Penanganan Terorisme di Amerika Sebelum tragedi 11 September 2001

34 BAB II TRAGEDI SEBELAS SEPTEMBER 2001 DI AMERIKA

2.1 Penanganan Terorisme di Amerika Sebelum tragedi 11 September 2001

Sebelum tragedi 11 September 2001 di Amerika terjadi, Penanganan terorisme di Amerika Serikat secara umum menjadi tugas Departemen Pertahanan, Departemen Luar Negeri, Federal Bureau Investigation FBI , Central Intelligence Agency CIA, dan Departemen Kehakiman. Meskipun demikian dalam kasus-kasus penanganannya tidak dipungkiri keterlibatan lembaga-lembaga pemerintah lainnya. 30 Menurut media internasional melaporkan, bahwa serangan teroris terhadap Amerika Serikat sebelum tragedi 11 September 2001 telah berlangsung beberapa kali. Diantaranya yaitu: 1. Pada tanggal 1 Maret 1973, serangan teroris terjadi di Kedutaan Amerika Serikat di Khartoum, Sudan yang menyebabkan Dutabesarnya terbunuh. Sejak itu paling sedikit setiap dua tahun, terjadi serangan teroris terhadap Amerika Serikat. 2. Pada tahun 1983, terjadi pemboman dua kali, yakni terhadap Kedutaan Amerika Serikat di Beirut pada tanggal 18 April yang menewaskan 49 orang, dan pada tanggal 23 Oktober terhadap pangkalan udara Amerika Serikat yang menyebabkan 241 orang terbunuh. Pada tahun ini juga terjadi penyerangan terhadap barak US Marine yang tergabung dalam Pasukan perdamaian PBB di Libanon. 30 Hermawan Sulistyo, Beyond Terrorism Dampak dan Tragedi Pada Masa Depan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002., Hal. 3 Universitas Sumatera Utara 35 3. Pada tanggal 5 September 1986, serangan teroris kembali menimpa Pan Am Airlines di Karachi International Airport yang menewaskan 20 orang. 4. Pada tanggal 21 September 1988, penerbangan Pan Am Airlines 103 diserang dengan melalui bom yang dikendalikan melalui radio kontrol yang menyebabkan 259 orang penumpang dan 11 orang warga sipil meninggal ketika pesawat hancur dekat Lockerbie di Skotlandia. 5. Pada tahun 1993, terjadi serangan bom mobil di Manhattan, New York dengan Maksud meledakkan World Trade Center. 6. Pada tanggal 19 April tahun 1995, merupakan kenyataan lain, dimana di Amerika Serikat sendiri muncul teroris brutal dari warga Amerika sendiri, Timothy Mc Veigh. Dia meruntuhkan gedung pemerintah federal di Oklahoma city, yang menyebabkan 168 orang meninggal dan ratusan orang luka berat. 7. Pada tanggal 18 Agustus 1998, terjadi dua pemboman yang berurutan, yaitu pertama terjadi di Kedutaan Amerika Serikat di Nairobi, Kenya yang membunuh 80 orang, dan yang kedua di Kedutaan Amerika Serikat di Dar Es Salaam, Tanzania yang menewaskan 9 orang dan lebih dari seribu orang terluka, termasuk Duta besarnya. 31 Untuk menangani berbagai peristiwa ini, Amerika Serikat melakukan upaya secara sepihak dalam melawan dan mengatasi terorisme. Adapun upaya yang telah dilakukan Amerika dalam mengatasi terorisme yaitu: 1. Mengisolasi Negara-negara yang memberi dukungan terhadap kelompok teroris agar Negara tersebut menghentikan bantuannya. 31 Ibid., Hal. 4-5. Universitas Sumatera Utara 36 2. Memperkuat peraturan dan hukum yang pada intinya melawan tindakan terorisme melalui kerjasama internasional. 3. Bersikap tegas dan menolak upaya tawar-menawar maupun negosiasi yang diminta oleh kelompok teroris. Kebanyakan tindakan terorisme terhadap Amerika Serikat dilakukan di Luar Negeri, sehingga upaya melawan terorisme internasional ini jelas memerlukan dukungan Negara-negara lain karena masalah terorisme internasional ini sangat kompleks dan harus ditanggulangi dengan kerjasama. 32 Amerika Serikat menekan Negara yang dianggap sponsor atau melindungi kelompok terorisme. Hal ini penting dilakukan karena selama masih ada dukungan dana dan modal, menyediakan tempat persembunyian, memasok senjata, maupun memberikan bantuan logistik maka upaya mengatasi dan memberantas terorisme akan sulit dilakukan. Setiap tahun Pemerintah Amerika melakukan pemetaan dan menganalisa kebijakan setiap Negara terhadap terorisme dalam tiga kelompok yang kemudian menjadi fenomena kelompok terorisme di dunia, yaitu: 1. Negara Sponsor teroris State sponsor terrorism. 2. Negara teroris State terrorism. 3. Negara yang tidak mau atau sungguh-sungguh menanggulangi kegiatan terorisme. Kebijakan yang diterapkan, apakah itu tekanan ekonomi, diplomatik maupun militer akan dilakukan dengan tindak lanjut dari hasil pemetaan dan pengelompokan tersebut terhadap Negara-negara yang terkait. Contohnya upaya 32 Serangan Terorisme di Amerika Serikat, Dapat diakses di: http:www.wikimedia.com = Lisensi Dokumentasi Bebas GNU= wikimedia Foundation.inc, Diakses tanggal 24 Oktober 2007. Universitas Sumatera Utara 37 Amerika, agar suatu Negara mau bekerjasama dengan Amerika dalam melawan terorisme adalah melalui tekanan ekonomi. Amerika akan memveto pinjaman yang akan diberikan oleh lembaga-lembaga donor internasional kepada Negara pendukung terorisme ini, sehingga Negara-negara tersebut mengalami kesulitan ekonomi dalam melakukan pembangunan nasionalnya. Tekanan ekonomi baru dihentikan setelah Negara tersebut mau mematuhi keinginan Amerika. Kuba, Iran, Lybia, Korea Utara, Sudan dan Suriah sejak tahun 1993 selalu masuk kedalam daftar Negara sponsor terorisme yang dibuat Amerika Serikat. 33 Pemerintah Amerika melalui Departemen luar negerinya, juga mempunyai program pemberian hadiah sejumlah uang sedikitnya lima juta dolar untuk pemberian informasi yang dapat mencegah aksi terorisme internasional melawan kepentingan nasional Amerika di seluruh dunia, atau informasi yang memberi petunjuk untuk menangkap pelaku kejahatan teroris tersebut. Pemerintah Amerika telah membayar lebih dari 6 miliar dolar dan berhasil menangani sekitar duapuluh kasus berdasarkan program ini. Salah satu kasus keberhasilan dari program ini adalah penangkapan teroris Ramzi Yousef tahun 1995 dan Mir Aimal Kasi tahun 1997. 34 Kebijakan Amerika yang cukup kontroversial lainnya adalah Undang- undang tentang anti terorisme yakni: Antiterrorism and Effective death Penalty Act tahun 1966 yang secara umum melegitimasi setiap kebijakan pemerintah memerangi terorisme di dalam dan di luar negeri. Termasuk dalam kewenangan pemerintah Amerika, berdasarkan Undang-undang ini adalah melakukan 33 Andrew Austin, Dibalik Kebijakan Perang Bush di Asia Tengah dan Timur Tengah, Dapat dilihat dalam Buku karya: Bern Hamm, The Bush Gang, Jakarta: PT Ina Publikatama, 2007., Hal.80-83. 34 Poltak P Nainggolan, Terorisme dan Tata Dunia Baru, Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pelayanan Informasi SEKJEN DPRRI, 2002., Hal.164-165. Universitas Sumatera Utara 38 ekstradisi para teroris yang terbukti melakukan penyerangan terhadap warga Negara dan properti Amerika untuk diadili di Amerika. Hal ini tentu saja menimbulkan polemik dalam hubungan bilateral Amerika dengan Negara lain yang tidak mudah diselesaikan karena tidak semua Negara mau menyerahkan warga negaranya untuk diadili di Amerika, terlebih lagi karena berdasarkan Undang-undang ini seseorang yang terbukti bersalah melakukan tindakan terorisme dapat dijatuhi hukuman mati. Selain itu kebijakan berupa tindakan militer juga pernah ditempuh Amerika sebelum terjadi tragedi 11 September 2001. Seperti serangan udara terhadap Iran dalam kasus peyanderaan di Kedutaan Besar Amerika di Iran tahun 1980, kemudian disusul serangan udara ke Lybia karena Negara ini dituduh Amerika dengan sengaja meledakkan sebuah tempat hiburan di Jerman yang sering dikunjungi warga Negara Amerika di tahun 1988. 35

2.2 Peristiwa Tragedi 11 September 2001 di Amerika