanding P. ‘Wedding Promenade’ dalam pembentukan plbs hingga 3620 plbs Tokuhara Mii 2003; P. ‘inny Sunshine ‘Annie’ dibanding P. ‘Taisuco Hatarot’, P. Taipei Gold ‘Golden Star’, dan P. Tinny Galaxy ‘Annie’ dengan 85 persentase pembentukan plbs dengan jumLah plbs per eksplan mencapai 12 plbs Park et al. 2002a; P. ‘Hwa Feng Red Jewel’ dibanding Doritaenopsis ‘Mount Beauty’ dan Dtp._’Su’s Red Lip’Liu et al. 2006; P. amabilis dibanding P. nebula dengan persentase embriogenesis mencapai 80 Gow et al. 2009; Phalaenopsis klon D 802.28 menunjukkan persentase regenerasi eksplan hingga 46 dengan 2.4 embrio per eksplan, namun pada P. KD 69.274 meski memiliki persentase regenerasi hanya mencapai 41.8 namun memiliki jumlah embrio per eksplan mencapai 4.2 43 Winarto et al. 2013a, Hasil-hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa tiap genotipe memiliki respon yang berbeda dalam kultur in vitro, termasuk dalam inisiasi KE. Respon spesifik dalam kultur in vitro tanaman juga ditunjukkan oleh sumber eksplan yang digunakan, yang dipengaruhi oleh umur fisiologi eksplan dan kesesuaiannya dengan media kultur Martin Madassery 2006; Anbari et al. 2007; Sinha Jahan 2011; Aryati et al. 2015. Eksplan yang digunakan akan mempengaruhi pertumbuhan atau kecepatan pertumbuhan tanaman secara in vitro Efendi Khumaida 2011. Pada penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa daun muda plantlet merupakan eksplan terbaik dibanding mata tunas dan daun dari tanaman lapang dengan pembentukan KE mencapai 80 dan waktu inisiasi KE 26.3 hari Rachmawati et al. 2014. Batang lebih baik sebagai sumber eksplan dibanding daun dan akar dalam pembentukan KE Lang Hang 2006. Pada penelitian ini TP sebagai sumber eksplan pada inisiasi KE mampu menstimulasi kemampuan regenerasi eksplan hingga 98.2, pembentukan KE 89.0 dengan bobot basah dan ukuran KE yang maksimal. Kualitas dan hasil yang maksimal pemanfaatan TP sebagai sumber eksplan dalam inisiasi KE pada kultur in vitro Dendrobium juga dibuktikan oleh Roy Benerjee 2003 pada D. fimbriatum var oculatum dengan 66.7 embriogenesis, 45.8 pada D. chrysotoxum Roy et al. 2007, 93.0 pada D. nobile Malabadi et al. 2005. Pada anggrek lain, hasil optimal embriogenesis melalui pemanfaatan TP sebagai sumber eksplan juga dilaporkan pada Phalaenopsis Tokuhara Mii 1993, 2001, dan 2003. Kemampuan regenerasi yang tinggi dari TP dalam embriogenesis diduga berkaitan dengan kondisi sel yang muda, meristematik dan kompeten. Park et al. 2002a dan Chen et al. 2004 menyatakan bahwa jaringan eksplan yang lebih muda umumnya memiliki lebih banyak sel-sel yang bersifat meristematik dan kompeten yang mudah dirangsang membentuk embrio danatau KE. Kompetensi sel tersebut diduga juga berkaitan dengan kandungan hormon endogen yang lebih tinggi pada eksplan yang masih muda Zhong et al. 2001; Panaia et al. 2004. Perbedaan sistem kultur ternyata juga memberikan pengaruh yang signifikan dalam inisiasi KE. Pada penelitian ini berhasil dibuktikan bahwa penggunaan media padat memberikan pengaruh yang optimal dalam inisiasi KE dengan regenerasi eksplan 96.3, pembentukan KE 90.7, bobot basah dan ukuran KE yang maksimal. Hasil maksimal induksi KE pada media padat diduga berkaitan dengan kondisi tumbuh eksplan yang aerob, cukup oksigen, mampu menekan penyebaran atau perpindahan senyawa fenolik dan kontaminan yang lebih baik Julkiflee et al. 2014, sementara media cair menyebabkan eksplan tumbuh dalam kondisi anaerob, tumbuh lebih lambat dengan resiko kontaminasi dan pencoklatan KE yang lebih tinggi dan menghasilkan kalus yang masifkompak organogenik. Keberhasilan inisiasi KE menggunakan media padat juga dilaporkan oleh Meesawat kanchanapoom 2002 pada D. crumenatum, Roy Banerjee 2003 pada D. fimbriatum Lindl. var aculatum Hk. f., Anjum et al. 2006 pada D. malones ‘Victory’, Zha et al. 2007 pada D. huoshanense, Zhao et al. 2008 pada D.candidum Wall ex Lindl, Khosravi et al. 2008 pada D. ‘Serdang Beauty’, Maridass et al. 2010 pada D. nanum, Mei et al. 2012 pada D. ‘Sonia-28’, Rafique et al. 2013 pada D. sabin H, dan Rachmawati et al. 2014 pada D. ‘Gradita-10’.