Pembahasan Hasil dan Pembahasan .1 Hasil Penelitian

49

4.2.1 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada tahap proliferasi awal adalah kalus embriogenik KE terseleksi umur ± 1 bulan asal eksplan tunas pucuk dan tunas samping plantlet tiga kultivar Dendrobium [D. Indonesia Raya ’Ina’ D. ‘Kim Bora’ x D. ‘Wee Lian’, D. Sonia ’Earsakul’ D. ‘Caesar’ x D. ‘Tommy Drake’, dan D. ‘Gradita 10’ D. Sonia ‘Deep Pink’ x D. aksesi 1265], media Murashige Skoog MS Murashige Skoog 1962 Merck, Germany, zat pengatur tumbuh zpt [thidiazuron 1-Phenyl-3-[1,2,3-thidiazol-5-yl] urea; TDZ dan N 6 - benzyladenine BA] Phytotech, USA, gelrite Duchefa-Biochemie, Netherland, sukrosa Merck, Germany, vitamin niacin, pyridoxine HCl, thiamin, myo inositol Phytotech, USA, air kelapa, dan akuadestilasi. Alat yang digunakan adalah autoclave Pressure Sterilizer Model No.1941X, Foundry Co. Inc., WI, USA, laminar air flow cabinet Labconco, USA, timbangan analitik Sartorius BP 1200, Germany; Explorer Ohaus, Switzerland, pH meter Model 420A Thermo Orion, USA, syringe Sacorex 173, Swiss, hot plate stirer Heidolph MR 3001 K, Germany, pinset Yamaco, Japan, pisau kultur BB 511 Aesculap AG Co. KG AM, Germany, scalpel Yamaco, Japan, orbital shaker GFL 3017, Germany, petridish diameter 6 cm, Normax, Portugal, erlenmeyer 100 mL Pyrex IWAKI TE-32, Indonesia mikroskop epifluoresen Nikon-Labophot-2, Japan, mikroskop stereo Stemi SV8 Zeiss, Germany, mikroskop inverted Belengineering SRL, Italy, lux meter Lutron LX 101, Taiwan, thermo-hygrometer Haar-Synth-Hygro, Germany, lampu SL-Shinyoku, Indonesia, microtome Kedee, China, dan kamera digital Nikon DX 40, Japan; Panasonic DMC-FZ7-Lumix, Japan.

4.2.2 Persiapan bahan tanam eksplan dan pemeliharaan kultur

Kalus embriogenik KE D . Sonia ‘Earsakul’, D. Indonesia Raya ‘Ina’ dan D . Gradita 10’ hasil inisiasi asal eksplan tunas pucuk dan tunas samping plantlet pada medium IM-3 padat ½ MS + 1.5 mg L -1 TDZ + 0.5 L -1 BA + 20 g L -1 sukrosa + 2 g L -1 gelrite selama ± 1 bulan diseleksi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. KE dengan pertumbuhan cepat, seragam, hijau segar, remah dan hiperhidrik, selanjutnya diproliferasi awal menggunakan teknik thin cross section TCS KEmemotong melintang kalus ketebalan 0.5 – 1.0 mm dan dikulturkan dalam petridish berdiameter 6 cm. Kultur diinkubasi pada kondisi 12 jam terang di bawah lampu fluorescent dengan intensitas cahaya 13 µmol m -2 s -1 pada 23.5 ± 1.1 ° C dan disubkultur 4-5 kali dengan interval 1 bulan. Khusus untuk sistem kultur cair, kultur dipelihara dengan digoyang di atas rotary table shaker dengan kecepatan ±100 rpm. Proliferasi awal KE diamati secara berkala setiap bulan hingga ± 4 bulan. KE yang memiliki kemampuan proliferasi awal yang cepat, seragam dengan penampilan hijau segar dan remah digunakan pada tahap percobaan selanjutnya. 4.2.3 Kegiatan Penelitian 4.2.3.1 Pengaruh Kultivar dan Jenis Eksplan terhadap Proliferasi Awal KE Dendrobium Bahan tanam yang diujicobakan dalam penelitian ini adalah KE terseleksi 50 hasil tahap inisiasi umur ± 1 bulan asal dua jenis eksplan dari tiga kultivar Dendrobium . Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK faktorial dua faktor. Faktor pertama adalah tiga kultivar Dendrobium D. ‘Gradita 10’, D. Indonesia Raya ’Ina’, dan D. Sonia ’Earsakul’ dan faktor kedua adalah dua jenis eksplan tunas pucukTP dan tunas sampingTL. Setiap perlakuan terdiri dari 3 petridish Ø 6 cm berisi ± 15 TCS-KE sebagai ulangan, sehingga terdapat 270 satuan percobaan. KE dikulturkan pada medium padatsemi-solid IM-3 + medium ½ MS + 1.5 mg L -1 TDZ + 0.5 mg L -1 BA dengan penambahan 150 mL L -1 air kelapa AK, 20 g L -1 sukrosa, dan 2 g L -1 gelrite.

4.2.3.2 Pengaruh Kultivar dan Sistem Kultur terhadap Proliferasi Awal KE Dendrobium

Bahan tanam yang digunakan adalah KE terseleksi hasil tahap inisiasi umur ± 1 bulan asal eksplan tunas pucuk plantlet tiga kultivar Dendrobium. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK faktorial dua faktor. Faktor pertama adalah tiga kultivar Dendrobium [D. ‘Gradita 10’, D. Indonesia Raya ’Ina’, dan D. Sonia ’Earsakul’] dan faktor kedua adalah dua sistem kultur padat dan cair. Setiap perlakuan terdiri dari 3 petridish Ø 6 cm dan atau erlenmeyer 100 mL berisi ± 15 TCS-KE sebagai ulangan, sehingga terdapat 270 satuan percobaan. TCS-KE dikulturkan pada medium padatsemi-solid IM-3 + medium ½ MS + 1.5 mg L -1 TDZ + 0.5 mg L -1 BA dengan penambahan 150 mL L -1 AK, 20 g L -1 sukrosa, dan 2 g L -1 gelrite untuk media padat.

4.2.3.3 Pengaruh Kultivar dan Media terhadap Proliferasi Awal KE Dendrobium

Bahan tanam yang digunakan adalah KE terseleksi hasil tahap inisiasi umur ± 1 bulan asal eksplan tunas pucuk plantlet tiga kultivar Dendrobium. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK faktorial dua faktor. Faktor pertama adalah tiga kultivar Dendrobium [D. ‘Gradita 10’, D. Indonesia Raya ’Ina’, dan D. Sonia ’Earsakul’] dan faktor kedua adalah empat media proliferasi awal, yaitu media dasar ½ MS dengan penambahan kombinasi 1.0 dan 1.5 mg L -1 TDZ dan 0.5 dan 1.0 mg L -1 BA. Pada semua media perlakuan ditambahkan 150 mL L -1 AK, 20 g L -1 sukrosa dan 2 g L -1 gelrite. Setiap perlakuan terdiri dari 3 petridish Ø 6 cm berisi ± 15 TCS-KE sebagai ulangan, sehingga terdapat 540 satuan percobaan.

4.2.4 Peubah Pengamatan

Peubah yang diamati ialah 1 pencoklatan kalus , data diperoleh dengan menghitung jumlah kalus yang mengalami pencoklatan dibagi dengan total kalus yang diamatiterbentuk dikalikan 100, 2 waktu inisiasi KE hari, diamati sejak TCS-KE dikultur hingga waktu terbentuknya KE baru, 3 keberhasilan pembentukan KE , data diperoleh dengan menghitung jumlah TCS KE yang membentuk KE baru dibagi dengan total TCS-KE yang dikultur dikalikan 100, 4 volume KE mm 3 , data diperoleh dengan mengukur panjang, lebar dan tinggi KE, 5 bobot basah KE gbulan, 6 pertambahan bobot basah KE gbulan, data diperoleh dengan cara bobot basah KE akhir setiap periode subkultur dikurangi bobot basah awal KE dibagi bobot basah awal KE dikalikan 100, 7 51 tingkat multiplikasi KE, dihitung dengan cara bobot basah akhir KE dibagi bobot basah awal KE, dan 8 perkembangan sel kalus KE; ES; Kecambah . Pengamatan terhadap pertumbuhan kalus selama inkubasi kultur dilakukan secara berkala per periode kultur selama 4 bulan 4 periode kultur dan data yang ditampilkan adalah nilai rata-rata dari masing-masing peubah pengamatan.

4.2.5 Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis menggunakan Analysis of Varian ANOVA dengan pengolah data SAS Release Window 9.12. Adanya perbedaan nyata nilai rata-rata perlakuan akan diuji lebih lanjut menggunakan Duncan’s New Multiple Range Test DMRT taraf kepercayaan 95 Mattjik Sumertajaya 2006. Data ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. 4.3 Hasil dan Pembahasan 4.3.1 Hasil Penelitian Proliferasi kalus embriogenik KE Dendrobium terjadi pada sel-sel perifer di permukaan KE yang pertama kali muncul dari eksplan. Proses proliferasinya diawali dengan pencoklatan eksplan kemudian diikuti oleh munculnya satu sel atau sekelompok kecil sel di permukaan TCS KE yang mengalami pencoklatan dan membentuk KE baru. Proliferasi dan pertumbuhan awal KE baru ditandai dengan semakin bertambahnya massa kalus akibat bertambah dan tumbuhnya kalus yang baru. Pertambahan massa kalus terlihat dengan ukuran diameter kalus yang semakin besar dan peningkatan bobot basah kalus Gambar 4.1. A-C: proliferasi awal KE pada sistem kultur padat dalam petridish 6 cm, D-F: proliferasi awal KE pada sistem kultur cair dalam erlenmeyer 100 mL umur 0, 2 dan 4 minggu. Gambar 4.1. Proliferasi awal dan pertumbuhan kalus embriogenik KE D. Indonesia Raya ‘Ina’. 52

4.3.1.1 Pengaruh Kultivar dan Jenis Eksplan terhadap Proliferasi Awal KE Dendrobium

TCS KE asal eksplan tunas pucuk dan tunas samping plantlet tiga kultivar yang dikulturkan pada medium IM-3 + padat ½ MS + 1.5 mg L -1 TDZ + 0.5 mg L - 1 BA dengan penambahan 150 mL L -1 air kelapa, 20 g L -1 sukrosa, dan 2 g L -1 gelrite ternyata menunjukkan kemampuan proliferasi dan pertumbuhan awal KE baru yang berbeda-beda. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perbedaan asal KE jenis eksplan dan kultivar yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap proliferasi dan pertumbuhan awal KE baru Dendrobium, tetapi tidak terdapat interaksi yang nyata antar perlakuan. Tabel 4.1. Pengaruh tunggal kultivar dan jenis eksplan terhadap proliferasi awal kalus embriogenik KE Dendrobium setelah 1 bulan inkubasi kultur Perlakuan Pencoklatan KE Waktu inisiasi KE hari Pembentukan KE Volume KE mm 3 Kultivar D. Sonia ‘Earsakul’ 10.2 b 11.2 b 89.8 a 3.10 b D. Indonesia Raya ‘Ina’ 5.8 b 9.5 b 94.2 a 3.75 a D. ‘Gradita 10 23.2 a 26.4 a 76.8 b 2.05 c KK 8.60 9.75 8.33 11.15 Jenis eksplan Tunas pucuk 2.2 b 9.0 b 97.8 a 3.90 a Tunas samping 14.8 a 13.5 a 85.2 b 2.75 b KK 9.33 10.27 9.25 10.12 Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama untuk masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata berdasarkan Duncan’s New Multiple Range Test DMRT pada taraf 5. Tabel 4.2. Pengaruh kultivar dan jenis eksplan terhadap pertumbuhan kalus embriogenik KE Dendrobium pada periode kultur 5 bulan Perlakuan Total bobot basah KE g Pertambahan total bobot basah KE g Tingkat multiplikasi KE Kultivar D. Sonia ‘Earsakul’ 9.9 b 6.6 b 3.03 b D. Indonesia Raya ‘Ina’ 11.7 a 8.0 a 3.16 a D. ‘Gradita10’ 6.3 c 3.9 c 2.63 c KK 6.65 7.65 9.65 Jenis eksplan Tunas pucuk 10.4 a 7.1 a 3.15 a Tunas samping 8.2 b 5.2 b 2.72 b KK 8.44 7.81 5.71 Bobot awal kalus umur 1 bulan : D. Sonia ‘Earsakul’ 0.27 g; D. Indonesia Raya ‘Ina’ 0.2 g; dan D. ‘Gradita ‘10’ 0.16 g. Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama untuk masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata berdasarkan Duncan’s New Multiple Range Test DMRT pada taraf 5.